Jro Mangku Tewas Kesetrum
Korban Jro Mangku Sudarma, pamangku di Pura Tan Kawur, Banjar Umanyar Tengah, Desa Ababi, sering diingatkan agar berhati-hati dengan setrum.
Kerjakan Bangunan di Puri Pesarean Amlapura
AMLAPURA, NusaBali
Tukang bangunan yang juga pamangku di Pura Tan Kawur, Banjar Umanyar Tengah, Jro Mangku Sudarma alias I Ketut Sayah, 56, dari Banjar Umanyar Tengah, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, tewas kesetrum listrik saat bekerja membuat dak bangunan di Puri Pesarean, Jalan Sultan Agung Amlapura, Karangasem, Sabtu (16/2) sekitar pukul 08.00 Wita. Peristiwa tersebut terjadi ketika korban baru mulai bekerja beberapa menit, tiba-tiba badannya terpental hingga keluar asap.
Menurut rekan kerja korban, I Nyoman Putu Sayah dari Banjar Umanyar Tengah, Jro Mangku Sudarma yang sehari-hari sebagai pamangku di Pura Tan Kawur, Banjar Umanyar Tengah, sebenarnya bekerja bersama beberapa rekannya satu kampung. Namun korban lebih sering datang di tempat kerja paling pertama. Setibanya di tempat kerja, korban biasanya langsung beraktivitas atau melakukan pekerjaan yang menjadi bagiannya.
Saat kejadian kemarin, korban datang paling pertama, sehingga musibah yang dialami tidak diketahui rekan-rekan kerjanya. Pekerjaan korban adalah membangun dak untuk dicor. Untuk itu korban naik steger bangunan. Diduga ada kabel putih melintang, kabel tersebut dipindahkan oleh korban. Namun ternyata kabel beraliran listrik tersebut ada yang terkelupas dan menyentuh air, yang dipegang menggunakan tangan kiri oleh korban hingga mengakibatkan korban kesetrum listrik dan terpental jatuh dari steger. Tubuh korban juga terlilit kabel, dan bagian telapak tangan kiri mengalami luka bakar dan masih memegang kabel.
Korban yang mengenakan kaos putih, celana training merah muda, itu pertama kali diketahui saksi yang juga penghuni Puri Pesarean, AA Mas Sri Antari, 42. Saat kejadian, sebenarnya di Pura Merajan Puri Pesarean sedang ada upacara. Saksi melintas di tempat kejadian karena akan mengambil tikar untuk keperluan upacara. Sesaat kemudian saksi mendengar ada suara benda atau orang jatuh. Setelah didekati ternyata suara benda jatuh tersebut adalah badan Jro Mangku Sudarma yang terjatuh ke tanah. Saksi sempat menyaksikan kaki korban bergerak, dan kemudian berhenti. Namun saksi tidak berani mendekat, lantaran khawatir ada setrum listrik. Selanjutnya datang saksi AA Rai Yustari, 72, setelah mendengar teriakan AA Mas Sri Antari meminta tolong.
Kemudian saksi AA Mas Sri Antari melaporkan kasus itu ke Polsek Karangasem. Petugas Polsek Karangasem dipimpin Kapolsek Kompol I Nengah Berata didampingi Kanit Reskrim Iptu I Wayan Gede Wirya, melakukan olah TKP, dengan mendatangkan petugas perawat dari Puskesmas Karangasem I.
Petugas hanya menemukan luka bakar di telapak tangan kiri korban, dan luka lebam akibat terbakar di beberapa titik organ tubuhnya. Tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan, sehingga disimpulkan korban meninggal murni akibat kena setrum listrik.
Kemudian datang istri korban Ni Wayan Tunas, dan adik sepupu korban Putu Arbawa. Ni Wayan Tunas tak sanggup menahan sedih, dan belum bisa menerima kepergian suaminya untuk selamanya yang mendadak. Dia menangis histeris di Puri Pesarean, dan ditenangkan Putu Arbawa.
Usai olah TKP, petugas Public Safety Center (PSC) 119 Karangasem mengantar jenazah korban ke rumah duka di Banjar Umanyar Tengah. Rekan kerja korban I Nyoman Putu Sayah mengatakan, selama bekerja korban terbiasa menyambung kabel. Setelah selesai digunakan, kabel dikembalikan di tempat semula. “Kami sempat ingatkan korban, agar berhati-hati dengan setrum,” kata Nyoman Putu Sayah. Menurutnya, selama bekerja, korban selalu paling awal tiba di lokasi dan langsung bekerja.
