Badung Gelar Diseminasi Kelitbangan 'Badung Sayang Lansia'
Hadirkan Narasumber Menkes RI Nila Moeloek
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kabupaten Badung menggelar kegiatan Diseminasi Kelitbangan, Jumat (22/2) di Puspem Badung. Kegiatan dengan tema ‘Badung Sayang Lansia’ ini menghadirkan narasumber Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, Sp. M (K). Kehadiran Menkes disambut Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta besarta pimpinan perangkat daerah di Lingkungan Pemkab Badung. Sebelum ke Puspem, Menkes Nila Moeloek melakukan kunjungan ke RSUD Mangusada Badung.
Menkes Nila Moeloek, mengapresiasi Pemkab Badung telah menyelenggarakan Diseminasi Kelitbangan. Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan guna mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif (SMART). Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 Badan Pusat Statistik terjadi peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir dari 69,8 tahun pada tahun 2010 menjadi 70,9 tahun pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 72,4 pada tahun 2035. Disisi lain berdasarkan data WHO, UHH Sehat/Health Age Live Expectancy (HALE) baru mencapai 62,65 tahun. Sehingga terdapat gap sebesar 8,89 tahun dibanding UHH/LE.
“Disinilah kita bersama untuk memperkecil kesenjangan antara UHH dengan UHH Sehat. Perlu gerakan yang masif dengan melibatkan semua unsur dan komponen bangsa untuk memperpanjang UHH Sehat ini,” katanya.
Sementara, Bupati Giri Prasta mengatakan, sektor kesehatan merupakan salah satu dari lima prioritas pembangunan daerah. Kelima program prioritas tertuang dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) terdiri atas pangan, sandang dan papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan tenaga kerja, agama, adat, seni dan budaya serta pariwisata. Tujuan akhir dari PPNSB adalah terwujudnya kebahagiaan masyarakat.
Dijelaskan, di sektor kesehatan, Badung telah menetapkan kebijakan strategis melalui sistem jaminan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC yang mengintegrasikan KBS dengan program JKN. Penanganan sektor kesehatan saat ini bahkan telah diperluas melalui program perlindungan sosial, salah satunya program jaminan sosial penunggu pasien. “Hal ini untuk meringakan beban masyarakat, sehingga berdampak pada peningkatan rata-rata angka harapan hidup masyarakat sebesar 74,53 tahun,” ujar Bupati Giri Prasta.
Adapula program Tri Kona (lahir, hidup, mati) ditanggung pemerintah. Program kebijakan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah Lansia. Berdasarkan proyeksi BPS, penduduk yang berusia 60 tahun ke atas tahun 2019 mencapai 57 ribu jiwa dan pada tahun 2020 meningkat mencapai sekitar 63 ribu jiwa lebih. Sebagai bentuk penghormatan kepada lansia, diberikan santunan sebesar Rp 1 juta per orang per bulan.
Pada bagian lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badung I Wayan Suambara menjelaskan, bahwa Bupati memberikan penugasan kepada Litbang untuk mendesain scenario planning untuk masa depan, mendesain peta jalan mewujudkan kebahagiaan bagi warga lansia. Landasan filosofinya ajaran Catur Guru dalam agama Hindu.
“Berangkat dari filosofi tersebut kebijakan yang telah ditempuh Bupati Badung adalah pemberian bantuan perlindungan bagi lansia sebesar Rp 1 juta/orang/bulan sebagaimana diatur dalam Perbub Nomor 38 Tahun 2018 tentang Bantuan Perlindungan Sosial Lansia,” ungkapnya.
Dijelaskan, Diseminasi Kelitbangan yang diselenggarakan dengan narasumber Menkes diharapkan dapat memberi arahan dan bimbingan, sehingga pemikiran yang berkembang pada pertemuan ini akan dikaji dengan para pemangku kepentingan terkait. “Harapannya nanti dapat tersusun suatu peta jalan yang tepat dan implementatif untuk mewujudkan “Badung sayang lansia, Badung my second home bagi lansi,” tukasnya. *asa
Menkes Nila Moeloek, mengapresiasi Pemkab Badung telah menyelenggarakan Diseminasi Kelitbangan. Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan guna mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif (SMART). Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 Badan Pusat Statistik terjadi peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir dari 69,8 tahun pada tahun 2010 menjadi 70,9 tahun pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 72,4 pada tahun 2035. Disisi lain berdasarkan data WHO, UHH Sehat/Health Age Live Expectancy (HALE) baru mencapai 62,65 tahun. Sehingga terdapat gap sebesar 8,89 tahun dibanding UHH/LE.
“Disinilah kita bersama untuk memperkecil kesenjangan antara UHH dengan UHH Sehat. Perlu gerakan yang masif dengan melibatkan semua unsur dan komponen bangsa untuk memperpanjang UHH Sehat ini,” katanya.
Sementara, Bupati Giri Prasta mengatakan, sektor kesehatan merupakan salah satu dari lima prioritas pembangunan daerah. Kelima program prioritas tertuang dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) terdiri atas pangan, sandang dan papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan tenaga kerja, agama, adat, seni dan budaya serta pariwisata. Tujuan akhir dari PPNSB adalah terwujudnya kebahagiaan masyarakat.
Dijelaskan, di sektor kesehatan, Badung telah menetapkan kebijakan strategis melalui sistem jaminan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC yang mengintegrasikan KBS dengan program JKN. Penanganan sektor kesehatan saat ini bahkan telah diperluas melalui program perlindungan sosial, salah satunya program jaminan sosial penunggu pasien. “Hal ini untuk meringakan beban masyarakat, sehingga berdampak pada peningkatan rata-rata angka harapan hidup masyarakat sebesar 74,53 tahun,” ujar Bupati Giri Prasta.
Adapula program Tri Kona (lahir, hidup, mati) ditanggung pemerintah. Program kebijakan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah Lansia. Berdasarkan proyeksi BPS, penduduk yang berusia 60 tahun ke atas tahun 2019 mencapai 57 ribu jiwa dan pada tahun 2020 meningkat mencapai sekitar 63 ribu jiwa lebih. Sebagai bentuk penghormatan kepada lansia, diberikan santunan sebesar Rp 1 juta per orang per bulan.
Pada bagian lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badung I Wayan Suambara menjelaskan, bahwa Bupati memberikan penugasan kepada Litbang untuk mendesain scenario planning untuk masa depan, mendesain peta jalan mewujudkan kebahagiaan bagi warga lansia. Landasan filosofinya ajaran Catur Guru dalam agama Hindu.
“Berangkat dari filosofi tersebut kebijakan yang telah ditempuh Bupati Badung adalah pemberian bantuan perlindungan bagi lansia sebesar Rp 1 juta/orang/bulan sebagaimana diatur dalam Perbub Nomor 38 Tahun 2018 tentang Bantuan Perlindungan Sosial Lansia,” ungkapnya.
Dijelaskan, Diseminasi Kelitbangan yang diselenggarakan dengan narasumber Menkes diharapkan dapat memberi arahan dan bimbingan, sehingga pemikiran yang berkembang pada pertemuan ini akan dikaji dengan para pemangku kepentingan terkait. “Harapannya nanti dapat tersusun suatu peta jalan yang tepat dan implementatif untuk mewujudkan “Badung sayang lansia, Badung my second home bagi lansi,” tukasnya. *asa
Komentar