TOSS Desa Gelgel Tidak Berproduksi
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mendapati Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Desa Gelgel, Klungkung, tidak berproduksi.
SEMARAPURA, NusaBali
Akibatnya, sampah dari warga menumpuk begitu saja tanpa mendapat pengolahan. Hal itu diketahui saat bupati menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap (TOSS) Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung dan Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (20/2) pagi.
Sidak tersebut untuk memastikan program inovatif yang diakui nasional ini berjalan efektif. “Saya sengaja pagi-pagi mendatangi lokasi TOSS tanpa pemberitahuan kepada pengelola untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya,” ujar Bupati Suwirta.
Dalam pantauannnya, Bupati mendapati TOSS Desa Gelgel tidak berproduksi. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama, Bupati Suwirta khawatir sampah akan menghasilkan gas metan yang dapat menimbulkan kebakaran. Bupati menduga tidak bejalannya TOSS Desa Gelgel akibat gagalnya eksekutor di lapangan dalam mengelola para pekerja. Menurut Bupati, untuk meningkatkan gairah kerja para pekerja TOSS, pihak desa mestinya rutin memotivasi pengelola dan pekerja TOSS. Pihak desa juga mestinya berani membayar lebih mengingat harga dari sebuah kesehatan sangat mahal. Atas kondisi ini, Bupati menginstruksikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertangahan Klungkung (DLHP) Klungkung Anak Agung Kirana untuk melakukan evaluasi terhadap para pelaku/eksekutor TOSS yang tidak aktif.
Situasi berbeda ditemukan di TOSS Desa Gunaksa. 15 pekerja tengah sibuk menggiling sampah yang telah melalui proses peyeumisasi. Bupati pun menyampaikan terima kasih karena TOSS yang terletak di eks Galian C ini terus beroperasi meski sering mendapat sorotan di medias sosial. “Jangan memikirkan keuntungan dari penjualan pellet, namun kita lebih mementingkan manfaat dari program TOSS yakni kesehatan dan kebersihan lingkungan dari pengurangan sampah,” ujar Bupati Suwirta.
Kepala DLHP Klungkung Agung Kirana melaporkan dari 19 desa yang menerapkan TOSS maupun TPST (tempat pengelohan sampah setempat) tercatat enam desa yang berjalan kurang maksimal. Enam desa tersebut yakni Desa Gelgel, Pikat, Dawan Kaler, Dawan Klod, Sampalan Tengah, dan Kampung Gelgel. Karena mesin yang ada kurang memadai dan baru dianggarkan pada tahun 2019, dan kesulitan mencari pekerja TOSS. "Kami akan terus mengevaluasi dan mengawal TOSS masing masing desa agar pendanaan melalui ADD di tahun 2019 terealisasi dan kami bekerja sama dengan STT (Sekolah Tinggi Teknik) PLN memberikan metodenya," ujar Agung Kirana. *wan
Sidak tersebut untuk memastikan program inovatif yang diakui nasional ini berjalan efektif. “Saya sengaja pagi-pagi mendatangi lokasi TOSS tanpa pemberitahuan kepada pengelola untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya,” ujar Bupati Suwirta.
Dalam pantauannnya, Bupati mendapati TOSS Desa Gelgel tidak berproduksi. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama, Bupati Suwirta khawatir sampah akan menghasilkan gas metan yang dapat menimbulkan kebakaran. Bupati menduga tidak bejalannya TOSS Desa Gelgel akibat gagalnya eksekutor di lapangan dalam mengelola para pekerja. Menurut Bupati, untuk meningkatkan gairah kerja para pekerja TOSS, pihak desa mestinya rutin memotivasi pengelola dan pekerja TOSS. Pihak desa juga mestinya berani membayar lebih mengingat harga dari sebuah kesehatan sangat mahal. Atas kondisi ini, Bupati menginstruksikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertangahan Klungkung (DLHP) Klungkung Anak Agung Kirana untuk melakukan evaluasi terhadap para pelaku/eksekutor TOSS yang tidak aktif.
Situasi berbeda ditemukan di TOSS Desa Gunaksa. 15 pekerja tengah sibuk menggiling sampah yang telah melalui proses peyeumisasi. Bupati pun menyampaikan terima kasih karena TOSS yang terletak di eks Galian C ini terus beroperasi meski sering mendapat sorotan di medias sosial. “Jangan memikirkan keuntungan dari penjualan pellet, namun kita lebih mementingkan manfaat dari program TOSS yakni kesehatan dan kebersihan lingkungan dari pengurangan sampah,” ujar Bupati Suwirta.
Kepala DLHP Klungkung Agung Kirana melaporkan dari 19 desa yang menerapkan TOSS maupun TPST (tempat pengelohan sampah setempat) tercatat enam desa yang berjalan kurang maksimal. Enam desa tersebut yakni Desa Gelgel, Pikat, Dawan Kaler, Dawan Klod, Sampalan Tengah, dan Kampung Gelgel. Karena mesin yang ada kurang memadai dan baru dianggarkan pada tahun 2019, dan kesulitan mencari pekerja TOSS. "Kami akan terus mengevaluasi dan mengawal TOSS masing masing desa agar pendanaan melalui ADD di tahun 2019 terealisasi dan kami bekerja sama dengan STT (Sekolah Tinggi Teknik) PLN memberikan metodenya," ujar Agung Kirana. *wan
1
Komentar