Jokowi Dilaporkan, Moeldoko Singgung Tak Cerdasnya Tim Prabowo
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Moeldoko, membela calon presiden (capres) petahana itu yang dilaporkan ke Bawaslu.
JAKARTA, NusaBali
Jokowi dilaporkan pendukung Prabowo Subianto lantaran menyinggung kepemilikan lahan capres nomor urut 02 tersebut dalam debat kedua.
Moeldoko menyebut apa yang disampaikan Jokowi soal lahan Prabowo itu dalam konteks membahas reforma agraria. Sebab, menurut Moeldoko, batas waktu debat yang terbatas membuat Jokowi tidak sempat memberikan penjelasan soal perhutanan sosial dan redistribusi aset.
"Nah, perhutanan sosial itu yang tadinya para penggarap sekitar hutan tidak punya kepastian, diberikan kepastian untuk mengelola selama 35 tahun, tetapi tidak bisa disertifikasi. Terhadap redistribusi tanah, sekarang negara sedang mengambil eks HGU (hak guna usaha) yang itu dikumpulkan, setelah itu dibagi kepada masyarakat. Ada yang luasnya 2 hektare, 1 hektare, dan sekarang itu sudah ada 37.000 bidang," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/2), dilansir detikcom.
Moeldoko menambahkan, dalam debat itu, Jokowi menyampaikan ingin lahan yang luas itu diberikan kepada masyarakat, bukan pihak yang sudah besar. Saat itulah nama Prabowo kemudian disebut.
"Jokowi mengatakan saya ingin membagikan ke masyarakat kecil-kecil. Saya tidak ingin membagikan yang besar-besar, sebagai contoh seperti yang Pak Prabowo miliki yang luasnya sekian-sekian, itu konteksnya, itu dalam konteks membikin contoh," kata Moeldoko. "Jadi nggak ada keinginan menyerang, nggak ada itu. Ini kadang-kadang tidak dimasukkan ke dalam konteks," imbuhnya.
Moeldoko juga menyinggung soal pernyataan Jokowi terkait tidak ada lagi kebakaran hutan di Indonesia selama 3 tahun terakhir. Dia menilai pernyataan Jokowi itu bermaksud bahwa kebakaran hutan di Indonesia menurun drastis selama 3 tahun terakhir dan tidak ada protes dari negara tetangga. "Contoh lagi, menurut saya nggak cerdas juga timnya itu, tentang apa itu kebakaran hutan. Pak Jokowi mengatakan dalam 3 tahun terakhir ini bahwa kebakaran hutan relatif berkurang atau tidak ada. Maksudnya tidak ada lagi negara luar yang komplain, tidak ada lagi masyarakat Riau yang pakai masker, kesulitan karena asap," kata Moeldoko.
"Dan dalam 3 tahun terakhir mengatakan, kalau dalam 3 tahun terakhir, berarti 2018, 2017, dan 2016. Tetapi dari pihak mereka mengatakan tahun 2015, buktinya telah terjadi asap, miss lagi," imbuh Moeldoko.
Dia juga menyinggung soal pernyataan Jokowi bahwa tidak ada lagi konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur, khususnya untuk pembebasan proyek jalan tol. Dia mengatakan tim Prabowo malah menyebut ada konflik, tetapi data yang disampaikan tim Prabowo adalah konflik terkait reforma agraria.
"Ini kan kecerdasan lagi, nggak cerdas itu di dalam melihat situasi sesungguhnya. Akhirnya diputar-putar seolah Pak Jokowi bohong-bohong dan seterusnya. Ini supaya masyarakat memahami situasi yang sesungguhnya seperti itu. Jangan ikut dibolak-balik akhirnya jadi bingung semuanya," kata Moeldoko. *
Jokowi dilaporkan pendukung Prabowo Subianto lantaran menyinggung kepemilikan lahan capres nomor urut 02 tersebut dalam debat kedua.
Moeldoko menyebut apa yang disampaikan Jokowi soal lahan Prabowo itu dalam konteks membahas reforma agraria. Sebab, menurut Moeldoko, batas waktu debat yang terbatas membuat Jokowi tidak sempat memberikan penjelasan soal perhutanan sosial dan redistribusi aset.
"Nah, perhutanan sosial itu yang tadinya para penggarap sekitar hutan tidak punya kepastian, diberikan kepastian untuk mengelola selama 35 tahun, tetapi tidak bisa disertifikasi. Terhadap redistribusi tanah, sekarang negara sedang mengambil eks HGU (hak guna usaha) yang itu dikumpulkan, setelah itu dibagi kepada masyarakat. Ada yang luasnya 2 hektare, 1 hektare, dan sekarang itu sudah ada 37.000 bidang," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/2), dilansir detikcom.
Moeldoko menambahkan, dalam debat itu, Jokowi menyampaikan ingin lahan yang luas itu diberikan kepada masyarakat, bukan pihak yang sudah besar. Saat itulah nama Prabowo kemudian disebut.
"Jokowi mengatakan saya ingin membagikan ke masyarakat kecil-kecil. Saya tidak ingin membagikan yang besar-besar, sebagai contoh seperti yang Pak Prabowo miliki yang luasnya sekian-sekian, itu konteksnya, itu dalam konteks membikin contoh," kata Moeldoko. "Jadi nggak ada keinginan menyerang, nggak ada itu. Ini kadang-kadang tidak dimasukkan ke dalam konteks," imbuhnya.
Moeldoko juga menyinggung soal pernyataan Jokowi terkait tidak ada lagi kebakaran hutan di Indonesia selama 3 tahun terakhir. Dia menilai pernyataan Jokowi itu bermaksud bahwa kebakaran hutan di Indonesia menurun drastis selama 3 tahun terakhir dan tidak ada protes dari negara tetangga. "Contoh lagi, menurut saya nggak cerdas juga timnya itu, tentang apa itu kebakaran hutan. Pak Jokowi mengatakan dalam 3 tahun terakhir ini bahwa kebakaran hutan relatif berkurang atau tidak ada. Maksudnya tidak ada lagi negara luar yang komplain, tidak ada lagi masyarakat Riau yang pakai masker, kesulitan karena asap," kata Moeldoko.
"Dan dalam 3 tahun terakhir mengatakan, kalau dalam 3 tahun terakhir, berarti 2018, 2017, dan 2016. Tetapi dari pihak mereka mengatakan tahun 2015, buktinya telah terjadi asap, miss lagi," imbuh Moeldoko.
Dia juga menyinggung soal pernyataan Jokowi bahwa tidak ada lagi konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur, khususnya untuk pembebasan proyek jalan tol. Dia mengatakan tim Prabowo malah menyebut ada konflik, tetapi data yang disampaikan tim Prabowo adalah konflik terkait reforma agraria.
"Ini kan kecerdasan lagi, nggak cerdas itu di dalam melihat situasi sesungguhnya. Akhirnya diputar-putar seolah Pak Jokowi bohong-bohong dan seterusnya. Ini supaya masyarakat memahami situasi yang sesungguhnya seperti itu. Jangan ikut dibolak-balik akhirnya jadi bingung semuanya," kata Moeldoko. *
Komentar