Kerap Muncul Suara Gaib, Petugas Stop Ronda Malam Saat Kajeng Kliwon
Taman Sukasada Ujung yang selesai dibangun oleh Raja Karangasem XVI, AAA Anglurah Ktut Karangasem, tahun 1921 terdiri dari 3 gapura, 5 kolam, 4 bale, 3 kanopi, dan dihiasi bangunan terasiring
Objek Wisata Taman Sukasada Ujung Belum Pernah Diupacarai Tabuh Gentuh Pasca Renovasi 2003
AMLAPURA, NusaBali
Objek Wisata Taman Sukasada Ujung di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Keca-matan Karangasem sudah beroperasi selama 97 tahun sejak selesai dibangun oleh Raja Karangasem XVI, AAA Anglurah Ktut Karangasem, pada 1921. Taman Sukasada Ujung sempat direnovasi tahun 2003. Namun, pasca renovasi belum pernah digelar Karya Tabuh Gentuh lan Pecaruan Agung, yang bertujuan untuk menyomiakan bhutakala dan menjaga keseimbangan penjaga niskala. Itu sebabnya, petugas keamanan tak berani ronda pada malam-malam tertentu, terutama saat Kajeng Kliwon.
Kepala Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung, Ida Made Alit, mengatakan ke-sakralan objek wisata favorit di Kecamatan Karangasem ini selesai direnovasi tahun 2003. Sejak itu, bangunan yang selesai direvitalisasi hanya sebatas diupacarai pamelaspas, belum pernah diimbangi dengan menggelar Karya Tabuh Gentuh. Padahal, sejumlah paranormal meyakini objek wisata ini dihuni beragam makhluk gaib.
Menurut Ida Made Alit, di Taman Sukasada Ujung diyakini terdapat beragam benda pusaka berupa keris gaib di setiap sudut bangunan Benda-benda pusaka itu dijaga beragam makhluk gaib. “Nah, untuk menjaga kesakralan Taman Sukasada Ujung, sangat perlu diimbangi dengan upacara ritual,” ujar Ida Made Alit kepada NusaBali di Amlapura, Rabu (20/2) lalu.
Ida Made Alit menyebutkan, Badan Pengelola Taman Sukasada Ujung yang dipim-pinnya baru saja membangun Pura Dirah di sebelah selatan Kolam Dirah---salah satu kolam keramat tempat eksekusi para penjahat setelah divonis bersalah melalui pengadilan Kerajaan Karangasem. Namun, sampai sekarang juga belum ada digelar upacara di Pura Dirah.
Karena belum pernah digelarnya Karya Tabuh Gentuh sejak renovasi Taman Sukasada Ujung tahun 2003 dan dibangunnya Pura Dirah, kata Ida Made Alit, kerap terjad peristiwa niskala di objek wisata ini. Salah satunya, pengunjung tiba-tiba karauhan (kesurupan) di Taman Sukasada Ujung.
Selain itu, sering muncul suara-suara gaib pada hari-hari tertentu di Taman Sukasada Ujung, seperti rtahina Kajeng Kliwon. Karena kemunculan suara-sauara gaib tersebut, petugas keamanan di Taman Sukasada Ujung pilih menghentikan lakukan patroli malam saat Kajeng Kliwon.
“Makanya, kami tengah memikirkan untuk menggelar Karya Tabuh Gentuh lan Pecaran Agung. Kami masih berkoordinasi dengan Ida Anak Lingsir untuk dewasa ayu (hari baik) pelaksanaan upacara,” papar Ida Made Alit.
Objek Wisata Taman Sukasada Ujung sendiri dibangun di atas lahan seluas 9,8 hektare. Taman Sukasada Ujung dibangun oleh Raja Karangasem XVI, AA Agung Anglurah Ktut Karangasem. Pembangunan dilakukan selama 12 tahun sejak 1909 hingga 1921. Untuk arsitektur Belanda, pembangunan Taman Sukasada Ujung dibantu oleh Van Den Hentz. Sementara untuk arsitektur Tiongkok, dibantu oleh Loto Ang. Kendati selesai dibangun pada 1921, namun Taman Sukasada Ujung baru diresmikan tahun 1937.
Taman Sukasada Ujung terdiri dari tiga gapura, lima kolam, empat bale, tiga kanopi, dan dihiasi bangunan terasiring. Gapura I dengan dua pilar beton, yang terhubung dua plengkung besi disambung sebuah portal kayu yang tersambung dengan pagar keliling penuh jeruji berbentuk bunga-bunga. Gapura II bentuknya juga sama dengan Gapura I, menggunakan arsitektur Bali. Gapura III juga dibangun dengan arsitektur Bali, berfungsi sebagai gerbang ceremony.
Sedangkan Bale Kapal di Taman Sukasada Ujung berukuran 5 meter x 5 meter, dengan ciri khas 12 tiang penyangga yang puncaknya berbentuk mahkota raja. Sementara Bale Bundar bentuknya bundar mirip bale bengong, dengan arsitektur Eropa, yang dibangun sebagai tempat sakral ketika raja melakukan yoga.
Sebaliknya, Bale Lunjuk dibangun dengan lima anak tangga melingkar, di ada 107 anak tangga menurun ke arah timur. Bale Lunjuk ini berada di ketinggian, yang berfungsi sebagai tempat memantau seluruh bangunan yang berada di bawahnya. Sedangkan Bale Warak yang dibangun di atas 3 anak tangga, berfungsi sebagai tempat upacara nyegara gunung bagi keluarga Raja Karangasem.
Di Taman Sukasada Ujung terdapat 5 unit kolam. Pertama, kolam ukuran 120 meter x 87 meter. Di tengah kolam ini terdapat bangunan Bale Gili. Kedua, kolam dengan ukuran 105 meter x 93 meter, yang di tengah-tengahnya dibangun Bale Kambang, yakni tempat menjamu para tamu raja.
Ketiga, kolam ukuran 65 meter x 26 meter. Ini merupakan kolam pertama yang dibangun Raja Karangasem di Taman Sukasada Ujung, dinamai Kolam Dirah. Kolam inilah yang diyakini sebagai kolam magis, tempat mengeksekusi orang-orang yang divonis bersalah di zaman kerajaan. Mereka yang divonis bersalah ditenggelamkan di Koman Dirah ini.
Keempat, kolam berukuran 260 meter x 125 meter, berada di sebelah utara Bale Warak. Kelima, kolam ukurannya 50 meter x 8 meter yang dibangun khusus sebagai kolam suci untuk matirta yatra. Konon, air untuk kolam keempat yang berukuran 26 meter x 125 meter bersumber dari kolam kelima.
Menurut Ida Made Alit, rata-rata kunjungan wisatawan manca negara ke Taman Sukasada Ujung mencapai 150 orang per hari. Sedangkan kunjungan wisatawan domestik rata-rata 100 orang per hari. Untuk wisatawan asing dikenakan tiket masuk sebesar Rp 50.000 per orang, sementara wisatawan domestik sebesar Rp 15.000 per orang.
"Sedangkan untuk pra wedding, rata-rata ada 15 kali dalam sebulan. Bagi orang asing yang melakukan pra wedding di Taman Sukasada Ujung, mereka bayar sebesar Rp 2 juta. Sedangkan pra wedding untuk warga domestik dikenakan sebesar Rp 1 juta," tandas Ida Made Alit. *k16
Komentar