Sri Mulyani dan Luhut Isi Sarasehan
Sambut Hari Raya Nyepi
JAKARTA, NusaBali
Menko Kemaritiman RI Luhut B Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani mengisi Sarasehan Nasional dalam rangka peringkatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.
"Ada empat agenda besar dalam memperingati Hari Raya Nyepi. Pertama dari sisi ritual, kedua bakti sosial, ketiga intelektual dan dharma santi. Dari sisi intelektual, kami menggelar Sarasehan Nasional dengan menghadirkan Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan dan ibu Menkeu Sri Mulyani," ujar Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 Wayan Gigin Samudra di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Sabtu (23/2).
Kehadiran mereka sebagai narasumber, kata Gigin, dapat memberikan gambaran umum ke depan dalam mengantisipasi kemajuan teknologi.
Nampak hadir tokoh-tokoh Bali di Jakarta dan sekitarnya, antara lain Sang Nyoman Suwisma, I Made Gde Erata, Putra Astaman,Ketut Untung Yoga Ana, Ida Bagus Alit Wiratmaja dan I Ketut Wiardana.
Acara dibuka oleh Ketum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya. Sementara Luhut memaparkan tentang keberhasilan pemerintah saat ini seperti turunnya kemiskinan dan berhasilnya menciptakan 10 juta lapangan kerja baru. Oleh karena itu, ia sangat menyayangkan ketika muncul isu banyak tenaga kerja asing menyerbu Indonesia.
Menurut Luhut, tenaga kerja asing di tanah air hanya 0,07 persen. Jumlah itu tidak sebanyak negara lain semisal Malaysia 5,5 persen dan Singapura 24,4 persen. "Tuduhan tenaga asing itu hoax," tegasnya.
Ia selanjutnya menjelaskan, bagaimanac menyiapkan tenaga kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Yakni dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keahlian dalam penguasaan teknologi revolusi industri 4.0 serta pengembangan keahlian kepada industri hospitality seperti pada sektor pariwisata yang belum bisa digantikan oleh robot.
Sedangkan Sri Mulyani menyatakan, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 kita harus siap dalam berbagai aspek. Pihaknya pun telah menyiapkan kebijakan ekonomi guna merespon revolusi tersebut. Yaitu dengan melakukan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, program perlindungan sosial dan peningkatan kualitas kesehatan. *k22
Menko Kemaritiman RI Luhut B Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani mengisi Sarasehan Nasional dalam rangka peringkatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.
"Ada empat agenda besar dalam memperingati Hari Raya Nyepi. Pertama dari sisi ritual, kedua bakti sosial, ketiga intelektual dan dharma santi. Dari sisi intelektual, kami menggelar Sarasehan Nasional dengan menghadirkan Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan dan ibu Menkeu Sri Mulyani," ujar Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 Wayan Gigin Samudra di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Sabtu (23/2).
Kehadiran mereka sebagai narasumber, kata Gigin, dapat memberikan gambaran umum ke depan dalam mengantisipasi kemajuan teknologi.
Nampak hadir tokoh-tokoh Bali di Jakarta dan sekitarnya, antara lain Sang Nyoman Suwisma, I Made Gde Erata, Putra Astaman,Ketut Untung Yoga Ana, Ida Bagus Alit Wiratmaja dan I Ketut Wiardana.
Acara dibuka oleh Ketum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya. Sementara Luhut memaparkan tentang keberhasilan pemerintah saat ini seperti turunnya kemiskinan dan berhasilnya menciptakan 10 juta lapangan kerja baru. Oleh karena itu, ia sangat menyayangkan ketika muncul isu banyak tenaga kerja asing menyerbu Indonesia.
Menurut Luhut, tenaga kerja asing di tanah air hanya 0,07 persen. Jumlah itu tidak sebanyak negara lain semisal Malaysia 5,5 persen dan Singapura 24,4 persen. "Tuduhan tenaga asing itu hoax," tegasnya.
Ia selanjutnya menjelaskan, bagaimanac menyiapkan tenaga kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Yakni dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keahlian dalam penguasaan teknologi revolusi industri 4.0 serta pengembangan keahlian kepada industri hospitality seperti pada sektor pariwisata yang belum bisa digantikan oleh robot.
Sedangkan Sri Mulyani menyatakan, dalam menghadapi revolusi industri 4.0 kita harus siap dalam berbagai aspek. Pihaknya pun telah menyiapkan kebijakan ekonomi guna merespon revolusi tersebut. Yaitu dengan melakukan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, program perlindungan sosial dan peningkatan kualitas kesehatan. *k22
Komentar