Kapolsek Kompol I Nengah Berata mengatakan, meninggalnya Jro Mangku Sudarma karena kurang hati-hati bekerja, ada kabel terkelupas yang teraliri setrum diambil menggunakan tangan kiri hingga mengakibatkan nyawa korban melayang. “Ini kecelakaan kerja, korban meninggal kena setrum listrik,” kata Kompol Berata. Korban Jro Mangku Sudarma meninggal seorang istri Ni Wayan Tunas, tiga orang anak dan dua orang cucu. *k16
AMLAPURA, NusaBali
Tukang bangunan yang juga pamangku di Pura Tan Kawur, Banjar Umanyar Tengah, Jro Mangku Sudarma alias I Ketut Sayah, 56, dari Banjar Umanyar Tengah, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, tewas kesetrum listrik saat bekerja membuat dak bangunan di Puri Pesarean, Jalan Sultan Agung Amlapura, Karangasem, Sabtu (16/2) sekitar pukul 08.00 Wita. Peristiwa tersebut terjadi ketika korban baru mulai bekerja beberapa menit, tiba-tiba badannya terpental hingga keluar asap.
Menurut rekan kerja korban, I Nyoman Putu Sayah dari Banjar Umanyar Tengah, Jro Mangku Sudarma yang sehari-hari sebagai pamangku di Pura Tan Kawur, Banjar Umanyar Tengah, sebenarnya bekerja bersama beberapa rekannya satu kampung. Namun korban lebih sering datang di tempat kerja paling pertama. Setibanya di tempat kerja, korban biasanya langsung beraktivitas atau melakukan pekerjaan yang menjadi bagiannya.
Saat kejadian kemarin, korban datang paling pertama, sehingga musibah yang dialami tidak diketahui rekan-rekan kerjanya. Pekerjaan korban adalah membangun dak untuk dicor. Untuk itu korban naik steger bangunan. Diduga ada kabel putih melintang, kabel tersebut dipindahkan oleh korban. Namun ternyata kabel beraliran listrik tersebut ada yang terkelupas dan menyentuh air, yang dipegang menggunakan tangan kiri oleh korban hingga mengakibatkan korban kesetrum listrik dan terpental jatuh dari steger. Tubuh korban juga terlilit kabel, dan bagian telapak tangan kiri mengalami luka bakar dan masih memegang kabel.
Korban yang mengenakan kaos putih, celana training merah muda, itu pertama kali diketahui saksi yang juga penghuni Puri Pesarean, AA Mas Sri Antari, 42. Saat kejadian, sebenarnya di Pura Merajan Puri Pesarean sedang ada upacara. Saksi melintas di tempat kejadian karena akan mengambil tikar untuk keperluan upacara. Sesaat kemudian saksi mendengar ada suara benda atau orang jatuh. Setelah didekati ternyata suara benda jatuh tersebut adalah badan Jro Mangku Sudarma yang terjatuh ke tanah. Saksi sempat menyaksikan kaki korban bergerak, dan kemudian berhenti. Namun saksi tidak berani mendekat, lantaran khawatir ada setrum listrik. Selanjutnya datang saksi AA Rai Yustari, 72, setelah mendengar teriakan AA Mas Sri Antari meminta tolong.
Kemudian saksi AA Mas Sri Antari melaporkan kasus itu ke Polsek Karangasem. Petugas Polsek Karangasem dipimpin Kapolsek Kompol I Nengah Berata didampingi Kanit Reskrim Iptu I Wayan Gede Wirya, melakukan olah TKP, dengan mendatangkan petugas perawat dari Puskesmas Karangasem I.
Petugas hanya menemukan luka bakar di telapak tangan kiri korban, dan luka lebam akibat terbakar di beberapa titik organ tubuhnya. Tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan, sehingga disimpulkan korban meninggal murni akibat kena setrum listrik.
Kemudian datang istri korban Ni Wayan Tunas, dan adik sepupu korban Putu Arbawa. Ni Wayan Tunas tak sanggup menahan sedih, dan belum bisa menerima kepergian suaminya untuk selamanya yang mendadak. Dia menangis histeris di Puri Pesarean, dan ditenangkan Putu Arbawa.
Usai olah TKP, petugas Public Safety Center (PSC) 119 Karangasem mengantar jenazah korban ke rumah duka di Banjar Umanyar Tengah. Rekan kerja korban I Nyoman Putu Sayah mengatakan, selama bekerja korban terbiasa menyambung kabel. Setelah selesai digunakan, kabel dikembalikan di tempat semula. “Kami sempat ingatkan korban, agar berhati-hati dengan setrum,” kata Nyoman Putu Sayah. Menurutnya, selama bekerja, korban selalu paling awal tiba di lokasi dan langsung bekerja.
Kapolsek Kompol I Nengah Berata mengatakan, meninggalnya Jro Mangku Sudarma karena kurang hati-hati bekerja, ada kabel terkelupas yang teraliri setrum diambil menggunakan tangan kiri hingga mengakibatkan nyawa korban melayang. “Ini kecelakaan kerja, korban meninggal kena setrum listrik,” kata Kompol Berata. Korban Jro Mangku Sudarma meninggal seorang istri Ni Wayan Tunas, tiga orang anak dan dua orang cucu. *k16
Komentar