Keracunan, 158 Warga Maluku Tengah Diare
Sebanyak 158 warga di Desa Selamon, Kecamatan Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, menjalani perawatan medis secara darurat setelah terserang penyakit diare sejak Minggu (24/2) malam hingga Senin (25/2).
AMBON, NusaBali
Dari informasi yang didapat, penyakit diare menyerang warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa di desa tersebut. Atas kejadian itu, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banda dan sejumlah puskesmas di wilayah itu langsung menerjunkan tenaga dokter dan para medis untuk mengatasi penyakit tersebut.
Warga setempat, Muhamad mengatakan, ratusan warga ditangani secara darurat oleh tim dokter dari RSUD Banda dan tenaga medis di aula kantor desa setempat.
“Tidak ada rumah sakit di sini, jadi semuanya dirawat secara darurat di aula kantor desa,” kata Muhamad, Senin (25/2) seperti dilansir kompas.
Camat Banda Kadir Sarlian membenarkan adanya kejadian luar biasa tersebut. "Iya ada penyakit diare di Desa Selamor,” kata Kadir melalui telepon selulernya, Senin (25/2).
Kadir menjelaskan, kasus tersebut baru diketahuinya setelah kepala Desa Selamor menghubunginya untuk meminta bantuan tenaga medis. Dia langsung meminta pimpinan sejumlah puskesmas di kecamatan Banda untuk segera menangani diare yang menyerang warga di desa tersebut.
“Saya langsung memerintahkan pimpinan Puskesmas Waer dan Puskesmas Walang bersama dokternya untuk menangani masalah itu. Saya juga berkoordinasi dengan RSUD Banda untuk menangani pasien yang terdampak,” katanya.
Dia menerangkan, warga yang terserang penyakit diare secara keseluruhan berjumlah 158 orang. Dari jumlah itu, ada 23 warga yang dirawat secara intensif karena kondisi mereka yang sangat lemah. "Tapi Alhamdulillah semuanya sudah tertangani,” katanya.
Dia menambahkan, ada sekitar 20 tenaga medis yang diterjunkan ke Desa Selamon untuk menangani ratusan warga yang terserang penyakit tersebut. Hingga Senin pagi, warga yang terserang penyakit tersebut masih ditangani tenaga medis.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Ponto mengatakan, keracunan makanan diduga menjadi penyebab 158 warga terserang penyakit diare.
“Jadi penyebabnya itu kemungkinan karena keracunan makanan,” kata Ponto, Senin (25/2). Ponto mengatakan, dari laporan yang diterima, sebelum ratusan warga tersebut terkena diare, mereka sempat mengonsumsi hidangan dalam sebuah acara pesta di desa mereka. Setelah itu banyak dari warga terserang diare.
“Jadi sebelumnya ada acara pesta di desa. Saat ini kami sedang berusaha untuk mendapatkan sampel makanan yang dikonsumsi warga di sana,” ujarnya. *
Warga setempat, Muhamad mengatakan, ratusan warga ditangani secara darurat oleh tim dokter dari RSUD Banda dan tenaga medis di aula kantor desa setempat.
“Tidak ada rumah sakit di sini, jadi semuanya dirawat secara darurat di aula kantor desa,” kata Muhamad, Senin (25/2) seperti dilansir kompas.
Camat Banda Kadir Sarlian membenarkan adanya kejadian luar biasa tersebut. "Iya ada penyakit diare di Desa Selamor,” kata Kadir melalui telepon selulernya, Senin (25/2).
Kadir menjelaskan, kasus tersebut baru diketahuinya setelah kepala Desa Selamor menghubunginya untuk meminta bantuan tenaga medis. Dia langsung meminta pimpinan sejumlah puskesmas di kecamatan Banda untuk segera menangani diare yang menyerang warga di desa tersebut.
“Saya langsung memerintahkan pimpinan Puskesmas Waer dan Puskesmas Walang bersama dokternya untuk menangani masalah itu. Saya juga berkoordinasi dengan RSUD Banda untuk menangani pasien yang terdampak,” katanya.
Dia menerangkan, warga yang terserang penyakit diare secara keseluruhan berjumlah 158 orang. Dari jumlah itu, ada 23 warga yang dirawat secara intensif karena kondisi mereka yang sangat lemah. "Tapi Alhamdulillah semuanya sudah tertangani,” katanya.
Dia menambahkan, ada sekitar 20 tenaga medis yang diterjunkan ke Desa Selamon untuk menangani ratusan warga yang terserang penyakit tersebut. Hingga Senin pagi, warga yang terserang penyakit tersebut masih ditangani tenaga medis.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Ponto mengatakan, keracunan makanan diduga menjadi penyebab 158 warga terserang penyakit diare.
“Jadi penyebabnya itu kemungkinan karena keracunan makanan,” kata Ponto, Senin (25/2). Ponto mengatakan, dari laporan yang diterima, sebelum ratusan warga tersebut terkena diare, mereka sempat mengonsumsi hidangan dalam sebuah acara pesta di desa mereka. Setelah itu banyak dari warga terserang diare.
“Jadi sebelumnya ada acara pesta di desa. Saat ini kami sedang berusaha untuk mendapatkan sampel makanan yang dikonsumsi warga di sana,” ujarnya. *
Komentar