Ogoh-Ogoh ST Bhuwana Werdi Seberat 1,5 Ton
ST Bhuwana Werdi Banjar/Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli membuat ogoh-ogoh Lembu Sura.
BANGLI, NusaBali
Ogoh-ogoh berbahan bambu ini setinggi 5,5 meter dengan berat diperkirakan 1,5 ton. Penggarapan ogoh-ogoh sejak sebulan lalu. Dikerjakan sore hari hingga malam hari. Sebab siang hari anggota ST Bhuwana Werdi kebanyakan sekolah.
Ketua ST Bhuwana Werdi, I Nengah Indra Septiadinata, mengatakan ogoh-ogoh bertema Lembu Sura menceritakan raksasa berkepala banteng. Badannya menyerupai manusia namun kepala berbentuk lembu. Pembuatan ogoh-ogoh sepenuhnya menggunakan bambu. “Terakhir kami menggunakan styrofoam 4 tahun lalu, setelah itu kami hanya memanfaatkan bambu. Tetap melestarikan budaya dan tetap dibarengi upaya menjaga lingkungan,” terangnya, Minggu (17/2).
Nengah Indra menambahkan, pembuatan ogoh-ogoh ini sudah menghabiskan 1.000 batang bambu. “Bambu yang kami beli sudah bersih terpotong sehingga kami tinggal mengayam saja,” ujarnya. Pemuda beli bambu di Banjar Seribatu, Desa Penglumbaran, Susut. Pembuatan ogoh-ogoh sudah menghabiskan dana Rp 10 juta. Sampai ogoh-ogoh rampung diperkirakan menelan biaya Rp 15 juta. “Dana pembuatan ogoh-ogoh dari iuran sekaa teruna dan sumbangan krama,” terang Nengah Indra.
Diakui, tingkat kesulitan pembuatan ogoh-ogoh ini saat membuat kerangka. Sebab pembuatan kerangka dengan menganyam.bambu. "Sulit membentuk anyaman bambu untuk kerangka ketimbang menggunakan styrofoam. Membuat kerangka dengan bambu cukup lama. Target kami ogoh-ogoh Lembu Sura rampung minggu depan,” harapnya. *es.
Ketua ST Bhuwana Werdi, I Nengah Indra Septiadinata, mengatakan ogoh-ogoh bertema Lembu Sura menceritakan raksasa berkepala banteng. Badannya menyerupai manusia namun kepala berbentuk lembu. Pembuatan ogoh-ogoh sepenuhnya menggunakan bambu. “Terakhir kami menggunakan styrofoam 4 tahun lalu, setelah itu kami hanya memanfaatkan bambu. Tetap melestarikan budaya dan tetap dibarengi upaya menjaga lingkungan,” terangnya, Minggu (17/2).
Nengah Indra menambahkan, pembuatan ogoh-ogoh ini sudah menghabiskan 1.000 batang bambu. “Bambu yang kami beli sudah bersih terpotong sehingga kami tinggal mengayam saja,” ujarnya. Pemuda beli bambu di Banjar Seribatu, Desa Penglumbaran, Susut. Pembuatan ogoh-ogoh sudah menghabiskan dana Rp 10 juta. Sampai ogoh-ogoh rampung diperkirakan menelan biaya Rp 15 juta. “Dana pembuatan ogoh-ogoh dari iuran sekaa teruna dan sumbangan krama,” terang Nengah Indra.
Diakui, tingkat kesulitan pembuatan ogoh-ogoh ini saat membuat kerangka. Sebab pembuatan kerangka dengan menganyam.bambu. "Sulit membentuk anyaman bambu untuk kerangka ketimbang menggunakan styrofoam. Membuat kerangka dengan bambu cukup lama. Target kami ogoh-ogoh Lembu Sura rampung minggu depan,” harapnya. *es.
Komentar