Gladi Bersih Jadi Ajang Pamer Aksi
Jelang Lomba Ogoh-ogoh Klungkung
SEMARAPURA, NusaBali
Menjelang lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Klungkung, Minggu (3/3). Para peserta lomba mematangkan persiapan dengan gladi bersih di posisi lomba depan Monumen Puputan Klungkung. Gladi ini dilakukan secara bergilir dari masing-masing kecamatan.
Gladi pada hari pertama diberikan kesempatan kepada duta Kecamatan Banjarangkan, Selasa (26/2) petang. Keesokan harinya dilanjutkan duta dari Kecamatan Klungkung, kemudian Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Komang Sukarya mengatakan, gladi ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar menyesuaikan dengan kondisi saat lomba nanti. Sehingga mereka bisa tampil dengan maksimal. “Gladi kita atur sebanyak 4 kali (4 hari), kita ambil per kecamatan,” katanya, Kamis (28/2).
Lomba ogoh-ogoh kali ini akan diikuti sebanyak 7 peserta, yakni Sekaa Saraswati dari Banjar Takmung, Kecamatan Banjarangkan; Sekaa Kencana Giri dari Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan; Karang Taruna Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung; Sekaa dari Desa Akah, Kecamatan Klungkung. ST Satya Dharma dari Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan; Sekaa dari Desa Besan, Kecamatan Dawan; dan Sekaa dari Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida.
Ketinggian ogoh-ogoh maksimal 6 meter setelah diusung, lebar ogoh-ogoh 4-5 meter dan disesuaikan dengan lintasan. “Tidak diperkenankan menampilkan unsur seksual, politis, stripsis atau ogoh-ogoh dalam bentuk penghinaan terhadap unsur atau organisasi, maupun mengandung unsur SARA dan mengundang polemik secara umum,” ujarnya.
Selain itu peserta juga tidak diperkenankan menggunakan petasan atau segala sesuatu yang menghasilkan ledakan. Finishing ogoh-ogoh dibuat dengan tidak meninggalkan unsur etika dan estetika budaya yang ada di Bali. Bahan ogoh-ogoh dari ulatan tradisional. Untuk keamanan kepada semua peserta nantinya untuk mengajak pecalang.*wan
Gladi pada hari pertama diberikan kesempatan kepada duta Kecamatan Banjarangkan, Selasa (26/2) petang. Keesokan harinya dilanjutkan duta dari Kecamatan Klungkung, kemudian Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida.
Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung I Komang Sukarya mengatakan, gladi ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar menyesuaikan dengan kondisi saat lomba nanti. Sehingga mereka bisa tampil dengan maksimal. “Gladi kita atur sebanyak 4 kali (4 hari), kita ambil per kecamatan,” katanya, Kamis (28/2).
Lomba ogoh-ogoh kali ini akan diikuti sebanyak 7 peserta, yakni Sekaa Saraswati dari Banjar Takmung, Kecamatan Banjarangkan; Sekaa Kencana Giri dari Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan; Karang Taruna Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung; Sekaa dari Desa Akah, Kecamatan Klungkung. ST Satya Dharma dari Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan; Sekaa dari Desa Besan, Kecamatan Dawan; dan Sekaa dari Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida.
Ketinggian ogoh-ogoh maksimal 6 meter setelah diusung, lebar ogoh-ogoh 4-5 meter dan disesuaikan dengan lintasan. “Tidak diperkenankan menampilkan unsur seksual, politis, stripsis atau ogoh-ogoh dalam bentuk penghinaan terhadap unsur atau organisasi, maupun mengandung unsur SARA dan mengundang polemik secara umum,” ujarnya.
Selain itu peserta juga tidak diperkenankan menggunakan petasan atau segala sesuatu yang menghasilkan ledakan. Finishing ogoh-ogoh dibuat dengan tidak meninggalkan unsur etika dan estetika budaya yang ada di Bali. Bahan ogoh-ogoh dari ulatan tradisional. Untuk keamanan kepada semua peserta nantinya untuk mengajak pecalang.*wan
Komentar