Maruarar: Usut Tuntas Mafia Bola
Ketua SC Piala Presiden 2015-2018, Maruarar Sirait, mengapresiasi kinerja Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Hendro Pandowo.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Maruarar, kasus ini merupakan momentum yang tepat untuk mengusut tuntas mafia bola serta membuat prestasi bola Indonesia semakin maju dan transparan.
"Terima kasih kepada Pak Hendro yang telah bekerja profesional. Sebagaimana pesan pak Jokowi terkait dalam hal mafia bola, bahwa mafia bola harus dihabisi," tegas pria yang biasa disapa Ara ini, Senin (25/2).
Ara yang dikenal dekat dengan Jokowi ini meminta Satgas Antimafia Bola terus bersikap tegas demi kebaikan sepakbola nasional di masa mendatang. Dengan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Ia juga meminta Satgas Mafia Bola bertindak dan mengusut tuntas masalah ini.
"Harapan kita semua sama. Ingin sepakbola Indonesia itu maju. Mari kita dukung kinerja Satgas Antimafia bola," tegas Ara. Pernyataan Ara ini sama dengan pernyataan sebelumnya dalam acara Mata Najwa, Rabu kemarin (20/2).
Dalam acara itu, bahkan Ara membawa jawaban dari Presiden Joko Widodo agar menghabisi mafia sepakbola. Pernyataan Ara ini pun diiyakan dan ditegaskan Jokowi secara langsung di GOR Pasar Minggu (22/2). Jokowi menegaskan bahwa pertandingan sepakbola harus berjalan secara fair-play dan tanpa intrik. Karena itu, segala jenis mafia bola harus dihabisi.
Desas-desus seputar mafia bola sudah terdengar lama di Indonesia. Permainan mafia termasuk di dalamnya adalah pengaturan skor. Namun demikian, gurita mafia bola seakan susah dipecahkan. Bukti-bukti seolah sulit diperoleh, sementara laporan demi laporan seperti menguap begitu saja. Hingga akhirnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, melalui surat nomor 3678 tanggal 21 Desember 2018, membentuk Satgas Anti Mafia Bola. Satgas dipimpin Brigadir Jendral (Brigjen) Hendro Pandowo. Dan Satgas Antimafia Bola ini langsung mendapat ratusan laporan.
Dalam dua bulan kerja, Satgas Antimafia bola langsung menyeret 15 tersangka. Dari 15 orang tersangka ini, mereka ditersangkakan karena melakukan permainan skor, menghancurkan barang bukti serta ada juga yang terlibat dalam judi online.
Ke-15 tersangka itu adalah Joko Driyono, Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng, anggota Komisi Disiplin Dwi Irianto, mantan anggota Komite Wasit Priyanto, anak Priyanto Anik Yuni Artika Sari, wasit Persibara melawan Persekabpas Nurul Safarid, mantan penanggungjawab PSMP Vigit Waluyo dan Direktur Penugasan Wasit PSSI Mansur Lestaluhu
Sementara empat tersangka lainnya adalah perangkat pertandingan Persibara lawan Persekabpas dengan inisial P, CH, NR, dan DS, Muhammad Mardani Mogot (sopir Jokdri), Musmuliadi (OB di PT Persija), Abdul Gofur (OB di PSSI). *k22
"Terima kasih kepada Pak Hendro yang telah bekerja profesional. Sebagaimana pesan pak Jokowi terkait dalam hal mafia bola, bahwa mafia bola harus dihabisi," tegas pria yang biasa disapa Ara ini, Senin (25/2).
Ara yang dikenal dekat dengan Jokowi ini meminta Satgas Antimafia Bola terus bersikap tegas demi kebaikan sepakbola nasional di masa mendatang. Dengan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Ia juga meminta Satgas Mafia Bola bertindak dan mengusut tuntas masalah ini.
"Harapan kita semua sama. Ingin sepakbola Indonesia itu maju. Mari kita dukung kinerja Satgas Antimafia bola," tegas Ara. Pernyataan Ara ini sama dengan pernyataan sebelumnya dalam acara Mata Najwa, Rabu kemarin (20/2).
Dalam acara itu, bahkan Ara membawa jawaban dari Presiden Joko Widodo agar menghabisi mafia sepakbola. Pernyataan Ara ini pun diiyakan dan ditegaskan Jokowi secara langsung di GOR Pasar Minggu (22/2). Jokowi menegaskan bahwa pertandingan sepakbola harus berjalan secara fair-play dan tanpa intrik. Karena itu, segala jenis mafia bola harus dihabisi.
Desas-desus seputar mafia bola sudah terdengar lama di Indonesia. Permainan mafia termasuk di dalamnya adalah pengaturan skor. Namun demikian, gurita mafia bola seakan susah dipecahkan. Bukti-bukti seolah sulit diperoleh, sementara laporan demi laporan seperti menguap begitu saja. Hingga akhirnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, melalui surat nomor 3678 tanggal 21 Desember 2018, membentuk Satgas Anti Mafia Bola. Satgas dipimpin Brigadir Jendral (Brigjen) Hendro Pandowo. Dan Satgas Antimafia Bola ini langsung mendapat ratusan laporan.
Dalam dua bulan kerja, Satgas Antimafia bola langsung menyeret 15 tersangka. Dari 15 orang tersangka ini, mereka ditersangkakan karena melakukan permainan skor, menghancurkan barang bukti serta ada juga yang terlibat dalam judi online.
Ke-15 tersangka itu adalah Joko Driyono, Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng, anggota Komisi Disiplin Dwi Irianto, mantan anggota Komite Wasit Priyanto, anak Priyanto Anik Yuni Artika Sari, wasit Persibara melawan Persekabpas Nurul Safarid, mantan penanggungjawab PSMP Vigit Waluyo dan Direktur Penugasan Wasit PSSI Mansur Lestaluhu
Sementara empat tersangka lainnya adalah perangkat pertandingan Persibara lawan Persekabpas dengan inisial P, CH, NR, dan DS, Muhammad Mardani Mogot (sopir Jokdri), Musmuliadi (OB di PT Persija), Abdul Gofur (OB di PSSI). *k22
Komentar