500 Benih Ikan Nila Ditebar di Tukad Unda
Banjir lumpur erupsi Gunung Agung di sepanjang Tukad Unda, Klungkung, beberapa waktu lalu, mengakibatkan banyak ikan di sungai ini mati.
SEMARAPURA, NusaBali
Untuk mengembalikan populasi ikan tersebut, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, menebar benih ikan nila 500 ekor, Senin (18/2).
Penebaran benih ikan ini dilakukan bersama pemerhati lingkungan Provinsi Bali, Camat Dawan, perangkat Desa Paksebali, BUMDes Desa Paksebali, PKK Desa Paksebali dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Paksebali. 500 benih ikan nila ini ditebar di destinasi Wisata Kali Unda yang juga dikenal dengan Tirai Air Terjun.
Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi mengatakan, penebaran benih ikan ini sudah dilakukan kali keempat pascabanjir lumpur erupsi Gunung Agung. Karena banyak jenis populasi ikan yang mati keracunan akibat material banjir lumpur itu mengandung zat belerang. “Karena airnya sekarang sudah normal, maka kami kembali menebar benih ikan jenis nila,” ujar Ariadi kepada NusaBali.
Diharapkan, dengan penebaran benih ikan ini, keberadan ikan kembali berkembang biak di kawasan Tukad Unda. Ariadi juga memberikan edukasi agar tidak ada yang menangkap ikan dengan cara meracun, menyetrum, atau cara lainnya yang dapat merusak lingkungan. “Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, akibat banjir lumpur erupsi Gunung Agung, air menjadi pekat. Banyak ikan yang keracunan dan naik ke permukaan air, ada jenis nila, julit, mujair dan lainnya. Melihat hal tersebut banyak warga yang memburu ikan tersebut. *wan
Penebaran benih ikan ini dilakukan bersama pemerhati lingkungan Provinsi Bali, Camat Dawan, perangkat Desa Paksebali, BUMDes Desa Paksebali, PKK Desa Paksebali dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Paksebali. 500 benih ikan nila ini ditebar di destinasi Wisata Kali Unda yang juga dikenal dengan Tirai Air Terjun.
Perbekel Desa Paksebali I Putu Ariadi mengatakan, penebaran benih ikan ini sudah dilakukan kali keempat pascabanjir lumpur erupsi Gunung Agung. Karena banyak jenis populasi ikan yang mati keracunan akibat material banjir lumpur itu mengandung zat belerang. “Karena airnya sekarang sudah normal, maka kami kembali menebar benih ikan jenis nila,” ujar Ariadi kepada NusaBali.
Diharapkan, dengan penebaran benih ikan ini, keberadan ikan kembali berkembang biak di kawasan Tukad Unda. Ariadi juga memberikan edukasi agar tidak ada yang menangkap ikan dengan cara meracun, menyetrum, atau cara lainnya yang dapat merusak lingkungan. “Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, akibat banjir lumpur erupsi Gunung Agung, air menjadi pekat. Banyak ikan yang keracunan dan naik ke permukaan air, ada jenis nila, julit, mujair dan lainnya. Melihat hal tersebut banyak warga yang memburu ikan tersebut. *wan
1
Komentar