Badung Keluarkan Imbauan Terkait Nyepi
Disparda imbau pelaku industri pariwisata tak selenggarakan paket hiburan saat Nyepi. Sedangkan Disbud keluarkan tata cara bagi umat yang melaksanakan upacara pujawali di sanggah atau merajan maupun pura tertentu saat Nyepi.
MANGUPURA, NusaBali
Demi menghormati Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941 pada Kamis (7/3), hotel-hotel diimbau untuk tidak menyelenggarakan paket hiburan bagi para tamu yang menginap. Sedangkan Dinas Kebudayaan Badung mengeluarkan imbauan soal tata cara upacara pujawali di sanggah atau merajan maupun pura tertentu saat Nyepi pada 7 Maret 2019.
Imbauan Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung melalui surat Nomor 556/424/Dispar, tertanggal 26 Februari 2019, dan ditandatangani Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra. Imbauan ditujukan kepada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bali Hotel Association (BHA), Bali Villa Association, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, serta Indonesian Hotel General Managers Association (IHGMA) Chapter Badung.
Badra mengatakan, imbauan yang dikeluarkan merujuk Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 003.1/11367/PK/BKD tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2019. Selain itu, juga Keputusan Pasamuan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Nomor 001/PHDI-Bali/I/2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1941.
Menurut Badra, salah satu poin penting dari imbauan itu adalah hotel-hotel dan penyedia jasa hiburan lainnya tidak diperkenankan menyelenggarakan paket hiburan Hari Raya Nyepi. Pihaknya juga meminta pelaku pariwisata memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai Catur Brata Penyepian, sehingga mereka memahami apa yang tidak diperbolehkan saat Nyepi. Seperti, tidak boleh bepergian (amati lelungan), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), dan tidak berfoya-foya (amati lelanguan).
“Silakan tawarkan paket Nyepi, tapi yang ditawarkan adalah suasana heningnya bukan justru mengadakan hiburan di dalam hotel,” kata pejabat asal Kuta ini.
Imbauan lainnya adalah, agar wisatawan atau masyarakat tidak menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Raya Nyepi, dan membahayakan ketertiban umum. “Mari kita bersama-sama hormati apa yang menjadi tradisi di Bali saat Nyepi,” imbaunya. Badra mewanti-wanti kepada pelaku pariwisata untuk menghormati surat edaran yang telah disampaikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma, menyatakan sebelum Nyepi krama Badung dapat melaksanakan upacara melasti dari Senin (4/3) hingga Rabu (6/3). Untuk upacara tawur agung dilaksanakan pada 6 Maret 2019 di Catus Pata Bencingah Mengwi pada pukul 12.00 Wita.
Birokrat asal Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, itu menambahkan, bila mana umat Hindu di Badung ada yang melaksanakan upacara pujawali di sanggah atau merajan maupun pura tertentu saat Nyepi pada 7 Maret 2019, tersebut tetap bisa dilaksanakan. Namun, diusahakan dengan menggunakan upacara tingkat terkecil dan dilaksankan sedini mungkin saat Galang Kangin (sebelum pukul 06.00 Wita).
Tidak hanya itu, upacara piodalan dipimpin pemangku pura yang bersangkutan dengan meminimalkan penggunaan api/dupa dan tidak menggunakan tatabuhan gong serta dharma gita. “Bagi umat lain agar dapat menyesuaikan demi kelancaran dan kehikmatan pelaksanaan Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan oleh umat Hindu,” imbaunya. *asa
Demi menghormati Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1941 pada Kamis (7/3), hotel-hotel diimbau untuk tidak menyelenggarakan paket hiburan bagi para tamu yang menginap. Sedangkan Dinas Kebudayaan Badung mengeluarkan imbauan soal tata cara upacara pujawali di sanggah atau merajan maupun pura tertentu saat Nyepi pada 7 Maret 2019.
Imbauan Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung melalui surat Nomor 556/424/Dispar, tertanggal 26 Februari 2019, dan ditandatangani Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra. Imbauan ditujukan kepada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Bali Hotel Association (BHA), Bali Villa Association, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, serta Indonesian Hotel General Managers Association (IHGMA) Chapter Badung.
Badra mengatakan, imbauan yang dikeluarkan merujuk Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 003.1/11367/PK/BKD tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2019. Selain itu, juga Keputusan Pasamuan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Nomor 001/PHDI-Bali/I/2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1941.
Menurut Badra, salah satu poin penting dari imbauan itu adalah hotel-hotel dan penyedia jasa hiburan lainnya tidak diperkenankan menyelenggarakan paket hiburan Hari Raya Nyepi. Pihaknya juga meminta pelaku pariwisata memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai Catur Brata Penyepian, sehingga mereka memahami apa yang tidak diperbolehkan saat Nyepi. Seperti, tidak boleh bepergian (amati lelungan), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bekerja (amati karya), dan tidak berfoya-foya (amati lelanguan).
“Silakan tawarkan paket Nyepi, tapi yang ditawarkan adalah suasana heningnya bukan justru mengadakan hiburan di dalam hotel,” kata pejabat asal Kuta ini.
Imbauan lainnya adalah, agar wisatawan atau masyarakat tidak menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Raya Nyepi, dan membahayakan ketertiban umum. “Mari kita bersama-sama hormati apa yang menjadi tradisi di Bali saat Nyepi,” imbaunya. Badra mewanti-wanti kepada pelaku pariwisata untuk menghormati surat edaran yang telah disampaikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma, menyatakan sebelum Nyepi krama Badung dapat melaksanakan upacara melasti dari Senin (4/3) hingga Rabu (6/3). Untuk upacara tawur agung dilaksanakan pada 6 Maret 2019 di Catus Pata Bencingah Mengwi pada pukul 12.00 Wita.
Birokrat asal Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, itu menambahkan, bila mana umat Hindu di Badung ada yang melaksanakan upacara pujawali di sanggah atau merajan maupun pura tertentu saat Nyepi pada 7 Maret 2019, tersebut tetap bisa dilaksanakan. Namun, diusahakan dengan menggunakan upacara tingkat terkecil dan dilaksankan sedini mungkin saat Galang Kangin (sebelum pukul 06.00 Wita).
Tidak hanya itu, upacara piodalan dipimpin pemangku pura yang bersangkutan dengan meminimalkan penggunaan api/dupa dan tidak menggunakan tatabuhan gong serta dharma gita. “Bagi umat lain agar dapat menyesuaikan demi kelancaran dan kehikmatan pelaksanaan Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan oleh umat Hindu,” imbaunya. *asa
Komentar