Kebutuhan Luas Lahan Terbanyak di Desa Sawan
Kebutuhan Luas Lahan Terbanyak di Desa Sawan
SINGARAJA, NusaBali
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida telah merampungkan tahap sosialisasi dan konsultasi publik rencana pembangunan Bendungan Tamblang di empat desa bertetangga yang terdampak, yakni Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), Desa Sawan (Kecamatan Sawan), dan Desa Bebetin (Ke-camatan Sawan), Kabupaten Buleleng. Kini tinggal menunggu izin penetapan lokasi (Penlok) dari Gubernur Bali, untuk proses ganti rugi. “Mekanisme sepert itu, intinya harus ada kesepakatan dari warga pemilik lahan, kalau lahannya disetujui untuk pembangunan Bendungan Tamblang. Setelah sepakat, baru dimohonkan izin Penlok,” kata Satuan Kerja (Satker) BWS Bali Penida untuk Pembangunan Bendungan Tamblang, Putu Sudana yang dikonfirmasi, Minggu (17/2).
Lebih lanjut, Sudana mengungkapkan, dalam sosialisasi dan konsultasi publik, warga pemilik lahan yang terdampak di empat desa bertetangga, seluruhnya sudah sepakat lahannya dimanfaatkan lokasi Bendungan Tamblang. Dalam kesepakatan itu, warga pemilik lahan tidak lagi bisa memindahkan hak kepemilikan lahan yang akan dijadikan lokasi Bendungan. “Semuanya sudah sepakat, berdasar kesepakatan itulah dimohonkan izin Penlok. Sekarang tinggal menunggu izin penlok dari Gubernur,” jelasnya.
Menurut Sudana, hasil koordiniasi dengan pihak Pemprov Bali, izin penlok dari Gubernur Bali, diperkirakan akan terbit dalam pecan ini, Selanjutkan, akan dibentuk panitia pembebasan lahan yang akan dikoordinir oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) Buleleng. Panitia ini akan mengidentifikasi dan mengukur kembali luas lahan yang dibebaskan. “Prosesnya sama dengan saat pembasan lahan shortcut Singaraja-Mengwitani. Nanti ada pengumuman, kalau nanti ada yang keberatan, tentu prosesnya lewat Pengadilan Negeri,” tandasnya.
Bendungan Tamblang ini diperkirakan membutuhkan lahan seluas 58,79 hektare, dengan luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Dari luasan itu, lahan terbanyak yang akan dibebaskan berada di Desa Sawan, seluas 38,59 hektare, kemudian di Desa Bila, 12,2 hektare, Desa Bontihing, 6,49 hektare, dan Desa Bebetin, 1,49 hektare.
Bendungan Tambalang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik, yang bersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Nilai proyek Bendungan Tamblang diperkirakan mencapai Rp 800 miliar, yang dananya bersumber dari APBN. Proyek bendungan ini ditarget rampung tahun 2022 mendatang.
Sebelumnya, di Bali sudah dibangun bendungan terbesar, yakni Bendungan Titab-Ularan. Bendungan terbesar ini berlokasi di 6 desa bertetangga dari 2 kecamatan di Buleleng Barat. Rinciannya, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan 2 desa lagi masuk wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit. Bendungan Titab-Ularan yang luasnya mencapai 64 hektare dengan kedalaman 60 meter, mampu menampung 12 juta meter kubik air. *k19
Lebih lanjut, Sudana mengungkapkan, dalam sosialisasi dan konsultasi publik, warga pemilik lahan yang terdampak di empat desa bertetangga, seluruhnya sudah sepakat lahannya dimanfaatkan lokasi Bendungan Tamblang. Dalam kesepakatan itu, warga pemilik lahan tidak lagi bisa memindahkan hak kepemilikan lahan yang akan dijadikan lokasi Bendungan. “Semuanya sudah sepakat, berdasar kesepakatan itulah dimohonkan izin Penlok. Sekarang tinggal menunggu izin penlok dari Gubernur,” jelasnya.
Menurut Sudana, hasil koordiniasi dengan pihak Pemprov Bali, izin penlok dari Gubernur Bali, diperkirakan akan terbit dalam pecan ini, Selanjutkan, akan dibentuk panitia pembebasan lahan yang akan dikoordinir oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) Buleleng. Panitia ini akan mengidentifikasi dan mengukur kembali luas lahan yang dibebaskan. “Prosesnya sama dengan saat pembasan lahan shortcut Singaraja-Mengwitani. Nanti ada pengumuman, kalau nanti ada yang keberatan, tentu prosesnya lewat Pengadilan Negeri,” tandasnya.
Bendungan Tamblang ini diperkirakan membutuhkan lahan seluas 58,79 hektare, dengan luas genangan 358.585 meter persegi dan tinggi bendungan mencapai 68 meter. Dari luasan itu, lahan terbanyak yang akan dibebaskan berada di Desa Sawan, seluas 38,59 hektare, kemudian di Desa Bila, 12,2 hektare, Desa Bontihing, 6,49 hektare, dan Desa Bebetin, 1,49 hektare.
Bendungan Tambalang diperkirakan mampu menampung air hingga 7 juta meter kubik, yang bersumber dari Tukad Daya di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Nilai proyek Bendungan Tamblang diperkirakan mencapai Rp 800 miliar, yang dananya bersumber dari APBN. Proyek bendungan ini ditarget rampung tahun 2022 mendatang.
Sebelumnya, di Bali sudah dibangun bendungan terbesar, yakni Bendungan Titab-Ularan. Bendungan terbesar ini berlokasi di 6 desa bertetangga dari 2 kecamatan di Buleleng Barat. Rinciannya, 4 desa di wilayah Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab, Desa Kekeran, Desa Busungbiu, dan Desa Telaga. Sedangkan 2 desa lagi masuk wilayah Kecamatan Seririt, masing-masing Desa Ularan dan Desa Ringdikit. Bendungan Titab-Ularan yang luasnya mencapai 64 hektare dengan kedalaman 60 meter, mampu menampung 12 juta meter kubik air. *k19
1
Komentar