Para Ketua DPD II Golkar Temui Akbar Tanjung
Plt Ketua DPD I Golkar Bali Sumarjaya Linggih alias Demer ancam sanksi kalau masih ada yang cawe-cawe.
DENPASAR, NusaBali
Konflik Partai Golkar Bali memasuki babak baru. Sebanyak 6 Ketua DPD II Golkar kabupaten se–Bali serta kader senior Golkar Bali yang direshuffle dari kepengurusan DPD I Golkar Bali oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, mengadu ke Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung, di kediamannya Jalan Purnawarman 18 Jakarta Selatan, Sabtu (2/3) siang. Dalam pertemuan selama 2 jam —sejak pukul 14.00 sampai 16.00 WIB— tersebut Akbar menyatakan keprihatinannya.
Dari 9 Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se–Bali, yang datang ke kediaman Akbar Tanjung adalah Ketua DPD II Golkar Bangli I Wayan Gunawan, Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra, Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri, Ketua DPD II Golkar Jembrana I Wayan Suardika, Ketua DPD II Golkar Buleleng I Made Adi Djaya, Ketua DPD II Golkar Karangasem I Made Sukerana. Sementara Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira dan Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana yang selama ini bersandar dan pro di kubu Demer tidak datang. Sedangkan Ketua DPD II Golkar Klungkung Made Ariandi yang selama ini juga pro kubu 6 DPD II yang sempat mendorong Musdalub Golkar Bali, tidak hadir.
Enam DPD II Golkar yang hadir ini juga menggandeng sesepuh dan sejumlah kader senior Golkar Bali yang ‘dilengserkan’ Demer dari kepengurusan, seperti I Gusti Putu Wijaya, politisi asal Desa Samsam Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Wayan Subawa politisi asal Banjar Yangbatu, Desa Dangin Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Timur yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Bappilu/Korwil Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata politisi asal Puri Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang dicopot dari jabatan Wakil Bidang Ketua DPD I Golkar Bali. Sementara sejumlah pengurus lainnya yang dicopot dan sempat memberikan perlawanan seperti Made Dedung Suardana, Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali dan Ketua AMPG Golkar Bali Anak Agung Ngurah Citra Umbara, tidak ikut mendampingi. Yang mengejutkan hadir juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali I Gusti Made Perasu.
Para Ketua DPD II mengungkap gejolak Partai Golkar Bali semenjak dipimpin Plt Ketua DPD I Sumarjaya Linggih kepada Akbar Tanjung. Sehingga Golkar Bali dianggap sedang lampu kuning alias tidak solid karena adanya kepentingan pribadi yang ditonjolkan untuk memimpin partai.
Wijaya yang dihubungi NusaBali mengatakan kehadiran mereka di rumah Akbar Tanjung menyampaikan kondisi di Bali. “Kami menyampaikan kondisi Golkar di Bali. Setelah kami sampaikan kondisi yang terjadi, Pak Akbar juga merasa prihatin,” ujar Wijaya.
Selain itu Ngurah Rai Wiranata selaku kader senior Golkar yang sesepuh SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali juga memberikan penjelasan terkait dengan kepemimpinan Demer di Bali. Demikian juga Subawa yang baru saja dilantik sebagai Ketua Musywarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Provinsi Bali pun menyampaikan kondisi serupa, tentang soliditas Golkar Bali yang terganggu semenjak adanya penunjukan Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Subawa dikonfirmasi NusaBali, Sabtu kemarin mengatakan Akbar Tanjung telah mendengar penjelasan riil di Bali. Akbar Tanjung pun khawatirkan dampaknya terhadap suara Golkar di Bali. “Saran Pak Akbar pemimpin partai itu tidak boleh menonjolkan kepentingan pribadinya dan membuat konflik antarkader,” tegas mantan Penjabat Bupati Badung, ini.
Atas manuver Ketua DPD II dan Wijaya cs ini, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Sumarjaya Linggih alias Demer gerah. Dia menyayangkan manuver DPD II Golkar dan Wijaya cs.
“Mereka sudah beruntung nggak kena sanksi. Kalau masih cawe-cawe begini, ya ini jadi pertimbangan kami. Kan Ketua Korbid kepartaian Pak Ibnu Munzir sudah sering menjelaskan, jangan ada cawe-cawe lagi. Saya sayangkan kalau begini,” kata politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, ini.
Demer menyebutkan tidak pernah membuat gejolak di Golkar Bali sejak ditunjuk jadi Plt Ketua DPD I. Karena seluruh komponen mesin partai jalan. Justru mereka yang cawe-cawe dan datang ke Akbar Tanjung yang buat kisruh. “Sudah disuruh nyaleg nggak mau. Tetapi maunya tetap menjadi pengurus di Partai Golkar. Maunya duduk terus. Kan mereka jelas tidak aktif membesarkan partai, sehingga direshuffle dengan kader-kader yang aktif. Yang saya pilih duduk di kepengurusan baru ya orang-orang yang kompeten,” tegas anggota Fraksi Golkar DPR RI tiga periode ini.
