Lembaga Sertifikasi Profesi Didorong Terus Bertambah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong peningkatan jumlah Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP P-1) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu implementasi amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
JAKARTA, NusaBali
"Kami terus mendorong agar jumlah LSP-P1 dari SMK terus meningkat agar peningkatan revitalisasi pendidikan vokasi dapat berjalan optimal," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad di Jakarta, Kamis (14/2) lalu.
Data Direktorat Pembinaan SMK menyebutkan bahwa saat ini terdapat 64 skema sertifikasi untuk level 2 dan level 3 yang digunakan oleh LSP-P1 SMK. Sejak 2016, kata dia, tercatat 184.816 siswa SMK yang telah memperoleh sertifikasi dari BNSP.
"Itu semua untuk memfasilitasi anak-anak kita untuk memperoleh sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri," kata dia. Menurut dia, sertifikasi menjadi kebutuhan penting untuk mendorong tingkat kebekerjaan para lulusan SMK. Hal tersebut terkait dengan pemenuhan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri atas tenaga kerja yang berkualitas.
Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Kunjung Masehat menyatakan bahwa 840 SMK telah menjadi LSP-P1. Sebanyak 125.482 sertifikasi, kata dia, dilakukan oleh SMK, sedangkan 489.906 sertifikasi dilakukan LSP Non-SMK.
Saat ini, terdapat 73.116 asesor, namun yang aktif teregistrasi di laman BSNP tercatat 17.680 orang asesor dengan 109 master asesor. Ia menyarankan agar master asesor dipilih juga dengan pertimbangan pembiayaan. "Misalnya SMK di Papua meminta master asesor, maka berikan master asesor dari Makassar untuk mempermudah mobilisasi," ujar Kunjung. *ant
"Kami terus mendorong agar jumlah LSP-P1 dari SMK terus meningkat agar peningkatan revitalisasi pendidikan vokasi dapat berjalan optimal," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad di Jakarta, Kamis (14/2) lalu.
Data Direktorat Pembinaan SMK menyebutkan bahwa saat ini terdapat 64 skema sertifikasi untuk level 2 dan level 3 yang digunakan oleh LSP-P1 SMK. Sejak 2016, kata dia, tercatat 184.816 siswa SMK yang telah memperoleh sertifikasi dari BNSP.
"Itu semua untuk memfasilitasi anak-anak kita untuk memperoleh sertifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri," kata dia. Menurut dia, sertifikasi menjadi kebutuhan penting untuk mendorong tingkat kebekerjaan para lulusan SMK. Hal tersebut terkait dengan pemenuhan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri atas tenaga kerja yang berkualitas.
Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Kunjung Masehat menyatakan bahwa 840 SMK telah menjadi LSP-P1. Sebanyak 125.482 sertifikasi, kata dia, dilakukan oleh SMK, sedangkan 489.906 sertifikasi dilakukan LSP Non-SMK.
Saat ini, terdapat 73.116 asesor, namun yang aktif teregistrasi di laman BSNP tercatat 17.680 orang asesor dengan 109 master asesor. Ia menyarankan agar master asesor dipilih juga dengan pertimbangan pembiayaan. "Misalnya SMK di Papua meminta master asesor, maka berikan master asesor dari Makassar untuk mempermudah mobilisasi," ujar Kunjung. *ant
Komentar