Rai Mantra Ingatkan Penguatan ‘Wiweka’ dan Kebudayaan
Utsawa Dharma Gita Penyandang Disabilitas
DENPASAR, NusaBali
Utsawa Dharma Gita penyandang disabilitas yang diikuti peserta dari seluruh Bali kembali digelar Pemkot Denpasar melalui Dinas Sosial Kota Denpasar. Puluhan peserta dari masing-masing duta kabupaten/kota dan yayasan di Bali terlibat dalam kegiatan tahunan Pemkot Denpasar yang dirangkaikan dalam kegiatan HUT ke-231 Kota Denpasar.
Kegiatan dibuka secara resmi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra ditandai dengan penyerahan piala bergilir Walikota Denpasar kepada Ketua Panitia, I Ketut Masir untuk dapat diperebutkan kembali, Senin (18/2) di Gedung Wanita Santhi Graha Kota Denpasar.
Kegiatan ini dihadiri juga Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Kadis Sosial Denpasar, Made Mertajaya, serta Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar Ny IA Selly Dharmawijaya Mantra.
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menyambut baik dilaksanakannya kembali kegiatan Utsawa Dharma Gita penyandang disabilitas dengan keikutsertaan dari seluruh Bali. Secara berkesinambungan kegiatan ini nantinya diharapkan dapat melibatkan anak-anak usia sekolah sebagai peserta pendamping yang nantinya dapat bersama-sama melakukan pengembangan, penguatan dan pelestarian khususnya dalam kesusastraan Bali. Hal ini tak terlepas dari zaman milenial generasi muda yang dapat dilakukan penguatan, pengembangan dan pelestraian kebudayaan Bali secara berkesinambungan. Sehingga penguatan ‘Wiweka’ dalam pola pikir modern mampu ditelaah lewat berperilaku yang memperhatikan kehati-hatian dan penuh pertimbangan. Artinya tidak pernah ceroboh dalam bertindak dengan selalu mempergunakan akal sehat dan pikiran yang positif, serta selalu mengutamakan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.
Modernisasi saat ini diharapkan mampu memperkuat kebudayaan Bali dengan berpikir yang baik mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. “Saat ini tidak saja melakukan pelestarian namun dapat secara bersama-sama melakukan penguatan dan pengembagan budaya Bali dengan selalu berpegangan padaWiweka,” ujar Walikota Rai Mantra.
Menyinggung tema dalam Utsawa Dharma Gita tahun ini yakni ‘Ngupapira jagat, gumanti jagat raksika’, menurut Rai Mantra sangat tepat sekali yang turut serta melalui kesusastraan dengan penguatan pelestarian lingkungan. Adanya penguatan etika dalam tulisan yang dimuat dalam sloka-sloka mampu sebagai pijakan perjalan hidup yang penuh dengan etika. Hal ini perlu terus diperkuat dengan selalu bercermin dalam etika dari sloka-sloka kesusastraan Bali. “Selamat berlomba, dan terus lakukan penguatan, pengembangan, dan pelestarian kesusastraan Bali,” ujar Rai Mantra.
Sementara Kepala Dinas Sosial Made Mertajaya didampingi Ketua Panitia, I Ketut Masir mengatakan, kegiatan ini terbuka bagi kalangan disabilitas seluruh Bali. Berlangsung sejak tahun 2006 silam dengan keterlibatan peserta terus mengalami peningkatan. Lomba dibagi menjadi dua kategori yakni Sekar Agung dan Sekar Alit dengan melibatkan tim juri dari kalangan profesional budayawan. “Lomba berlangsung sehari memperebutkan piala bergilir walikota dan piala tetap,” ujar Mertajaya. *mi
Kegiatan dibuka secara resmi Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra ditandai dengan penyerahan piala bergilir Walikota Denpasar kepada Ketua Panitia, I Ketut Masir untuk dapat diperebutkan kembali, Senin (18/2) di Gedung Wanita Santhi Graha Kota Denpasar.
Kegiatan ini dihadiri juga Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Kadis Sosial Denpasar, Made Mertajaya, serta Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar Ny IA Selly Dharmawijaya Mantra.
Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menyambut baik dilaksanakannya kembali kegiatan Utsawa Dharma Gita penyandang disabilitas dengan keikutsertaan dari seluruh Bali. Secara berkesinambungan kegiatan ini nantinya diharapkan dapat melibatkan anak-anak usia sekolah sebagai peserta pendamping yang nantinya dapat bersama-sama melakukan pengembangan, penguatan dan pelestarian khususnya dalam kesusastraan Bali. Hal ini tak terlepas dari zaman milenial generasi muda yang dapat dilakukan penguatan, pengembangan dan pelestraian kebudayaan Bali secara berkesinambungan. Sehingga penguatan ‘Wiweka’ dalam pola pikir modern mampu ditelaah lewat berperilaku yang memperhatikan kehati-hatian dan penuh pertimbangan. Artinya tidak pernah ceroboh dalam bertindak dengan selalu mempergunakan akal sehat dan pikiran yang positif, serta selalu mengutamakan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.
Modernisasi saat ini diharapkan mampu memperkuat kebudayaan Bali dengan berpikir yang baik mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. “Saat ini tidak saja melakukan pelestarian namun dapat secara bersama-sama melakukan penguatan dan pengembagan budaya Bali dengan selalu berpegangan padaWiweka,” ujar Walikota Rai Mantra.
Menyinggung tema dalam Utsawa Dharma Gita tahun ini yakni ‘Ngupapira jagat, gumanti jagat raksika’, menurut Rai Mantra sangat tepat sekali yang turut serta melalui kesusastraan dengan penguatan pelestarian lingkungan. Adanya penguatan etika dalam tulisan yang dimuat dalam sloka-sloka mampu sebagai pijakan perjalan hidup yang penuh dengan etika. Hal ini perlu terus diperkuat dengan selalu bercermin dalam etika dari sloka-sloka kesusastraan Bali. “Selamat berlomba, dan terus lakukan penguatan, pengembangan, dan pelestarian kesusastraan Bali,” ujar Rai Mantra.
Sementara Kepala Dinas Sosial Made Mertajaya didampingi Ketua Panitia, I Ketut Masir mengatakan, kegiatan ini terbuka bagi kalangan disabilitas seluruh Bali. Berlangsung sejak tahun 2006 silam dengan keterlibatan peserta terus mengalami peningkatan. Lomba dibagi menjadi dua kategori yakni Sekar Agung dan Sekar Alit dengan melibatkan tim juri dari kalangan profesional budayawan. “Lomba berlangsung sehari memperebutkan piala bergilir walikota dan piala tetap,” ujar Mertajaya. *mi
1
Komentar