Puluhan Anjing Liar di Banjar Dieliminasi
Tim gabungan melakukan penyisiran anjing liar di sudut seluruh wilayah Banjar Dinas Ambengan.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan ekor anjing liar di Banjar Dinas Ambengan Desa/Kecamatan Banjar Buleleng dieliminasi, Jumat (1/3) kemarin. Tindakan eliminasi anjing liar itu pasca mencuatnya kasus gigitan anjing positif rabies di Banjar beberapa waktu lalu.
Proses eliminasi yang dimulai sejak pukul 08.00 – 11.00 WITA melibatkan enam orang petugas gabungan dari Dinas Peternakan Provinsi dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali bersama Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Tim gabungan pun melakukan penyisiran anjing liar di sudut seluruh wilayah Banjar Dinas Ambengan. Sejumlah anjing liar juga tampak ditemukan di perkebunan anggur warga.
Penyuluh Hewan Kecamatan Banjar Drh Putu Wirawan, mengatakan eliminasi tertarget dan selektif sementara baru dilakukan di Banjar Dinas Ambengan, Desa Banjar yang merupakan lokasi ditemukannya anjing positif rabies. Eliminasi anjing liar yang akhirnya berjumlah 20 ekor itu dilakukan berdasarkan kesepakatan warga dan pemerintah desa. Namun ia pun tak menampik dalam proses eliminasi sempat mendapat penolakan dari warga yang merasa kasihan kepada anjing yang selama ini dipelihara namun dilepasliarkan.
Ia pun menjelaskan dari hampir 1.500 ekor populasi anjing di Desa Banjar dan 250 di antaranya berada di Banjar Dinas Ambengan, sudah mendapatkan vaksinasi hampir mencapai 80 persen. Hanya saja pihaknya tidak dapat memastikan darimana asal anjing rabies yang akhirnya menulari anjing di Banjar, karena pergerakan dan populasi anjing lokal sangat cepat.
Namun dipastikan bahwa jika anjing peliharaan masyarakat yang sudah tervaksin dan dipelihara dengan baik, saat berkontak langsung dengan anjing rabies, masih aman dan bisa dipelihara. Sepanjang anjing itu tidak mati setelah mendapatkan gigitan.
Sementara itu Perbekel Desa Banjar, Ida Bagus Dedi Suyasa, menjelaskan jika di Desa Banjar masih banyak anjing liar yang berkeliaran tanpa pemilik yang jelas. Pihaknya pun berharap eliminasi tertarget ini dapat menyasar lima banjar dinas lainnya untuk menekan potensi gigitan rabies terulang kembali.
“Kami sedang koordinasikan dengan dinas terkait agar eliminasi dilakukan di semua dusun, karena info dari warga kami anjing yang mati itu juga mengigit anjing lainnya,” kata Dedy. Ia bersama prajuru adat juga berencana akan membuat pararem rabies, sehingga warganya yang memelihara anjing dapat lebih bertanggungjawab.*k23
Proses eliminasi yang dimulai sejak pukul 08.00 – 11.00 WITA melibatkan enam orang petugas gabungan dari Dinas Peternakan Provinsi dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali bersama Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Tim gabungan pun melakukan penyisiran anjing liar di sudut seluruh wilayah Banjar Dinas Ambengan. Sejumlah anjing liar juga tampak ditemukan di perkebunan anggur warga.
Penyuluh Hewan Kecamatan Banjar Drh Putu Wirawan, mengatakan eliminasi tertarget dan selektif sementara baru dilakukan di Banjar Dinas Ambengan, Desa Banjar yang merupakan lokasi ditemukannya anjing positif rabies. Eliminasi anjing liar yang akhirnya berjumlah 20 ekor itu dilakukan berdasarkan kesepakatan warga dan pemerintah desa. Namun ia pun tak menampik dalam proses eliminasi sempat mendapat penolakan dari warga yang merasa kasihan kepada anjing yang selama ini dipelihara namun dilepasliarkan.
Ia pun menjelaskan dari hampir 1.500 ekor populasi anjing di Desa Banjar dan 250 di antaranya berada di Banjar Dinas Ambengan, sudah mendapatkan vaksinasi hampir mencapai 80 persen. Hanya saja pihaknya tidak dapat memastikan darimana asal anjing rabies yang akhirnya menulari anjing di Banjar, karena pergerakan dan populasi anjing lokal sangat cepat.
Namun dipastikan bahwa jika anjing peliharaan masyarakat yang sudah tervaksin dan dipelihara dengan baik, saat berkontak langsung dengan anjing rabies, masih aman dan bisa dipelihara. Sepanjang anjing itu tidak mati setelah mendapatkan gigitan.
Sementara itu Perbekel Desa Banjar, Ida Bagus Dedi Suyasa, menjelaskan jika di Desa Banjar masih banyak anjing liar yang berkeliaran tanpa pemilik yang jelas. Pihaknya pun berharap eliminasi tertarget ini dapat menyasar lima banjar dinas lainnya untuk menekan potensi gigitan rabies terulang kembali.
“Kami sedang koordinasikan dengan dinas terkait agar eliminasi dilakukan di semua dusun, karena info dari warga kami anjing yang mati itu juga mengigit anjing lainnya,” kata Dedy. Ia bersama prajuru adat juga berencana akan membuat pararem rabies, sehingga warganya yang memelihara anjing dapat lebih bertanggungjawab.*k23
1
Komentar