Mudarta Kembali Naik Jadi Ketua Partai
Sudiartana dijegal syarat pencalonan, sementara Supadma Rudana dipaksa minggir meski punya gerbong 7 DPC Demokrat.
DPP Demokrat Paksa Aklamasi
DENPASAR, NusaBali
Pemilihan Ketua DPD Demokrat Bali 2016-2021 melalui Musyawarah Daerah (Musda) di Inna The Grand Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (15/5) malam, benar-benar alot. Kandidat incumbent Made Mudarta akhirnya lolos dari lubang jarum dan terpilih kembali sebagai Ketua DPD Demokrat Bali, setelah DPP Demokrat ‘paksakan’ aklamasi.
Made Mudarta (yang sebelumnya Ketua DPD I Demokrat Bali demisioner) terpilih lagi secara aklamasi menjadi Ketua DPD Demokrat Bali 2016-2021, menyisihkan para kandidat lainnya yang dipaksa mundur teratur, seperti Putu Sudiartana (kini Wakil Bendahara Umum DPP Demokrat 2015-2020 yang anggota DPR RI Dapil Bali) dan Putu Supadma Rudana (Wakil Sekjen DPP Demokrat 2015-2020). Anggota Dewan Pembina DPP Demokrat, Made Mangku Pastika, yang notabene Gubernur Bali, disebut-sebut ‘ikut berperan’ dan turun tangan menyelamatkan Mudarta dari lubang jarum.
Sebelum Musda Demokrat digelar, 7 dari 11 pemilik suara sudah merapat ke barisan Putu Sudiartana alias menjadi lawan bagi Made Mudarta. Tujuh (7) pemilik suara itu berasal dari 7 Kabupaten/Kota, yakni Ketua DPC Demokrat Denpasar Made Gandhi, Ketua DPC Demokrat Badung Made Sunarta, Ketua DPC Demokrat Klungkung Gede Artison Andarawata, Ketua DPC Demokrat Karangasem I Gusti Putu Eka Mulyawan, Ketua DPC Demokrat Bangli Komang Carles, Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh Gede Herryani, dan Ketua DPC Demokrat Tabanan I Gusti Made Purnayasa.
Dari 9 cabang, hanya Ketua DPC Demokrat Gianyar Ketut Jata dan Ketua DPC Demokrat Jembrana Wayan Wardana yang kabarnya mendukung Mudarta. Sedangkan 2 pemilik suara lainnya, yakni DPD Demokrat Bali dan DPP Demokrat, disebut-sebut mengarahkan dukungan ke Mudarta.
Begitu Musda Demokrat Bali dibuka resmi oleh Ketua Badan Pembinaan Organisasi-Kaderisasi-Keanggotaan (BPOKK) DPP Demokrat, Pramono Edy Wibowo Minggu siang pukul 14.00 Wita, adik ipar Ketua Umum DPP Demlokrat SBY itu sudah langsung mewarning supaya pemilihan tidak ada voting-votingan. Bahkan, saat Pramono Edhie, Made Mangku Pastika, dan jajaran DPD Demokrat Bali bertemu di ruangan transit arena Musda, sudah dirancang aklamasi.
Rancangan aklamasi ini dimatangkan, mengingat keinginan 7 DPC Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali pendukung Putu Sudiartana begitu kuat agar terjadi pemilkihan Ketua DPD Demokrat Bali melalui voting. Sudiartana sendiri kemudian terpental, karena dianggap tidak memenuhi syarat sebagai Ketua DPD Demokrat Bali. Setelah Sudiartana terpental, 7 DPC Demokrat kemudian mengalihkan dukungannya ke Supadma Rudana.
Situasi yang tidak menguntungkan ini membuat kubu incumbent Mudarta cemas.
Walhasil, dalam pidato politiknya, Pramono Edhie dan Mangku Pastika meminta kader Demokrat Bali supaya bersatu. “Jangan semua mau jadi ketua. Ada yang jadi sekretaris dan sebagainya. Saya minta selesaikanlah dengan musyawarah,” ujar Pramono Edhie di awal pembukaan Musda Demokrat Bali kemarin.
Mangku Pastika juga meminta kader Demokrat di Bali bersatu. Dengan bersatu, badai akan menjadi kecil. “Kita sudah kecil, jangan lagi terpecah. Makin kecil kita,” tandas Mangku Pastika, yang disebut-sebut mengeluarkan rekomendasi sebagai Dewan Pembina DPP Demokrat kepada Ketua Umum SBY bahwa hanya mendukung Mudarta jadi Ketua DPD Demokrat Bali.
