Komisi II Minta Patung BK di RTH Dituntaskan
Perkimta Tunggu Konsultasi LKPP
SINGARAJA, NusaBali
Komisi II DPRD Buleleng mendorong pemasangan patung Bung Karno di RTH Bung Karno, Keluarahan/Kecamatan Sukasada, dapat dilanjutkan di tahun 2019. Namun, persoalan menjadi pelik ketika tender hanya membuat beberapa bagian dari patung. Di samping itu, anggaran pengerjaan patung hingga terpasang juga belum tersedia.
Hal itu terungkap ketika Komisi II, menggelar rapat dengar pendapat dengan SKPD terkait, Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkimta), Dinas PUPR, Badan Layanan Pengadaan (BLP), dan Kejaksaan sebagai pendamping dari TP4D, Senin (18/2) di Gedung DPRD Buleleng, Jalan Veteran Singaraja. Rapat dipimpin Ketua Komisi, Putu Mangku Budiasa.
Dalam rapat itu, terungkap progres pembangunan RTH Bung Karno tahap III hingga rekanan diputus kontrak, rinciannya Patung Bung Karno 63,93 persen, relief 55,60 persen, prasasti 100 persen, patung Singa 85,72 persen. Sehingga total keseluruhan dari pembangunan tahap III baru mencapai 74,93 persen.
Komisi II dalam rapat meminta agar patung Bung Karno segera dituntaskan keseluruhan, dan dapat dipasang di tahun 2019. Karena, patung Bung Karno menjadi ikon dari RTH Bung Karno dan kawasannya. “Kami tidak mau ada alasan apapun, itinya RTH Bung Karno itu harus tuntas di tahun 2019. Apa yang terjadi selama ini, itu harus dijadikan bahan evaluasi,” kata Mangku Budiasa.
Menurut politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini, masalah anggaran pengerjaan patung rsampai pemasangan dapat dibicarakan lebih lanjut. Anggaran bisa mendahului APBD Perubahan 2019, karena kondisi itu dianggap hal yang paling mendesak. “Karena ini menyangkut ikon, tentu ada pengecualian, saya rasa anggarannya bisa dibicarakan mendahului APBD Perubahan 2019. Nanti kami keluarkan kajian, agar Silpa sebelumnya difokuskan ke penuntasan patung,” tandasnya.
Sejauh ini, pembuatan patung Bung Karno baru mencapai 63,93 persen, karena baru rampung hanya bagian kepala, pingang dan kaki. Bagian tersebut sudah tiba di lokasi RTH Sukasada. Sedangkan bagian lainnya badan dan tangan sudah dalam proses pengecoran di Jogjakarta. Hanya saja, karena keburu masa perpajangan waktu telah habis, kontrak rekanan langsung diputus.
Nah, kini ketika pengerjaan patung hendak dilanjutkan, persoalan muncul jika bagian panting yang belum rampung dikerjakan oleh rekanan yang berbeda, dikhawatirkan hasilnya tidak sesuai dengan bagian patung yang sudah berada di RTH.
Kepala Dinas Perkimta Buleleng, Nyoman Surattini usai pertemuan mengaku masih perlu berkonsultasi ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Konsultasi ini terkait dengan sistem pengadaan barang, karena yang tenderkan hanya sebagian dari patung. “Nanti kita buat kajian, kita akan konsultasikan dulu ke LKPP. Setelah itu baru kita bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah bisa rekanan itu diberikan kepada yang membuat patung di Jogyakarta, agar tetap ada kesesuaian pengerjaan patungnya,” jelas Surattini. *k19
Komisi II DPRD Buleleng mendorong pemasangan patung Bung Karno di RTH Bung Karno, Keluarahan/Kecamatan Sukasada, dapat dilanjutkan di tahun 2019. Namun, persoalan menjadi pelik ketika tender hanya membuat beberapa bagian dari patung. Di samping itu, anggaran pengerjaan patung hingga terpasang juga belum tersedia.
Hal itu terungkap ketika Komisi II, menggelar rapat dengar pendapat dengan SKPD terkait, Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan (Perkimta), Dinas PUPR, Badan Layanan Pengadaan (BLP), dan Kejaksaan sebagai pendamping dari TP4D, Senin (18/2) di Gedung DPRD Buleleng, Jalan Veteran Singaraja. Rapat dipimpin Ketua Komisi, Putu Mangku Budiasa.
Dalam rapat itu, terungkap progres pembangunan RTH Bung Karno tahap III hingga rekanan diputus kontrak, rinciannya Patung Bung Karno 63,93 persen, relief 55,60 persen, prasasti 100 persen, patung Singa 85,72 persen. Sehingga total keseluruhan dari pembangunan tahap III baru mencapai 74,93 persen.
Komisi II dalam rapat meminta agar patung Bung Karno segera dituntaskan keseluruhan, dan dapat dipasang di tahun 2019. Karena, patung Bung Karno menjadi ikon dari RTH Bung Karno dan kawasannya. “Kami tidak mau ada alasan apapun, itinya RTH Bung Karno itu harus tuntas di tahun 2019. Apa yang terjadi selama ini, itu harus dijadikan bahan evaluasi,” kata Mangku Budiasa.
Menurut politisi PDIP asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini, masalah anggaran pengerjaan patung rsampai pemasangan dapat dibicarakan lebih lanjut. Anggaran bisa mendahului APBD Perubahan 2019, karena kondisi itu dianggap hal yang paling mendesak. “Karena ini menyangkut ikon, tentu ada pengecualian, saya rasa anggarannya bisa dibicarakan mendahului APBD Perubahan 2019. Nanti kami keluarkan kajian, agar Silpa sebelumnya difokuskan ke penuntasan patung,” tandasnya.
Sejauh ini, pembuatan patung Bung Karno baru mencapai 63,93 persen, karena baru rampung hanya bagian kepala, pingang dan kaki. Bagian tersebut sudah tiba di lokasi RTH Sukasada. Sedangkan bagian lainnya badan dan tangan sudah dalam proses pengecoran di Jogjakarta. Hanya saja, karena keburu masa perpajangan waktu telah habis, kontrak rekanan langsung diputus.
Nah, kini ketika pengerjaan patung hendak dilanjutkan, persoalan muncul jika bagian panting yang belum rampung dikerjakan oleh rekanan yang berbeda, dikhawatirkan hasilnya tidak sesuai dengan bagian patung yang sudah berada di RTH.
Kepala Dinas Perkimta Buleleng, Nyoman Surattini usai pertemuan mengaku masih perlu berkonsultasi ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Konsultasi ini terkait dengan sistem pengadaan barang, karena yang tenderkan hanya sebagian dari patung. “Nanti kita buat kajian, kita akan konsultasikan dulu ke LKPP. Setelah itu baru kita bisa menentukan langkah selanjutnya, apakah bisa rekanan itu diberikan kepada yang membuat patung di Jogyakarta, agar tetap ada kesesuaian pengerjaan patungnya,” jelas Surattini. *k19
Komentar