Petani Mengadu ke Dewan
Salah seorang penebas mengaku kirim 45 ton gabah ke Banyuwangi pada tahun 2015 karena tidak tertampung di Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Puluhan petani dari Subak Lanyah I, Subak Lanyah II, dan Subak Bulung Daya, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, mendatangi kantor DPRD Tabanan, Senin (16/5). Mereka mengadukan DPC Persatuan Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) Tabanan yang tak kunjung membeli beras sehat petani. Petani juga menyesalkan Perpadi beli gabah dari program beras sehat tak sesuai harga pemerintah Rp 6.000 per kilogram. Para petani diterima langsung Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi.
Pekaseh Subak Bulung Daya, I Wayan Tarja menjelaskan tanam gabah program beras sehat seluas 5 hektare. Saat ini padi sudah menguning dan siap dipanen. Namun hingga kini belum laku, padahal petani tanam padi untuk program Pemkab Tabanan. “Saya selaku pekaseh terus dicari oleh anggota subak. Mereka menanyakan kapan padi yang sudah menguning itu dibeli pemerintah,” ungkapnya.
Akibat gabah untuk program beras sehat itu tak kunjung dibeli, ia bersama 28 anggota akhirnya juakl padi kepada penebas. “Kami perlu uang cepat. Kami takut padi kualitas padi tidak bagus akibat hujan,” imbuhnya. Padi yang dijual kepada penebas itu hanya laku Rp 3.900 per kilogram. Padahal kalau dibeli oleh Perpadi sebesar Rp 6.000 per kilogram sesuai kesepakatan pemerintah.
Tarja menambahkan, Perpadi mau beli gabah beras sehat di pinggir jalan dan dinaikkan ke truk seharga Rp 6.000 per kg. Selain itu harus sediakan kampil sendiri dan gabah dibon. “Aturan itu tidak sesuai kesepakatan,” tandas Tarja. Krama subak Bulung Daya yang juga penebas, Ketut Widana mengakui prihatin melihat padi petani yang sudah menguning namun belum dipanen. Informasinya Perpadi mau beli padi petani di Subak Bulung Daya, namun hingga kini Perpadi belum juga turun.
Melihat kondisi itu, Widana pun membeli gabah petani seharga Rp 3.900 per kg bersih tanpa potongan apa-apa. Ia mengaku sudah 10 tahun menjadi penebas. Bahkan pada tahun 2015, ia mengirim 45 ribu ton gabah ke Banyuwangi karena tidak tertampung di Tabanan. “Apabila Perpadi membeli gabah petani di Subak Bulung Daya, saya pribadi tidak akan membeli dengan pola menebas. Ini saya lakukan karena tidak ada kepastian dari Perpadi untuk beli padi petani,” jelasnya.
Sementara Pekaseh Subak Lanyah I, Nengah Supariana berharap tak seperti krama subak Bulung Daya harus bawa gabah ke pinggir jalan dan menaikkan langsung ke truk. Ia menegaskan, ikut geruduk kantor dewan agar nasib petani diperjuangkan. Sementara Ketua DPRD Tabanan, I Ketut ‘Boping’ Suryadi segera memanggil eksekutif untuk membahas pengaduan petani. Apalagi ada informasi kalau gabah petani yang sudah dibeli sampai dibon oleh Perpadi. Menurutnya, program beras sehat sangat bagus dan menguntungkan petani, hanya prosesnya tidak konsisten.
Sementara itu, Ketua DPC Perpadi Tabanan, Anak Agung Made Sukawetan membenarkan jika beli gabah di petani sudah di atas truk. Alasannya, tak mungkin sewa ojek untuk ambil gabah ke tengah sawah. Pihaknya juga mengakui sampai ngebon, namun tak lama. “Kami biasa ngebon sebentar, kalau ada yang tak bisa dibon, saya bayar kontan,” tandas Agung Sukawetan.
Dikatakan, sesungguhnya Perpadi tak ada urusan dengan program beras sehat. Program itu diluncurkan oleh Bappeda dan Badan Penyuluh (Bapeluh) untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk beras sehat, Perpadi sifatnya membantu Pemkab Tabanan membeli gabah dari petani, seterusnya dijual kepada PNS di lingkungan Pemkab Tabanan. “Kami selalu beli beras sehat dari petani seharga Rp 6.000. Kemarin kami dituduh beli beras sehat Rp 4.000 per kilogram, silakan cek kebenarannya ke lapangan,” saran Agung Sukawetan.
Agung Sukawetan menjelaskan, tugas utama Perpadi adalah mengamankan harga gabah konvensional agar tetap dibeli sesuai harga pemerintah. “Sistim kita beli gabah yakni sudah ada di atas truk,” tandas Agung Sukawetan. Dikatakan, saat ini petani di Tabanan tengah panen raya. Perpadi beli gabah petani di pinggir jalan seharga Rp 4.400 per kilogram dari HPP Rp 3.700 per kilogram. “Perpadi beli gabah petani di atas HPP,” tandas Agung Sukawetan. 7 cr61, k21
Komentar