Trilateral Workshop di Kabupaten Badung
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung melaksanakan trilateral workshop bertema ‘Bridging New Damage Assessment to Implementation in Agricultural Insurance’, di Ruang Rapat Dinas Sosial Badung, Kamis (28/2).
MANGUPURA, NusaBali
Workshop diikuti 60 peserta, dibuka oleh Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa. Hadir di acara tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana, Prof Dr Chinaru Hongo dari Chiba University Jepang, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), tim Center on Food Availability for Sustainable Improvement (CFASI), dan pejabat terkait di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung.
Bupati Badung dalam sambutan yang dibacakan Sekda Adi Arnawa, mengatakan asuransi pertanian sangatlah penting bagi para petani untuk melindungi usaha taninya. “Karena asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usaha tani, sehingga keberlangsungan usaha tani dapat terjamin” katanya.
“Asuransi juga memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tumbuhan atau organisme penggangu tumbuhan (OPT), sehingga nantinya para petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usaha taninya,” imbuhnya.
Oka Swadiana dalam laporannya mengatakan, trilateral workshop bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan metode baru melalui penilaian kerusakan untuk asuransi pertanian yang lebih baik di Bali dan Indonesia.
Materi workshop di antaranya Current Damage Assessment in Badung, Bali (Ir I Nyoman Sumadi Mp), Suggested Approach from Unud’s Point of View (Prof I Made Anom Sutrisna Wijaya PhD), New Damage Assessment Using Remote Sensing Data (Prof Dr Chinaru Hongo), Damage Assessment in Europe Implementation of Technology for Better Assessment (Dr Hendri Alain Denis Douche). *
Bupati Badung dalam sambutan yang dibacakan Sekda Adi Arnawa, mengatakan asuransi pertanian sangatlah penting bagi para petani untuk melindungi usaha taninya. “Karena asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usaha tani, sehingga keberlangsungan usaha tani dapat terjamin” katanya.
“Asuransi juga memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tumbuhan atau organisme penggangu tumbuhan (OPT), sehingga nantinya para petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usaha taninya,” imbuhnya.
Oka Swadiana dalam laporannya mengatakan, trilateral workshop bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan metode baru melalui penilaian kerusakan untuk asuransi pertanian yang lebih baik di Bali dan Indonesia.
Materi workshop di antaranya Current Damage Assessment in Badung, Bali (Ir I Nyoman Sumadi Mp), Suggested Approach from Unud’s Point of View (Prof I Made Anom Sutrisna Wijaya PhD), New Damage Assessment Using Remote Sensing Data (Prof Dr Chinaru Hongo), Damage Assessment in Europe Implementation of Technology for Better Assessment (Dr Hendri Alain Denis Douche). *
1
Komentar