Ketika Pramono Edhie memimpin sidang Musda Demokrat Bali, Minggu sore pukul 17.00 Wita, masih saja terjadi ketegangan. Tujuh (7) DPC Demokrat yang sebelumnya mendukung Sudiartana, lalu beralih ke Supadma Rudana, belum juga bisa dijinakkan. Mereka tetap ngotot ingin tarung habis-habisan melalui.
Dalam kondisi yang memanas itu, Pramono Edhie memanggil Supadma Rudana dan para Ketua DPC Demokrat se-Bali untuk dipertemukan dengan Mudarta (kandidat incumbent yang Ketua DPD Demokrat Bali 2011-2016). Dalam pertemuan tertutup sore itu, Pramono Edhie meminta kenegarawanan Supadma Rudana dan para Ketua DPC Demokrat se-Bali, supaya berproses dengan musyawarah dan mufakat, tidak ada pertarungan voting.
Bocoran yang diperoleh NusaBali, Pramono Edhie sampai menyebut nama Ketua Umum DPP Demokrat SBY, supaya pemilihan Ketua DPD Demokrat Bali berjalan dengan musyawarah dan tidak terjadi perpecahan. Tekanan terhadap Supadma Rudana dan para ketua DPC Demokrat se-Bali yang mengatasnamakan SBY inilah yang berhasil meloloskan Mudarta dari lubang jarum.
”Pak Pramono yang telepon SBY. Kalau tidak, ceritanya bisa deadlock,” ujar sumber NusaBali di lingkaran Demokrat, Minggu malam. Nah, dalam proses pemilihan Ketua DPD Demokrat 2016-2021 yang dimulai kemarin petang pukul 18.17 Wita dengan dipimpin langsung Pramono Edhie, akhirnya Mudarta ditetapkan secara aklamasi. Selaku Ketua DPD Demokrat Bali terpilih, Mudarta pun langsung menjadi Ketua Tim Formatur.
Namun, politisi asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini tidak bisa bebas menentukan kabinetnya atau personalia DPD Demokrat Bali 2016-2021. Sebab, para Ketua DPC Demokrat se-Bali yang semula berseberangan, melawannya dengan masuk menjadi anggota Tim Formatur. “Itulah kompromi setelah para DPC Demokrat dipaksa DPP Demokrat supaya tidak voting,” tegas sumber tadi.
Setidaknya, ada 3 orang dari unsur DPC Demokrat (yang semula berseberangan dengan Mudarta) yang masuk dalam Tim Formatur. Mereka masing-masing Ketua DPC Demokrat Buleleng Luh De Herryani, Ketua DPC Demokrat Karangasem IGP Eka Mulyawan, dan Ketua DPC Demokrat Denpasar Made Gandhi. Mereka ini akan mempresentasikan aspirasi Supadma Rudana-Putu Sudiantara dalam penyusunan personalia lengkap kabinet Mudarta.
Dari unsur DPD Demokrat Bali, nama Wayan Adnyana (kini Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali dari Dapil Tabanan) masuk dalam Tim Formatur. Made Mudarta bertindak langsung sebagai Ketua Tim Formatur. Sedangkan dari unsur DPP Demokrat, Sedangkan Pramono Edhie menjadi Sekretaris Tim Formatur, mewakili unsur DPP Demokrat. Sebaliknya, IGB Alit Putra masuk Tim Formatur dari unsur Majelis Daerah Partai Demokrat Bali.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, tadi malam, Made Mudarta mengakui proses pemilihan Ketua DPD Demokrat Bali yang meloloskan dirinya kembali ke kursi nakhoda memang berlangsung panas. Mudarta menyebutkan, dukungan 7 DPC Demokrat Kabupaten/Kota kepada Putu Sudiartana secara otomatis hangus, karena yang bersangkutan tidak memenuhi syarat sebagai Calon Ketua DPD Demokrat Bali.
“Yang memenuhi syarat hanya saya dan Supadma Rudana. Tapi, Supadma Rudana berbesar hati mempersilakan saya untuk kembali memimpin partai Demokrat di Bali. Beliau sendiri akan fokus di DPP Demokrat melaksanakan tugas dan program Ketua Umum Pak SBY,” ujar Mudarta kepada NusaBali seusai menerima cipika-cipiki dari istrinya, Ni Wayan Sri Sumayanti, di arena Musda Demokrat Bali, tadi malam.
Setelah terpilih, menurut Mudarta, dirinya bersama Tim Formatur segera akan menyusun kepengurusan lengkap DPD Demokrat Bali 2016-2021. “Kami bersama Tim Formatur akan bekerja selama 14 hari ke depan untuk menyusun kepengurusan. Kita akan rangkul potensi kader semua,” ujar politisi yang dikenal sebagai pengusaha percetakan dan properti ini. 7 nat
1
Komentar