KESEHATAN : Makanan Pedas Perpanjang Usia
Pecinta makanan pedas pasti merasa kurang lengkap jika menyantap lauk-pauk tanpa kehadiran cabai atau sambal sebagai teman makan.
Berbahagialah mereka yang menyukai sambal. Ternyata, selain berfungsi sebagai penggugah selera makan, penelitian menunjukkan makan makanan yang pedas dapat memperpanjang usia.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan lebih dari 16.000 partisipan berusia 18 tahun atau lebih menemukan bahwa risiko kematian orang-orang yang rutin mengonsumsi makanan yang pedas bisa turun hingga 13 persen daripada orang yang tidak suka pedas. Temuan serupa juga ditemukan pada sebuah penelitian Cina, yang dilansir dari laman Health. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan kelompok orang yang hampir setiap hari makan makanan yang pedas memiliki 14% penurunan risiko kematian.
Sementara itu, mereka yang makan makanan pedas hanya dua kali seminggu mendapati penurunan risiko kematian hanya 10 persen. Orang-orang yang makan makanan pedas hanya satu kali seminggu dan mereka yang sama sekali tidak makan makanan pedas, risiko kematiannya tidak mengalami perubahan. Di antara partisipan perempuan, mereka yang hobi makan makanan pedas dikaitkan dengan rendahnya kematian akibat kanker, juga penyakit jantung dan gangguan pernapasan. Bagaimana bisa cabe memperpanjang umur?
Capsaicin telah dibuktikan dapat mengaktifkan reseptor sel di lapisan dalam usus untuk menciptakan reaksi yang bisa menurunkan risiko pertumbuhan tumor dengan mematikan reseptor yang over-reaktif. Aktivasi reseptor ini juga berperan mencegah obesitas dari dalam tubuh. Pencegahan obesitas akan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan metabolik, dan juga penyakit paru. Selain itu, capsaicin dalam cabai efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Ini dapat memperbaiki kelancaran aliran darah dari dan menuju jantung dan menyebabkan penurunan tekanan darah akibat pengaruh oksida nitrat dalam capsaicin terhadap pelebaran pembuluh darah.
Pada akhirnya, efek kelancaran sirkulasi darah ini dapat menjaga kesehatan jantung. Vitamin A dan C yang terkandung dalam cabai juga memperkuat dinding otot jantung. Dilansir dari self, menurut American Association for Cancer Research, senyawa capsaicin (yang juga ditemukan dalam kunyit) memiliki kemampuan untuk mematikan beberapa jenis kanker dan sel leukemik. Peneliti juga menemukan capsaicin mampu membunuh 80 persen kanker prostat (pada tikus) tanpa membahayakan sel-sel normal di sekitarnya. Terlebih, cabai memiliki sifat antimikroba dan anti-peradangan. Cabai dinilai sangat ampuh untuk melindungi dari borok (ulkus) dalam perut.
Luka dalam perut diakibatkan oleh bakteri H pylori penyebab pertumbuhan bisul, dan capsaicin dapat membantu untuk membunuh koloni bakteri tersebut. Capsaicin juga telah dikaitkan dengan pengobatan kanker payudara, pankreas, dan kandung kemih, meskipun mungkin harus mengonsumsi capsaicin dalam jumlah yang tidak masuk akan agar bisa berhasil — misalnya, lima buah cabai habanero dalam seminggu. Jangan berlebihan makan makanan pedas.
Meski sudah banyak studi yang melaporkan manfaat makanan pedas untuk kesehatan, peneliti mengingatkan bahwa studi-studi ini masih terbatas bersifat pengamatan sehingga tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibatnya secara pasti. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki manfaat dan efek berbeda yang dapat ditimbulkan tergantung masing-masing jenis cabai.
Batasi juga makanan pedas di malam hari. Mengonsumsi makanan pedas menjelang waktu tidur bisa menyebabkan gangguan pencernaan yang bisa membuat sulit tidur nyenyak. Bahkan jika kamu termasuk orang yang tahan makan cabai, sambal dan makanan yang pedas dapat membuat kesulitan tidur akibat capsaicin yang mengubah suhu tubuh. Lalu seberapa banyak makanan pedas yang perlu dikonsumsi untuk mendapatkan manfaatnya? Dokter dan para ahli menyarankan untuk mulai memasukkan cabai dan kunyit ke dalam menu makan setidaknya 2-3 kali seminggu — baik dimakan mentah, dijadikan sambal, bahan rendaman masakan panggangan, tumisan, atau dipanggang utuh.
Pada akhirnya, daripada mencari makanan ‘super’ yang dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko kematian, akan lebih baik untuk mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Konsumsilah pola makan seimbang yang mengandung buah-buahan dan sayuran, batasi asupan garam, gula, dan lemak jenuh, berolahraga secara rutin, serta hindari rokok dan alkohol. *
Komentar