Kenaikan Tiket Pesawat Berdampak Kerugian
Kenaikan harga tiket pesawat untuk rute domestik sangat berdampak bagi Angkasa Pura (AP) I yang mengelola Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Sejak adanya kenaikan pada awal Januari lalu, aktivitas penumpang di Bandara Ngurah Rai sedikit menurun. Dalam catatan pihak AP, dalam kurun waktu dua bulan terakhir terdapat penurunan wisatawan domestik (wisdom) hingga 2,1 persen.
General Manager Angkasa Pura I, Yanus Suprayogi membeberkan penumpang dengan rute domestik memang ada penuranan, tapi penurunan itu tidak signifikan dibanding bandara lain. Dalam catatan yang dimiliki oleh pihaknya, terdapat penurunan 2,1 persen dari rata-rata.
Meski demikian, AP I masih terback-up oleh wisatawan asing yang datang dengan total kenaikan mencapai 35 persen. "Sudah barang tentu berdampak. Namun, kita tidak bisa memberikan sikap secara spontan, AP mengikuti irama hingga nanti ada titik temu," ungkapnya saat ditemui peringatan hari jadi AP I ke-55 di Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada, Sabtu (23/2) siang.
Meski tidak merinci secara detail total penurunan dengan rata-rata wisdom sebelumnya, Suprayogi mengaku dengan kenaikan tarif tiket, AP I sudah barang tentu merugi. Terkait proses yang akan dilakukan menyikapi kenaikan itu, ia juga mengaku bahwa saat ini belum ada titik temu proses bisnis masing-masing airlines. Meski demikian, pemerintah dalam menyikapi hal itu dengan melakukan berbagai cara termasuk menurunkan harga Avtur alias bahan bakar pesawat.
"Yang dilakukan AP I dalam memberikan pelayanan sudah sesuai dengan SOP. Nah, untuk kenaikan (tarif) adalah kewenangan pemerintah. Ya, salah satunya dengan penurunan harga Avtur itu dan masih banyak kebijakan lainnya," ungkapnya. Ia berharap kedepannya kondisi akan segera dipulihkan. Dengan demikian, segala aktivitas kunjungan wisatawan khususnya domestik kembali seperti semula. *dar
General Manager Angkasa Pura I, Yanus Suprayogi membeberkan penumpang dengan rute domestik memang ada penuranan, tapi penurunan itu tidak signifikan dibanding bandara lain. Dalam catatan yang dimiliki oleh pihaknya, terdapat penurunan 2,1 persen dari rata-rata.
Meski demikian, AP I masih terback-up oleh wisatawan asing yang datang dengan total kenaikan mencapai 35 persen. "Sudah barang tentu berdampak. Namun, kita tidak bisa memberikan sikap secara spontan, AP mengikuti irama hingga nanti ada titik temu," ungkapnya saat ditemui peringatan hari jadi AP I ke-55 di Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada, Sabtu (23/2) siang.
Meski tidak merinci secara detail total penurunan dengan rata-rata wisdom sebelumnya, Suprayogi mengaku dengan kenaikan tarif tiket, AP I sudah barang tentu merugi. Terkait proses yang akan dilakukan menyikapi kenaikan itu, ia juga mengaku bahwa saat ini belum ada titik temu proses bisnis masing-masing airlines. Meski demikian, pemerintah dalam menyikapi hal itu dengan melakukan berbagai cara termasuk menurunkan harga Avtur alias bahan bakar pesawat.
"Yang dilakukan AP I dalam memberikan pelayanan sudah sesuai dengan SOP. Nah, untuk kenaikan (tarif) adalah kewenangan pemerintah. Ya, salah satunya dengan penurunan harga Avtur itu dan masih banyak kebijakan lainnya," ungkapnya. Ia berharap kedepannya kondisi akan segera dipulihkan. Dengan demikian, segala aktivitas kunjungan wisatawan khususnya domestik kembali seperti semula. *dar
1
Komentar