Polisi Buru Sopir Truk yang Melindas Pemulung
Satlantas Polres Gianyar masih belum bisa mengungkap sopir truk yang melindas pemulung, I Nyoman Meja, 65, di Jalan Bypass IB Mantra, Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (27/2) lalu.
GIANYAR, NusaBali
Hingga, Jumat (1/3), sopir truk tidak ada niat menyerahkan diri. Polisi pun terus memburu sopir tersebut.
Kanit Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) Polres Gianyar, Ipda I Ketut Nariawan, menyatakan sejak korban ditemukan meninggal dunia, pihaknya terus memburu pelaku. “Kami dari hari kejadian terus menyisir truk. Tapi sampai saat ini belum kami temukan,” ujar Nariawan, kemarin.
Diakui, pihaknya sudah memegang rekaman Closed Circuit Television (CCTV) sebagai petunjuk awal. Hanya saja, rekaman tersebut tidak menunjukkan plat nomor truk yang menggilas tubuh korban hingga berlumuran darah.
Sekilas truk mirip truk boks, akan tetapi keterangan pekerja yang melihat truk itu melalui rekaman CCTV seperti truk pengangkut pasir atau pengangkut batu. “Itu masih didalami, truk apa yang terlibat. Karena di CCTV tidak terekam plat nopolnya,” terangnya.
Sementara itu, korban terekam oleh CCTV di salah satu usaha tempat pembuatan ukiran batu pura di jalur lambat, Jalan By Pass IB Mantra, Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Salah satu pekerja, Gede Budiarta, menyatakan usaha di tempat dia bekerja itu mulai buka pukul 07.00 Wita. “Kalau malam di sini sepi. Karena barang sering hilang, makanya bos masang 4 kamera,” jelasnya. Dari 4 CCTV, dua unit CCTV mengarah ke dalam areal usaha. Sedangkan, dua unit lainnya mengarah ke jalan raya, yakni mengarah timur dan mengarah ke barat jalan.
“Bapak itu (korban, red) sudah kelihatan (dari CCTV, red) jalan sendirian pakai sarung dan celana pendek dari timur,” ujarnya sambil menunjukkan posisi awal jauh dari lokasi usahanya.
Korban Nyoman Meja berjalan di tengah jalan di jalur lambat tanpa baju dari timur ke barat. “Di belakangnya langsung ada truk. Semestinya kalau lihat jalannya truk pelan, mestinya truk masih bisa menghindar atau paling tidak ngerem,” jelas pria asal Buleleng itu.
Yang janggal, truk justru tetap melaju dan menabrak korban. “Setelah ban truk melindas, baru truknya ngerem, lampu rem kanan nyala habis melindas,” jelasnya. Budiarta mengaku aneh, karena sopir truk bukannya turun menolong korban, malah kabur begitu saja.
Budiarta mengaku rekaman CCTV itu sedikit buram lantaran malam hari. “Tapi rekaman aslinya, warna truk itu hijau,” jelasnya. Bak truk berwarna hijau, dan bak bagian belakang berisi warna merah. “Itu rasannya truk muatan pasir,” jelasnya. Namun, yang aneh bagi Budiarta, adalah truk pasir berjalan di jalur lambat. Apalagi, jalur lambat di daerah Banjar Manyar itu terpotong-potong karena belum sepenuhnya tersambung. “Kemungkinan sopir menginap di sana (tempat usaha tetangga, red). Tapi tidak tahu juga, jam segitu kok sudah ada muatan pasir,” ujar pekerja yang bertugas memotong batu untuk palinggih itu penuh tanda-tanya. *nvi
Kanit Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) Polres Gianyar, Ipda I Ketut Nariawan, menyatakan sejak korban ditemukan meninggal dunia, pihaknya terus memburu pelaku. “Kami dari hari kejadian terus menyisir truk. Tapi sampai saat ini belum kami temukan,” ujar Nariawan, kemarin.
Diakui, pihaknya sudah memegang rekaman Closed Circuit Television (CCTV) sebagai petunjuk awal. Hanya saja, rekaman tersebut tidak menunjukkan plat nomor truk yang menggilas tubuh korban hingga berlumuran darah.
Sekilas truk mirip truk boks, akan tetapi keterangan pekerja yang melihat truk itu melalui rekaman CCTV seperti truk pengangkut pasir atau pengangkut batu. “Itu masih didalami, truk apa yang terlibat. Karena di CCTV tidak terekam plat nopolnya,” terangnya.
Sementara itu, korban terekam oleh CCTV di salah satu usaha tempat pembuatan ukiran batu pura di jalur lambat, Jalan By Pass IB Mantra, Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Salah satu pekerja, Gede Budiarta, menyatakan usaha di tempat dia bekerja itu mulai buka pukul 07.00 Wita. “Kalau malam di sini sepi. Karena barang sering hilang, makanya bos masang 4 kamera,” jelasnya. Dari 4 CCTV, dua unit CCTV mengarah ke dalam areal usaha. Sedangkan, dua unit lainnya mengarah ke jalan raya, yakni mengarah timur dan mengarah ke barat jalan.
“Bapak itu (korban, red) sudah kelihatan (dari CCTV, red) jalan sendirian pakai sarung dan celana pendek dari timur,” ujarnya sambil menunjukkan posisi awal jauh dari lokasi usahanya.
Korban Nyoman Meja berjalan di tengah jalan di jalur lambat tanpa baju dari timur ke barat. “Di belakangnya langsung ada truk. Semestinya kalau lihat jalannya truk pelan, mestinya truk masih bisa menghindar atau paling tidak ngerem,” jelas pria asal Buleleng itu.
Yang janggal, truk justru tetap melaju dan menabrak korban. “Setelah ban truk melindas, baru truknya ngerem, lampu rem kanan nyala habis melindas,” jelasnya. Budiarta mengaku aneh, karena sopir truk bukannya turun menolong korban, malah kabur begitu saja.
Budiarta mengaku rekaman CCTV itu sedikit buram lantaran malam hari. “Tapi rekaman aslinya, warna truk itu hijau,” jelasnya. Bak truk berwarna hijau, dan bak bagian belakang berisi warna merah. “Itu rasannya truk muatan pasir,” jelasnya. Namun, yang aneh bagi Budiarta, adalah truk pasir berjalan di jalur lambat. Apalagi, jalur lambat di daerah Banjar Manyar itu terpotong-potong karena belum sepenuhnya tersambung. “Kemungkinan sopir menginap di sana (tempat usaha tetangga, red). Tapi tidak tahu juga, jam segitu kok sudah ada muatan pasir,” ujar pekerja yang bertugas memotong batu untuk palinggih itu penuh tanda-tanya. *nvi
Komentar