Demer yakin Akbar Tanjung tidak akan terpengaruh dan bisa memilah dengan jernih kondisi di Bali. Apalagi Akbar Tanjung sudah sempat datang ke Bali. “Saya yakin Pak Akbar tidak terpengaruh. Beliau politisi senior, politisi kawakan,” kata Demer. *nat
Konflik Partai Golkar Bali memasuki babak baru. Sebanyak 6 Ketua DPD II Golkar kabupaten se–Bali serta kader senior Golkar Bali yang direshuffle dari kepengurusan DPD I Golkar Bali oleh Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, mengadu ke Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung, di kediamannya Jalan Purnawarman 18 Jakarta Selatan, Sabtu (2/3) siang. Dalam pertemuan selama 2 jam —sejak pukul 14.00 sampai 16.00 WIB— tersebut Akbar menyatakan keprihatinannya.
Dari 9 Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se–Bali, yang datang ke kediaman Akbar Tanjung adalah Ketua DPD II Golkar Bangli I Wayan Gunawan, Ketua DPD II Golkar Badung I Wayan Muntra, Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri, Ketua DPD II Golkar Jembrana I Wayan Suardika, Ketua DPD II Golkar Buleleng I Made Adi Djaya, Ketua DPD II Golkar Karangasem I Made Sukerana. Sementara Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira dan Ketua DPD II Golkar Gianyar Made Dauh Wijana yang selama ini bersandar dan pro di kubu Demer tidak datang. Sedangkan Ketua DPD II Golkar Klungkung Made Ariandi yang selama ini juga pro kubu 6 DPD II yang sempat mendorong Musdalub Golkar Bali, tidak hadir.
Enam DPD II Golkar yang hadir ini juga menggandeng sesepuh dan sejumlah kader senior Golkar Bali yang ‘dilengserkan’ Demer dari kepengurusan, seperti I Gusti Putu Wijaya, politisi asal Desa Samsam Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Wayan Subawa politisi asal Banjar Yangbatu, Desa Dangin Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Timur yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Bappilu/Korwil Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata politisi asal Puri Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang dicopot dari jabatan Wakil Bidang Ketua DPD I Golkar Bali. Sementara sejumlah pengurus lainnya yang dicopot dan sempat memberikan perlawanan seperti Made Dedung Suardana, Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali dan Ketua AMPG Golkar Bali Anak Agung Ngurah Citra Umbara, tidak ikut mendampingi. Yang mengejutkan hadir juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali I Gusti Made Perasu.
Para Ketua DPD II mengungkap gejolak Partai Golkar Bali semenjak dipimpin Plt Ketua DPD I Sumarjaya Linggih kepada Akbar Tanjung. Sehingga Golkar Bali dianggap sedang lampu kuning alias tidak solid karena adanya kepentingan pribadi yang ditonjolkan untuk memimpin partai.
Wijaya yang dihubungi NusaBali mengatakan kehadiran mereka di rumah Akbar Tanjung menyampaikan kondisi di Bali. “Kami menyampaikan kondisi Golkar di Bali. Setelah kami sampaikan kondisi yang terjadi, Pak Akbar juga merasa prihatin,” ujar Wijaya.
Selain itu Ngurah Rai Wiranata selaku kader senior Golkar yang sesepuh SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali juga memberikan penjelasan terkait dengan kepemimpinan Demer di Bali. Demikian juga Subawa yang baru saja dilantik sebagai Ketua Musywarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Provinsi Bali pun menyampaikan kondisi serupa, tentang soliditas Golkar Bali yang terganggu semenjak adanya penunjukan Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Subawa dikonfirmasi NusaBali, Sabtu kemarin mengatakan Akbar Tanjung telah mendengar penjelasan riil di Bali. Akbar Tanjung pun khawatirkan dampaknya terhadap suara Golkar di Bali. “Saran Pak Akbar pemimpin partai itu tidak boleh menonjolkan kepentingan pribadinya dan membuat konflik antarkader,” tegas mantan Penjabat Bupati Badung, ini.
Atas manuver Ketua DPD II dan Wijaya cs ini, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Sumarjaya Linggih alias Demer gerah. Dia menyayangkan manuver DPD II Golkar dan Wijaya cs.
“Mereka sudah beruntung nggak kena sanksi. Kalau masih cawe-cawe begini, ya ini jadi pertimbangan kami. Kan Ketua Korbid kepartaian Pak Ibnu Munzir sudah sering menjelaskan, jangan ada cawe-cawe lagi. Saya sayangkan kalau begini,” kata politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, ini.
Demer menyebutkan tidak pernah membuat gejolak di Golkar Bali sejak ditunjuk jadi Plt Ketua DPD I. Karena seluruh komponen mesin partai jalan. Justru mereka yang cawe-cawe dan datang ke Akbar Tanjung yang buat kisruh. “Sudah disuruh nyaleg nggak mau. Tetapi maunya tetap menjadi pengurus di Partai Golkar. Maunya duduk terus. Kan mereka jelas tidak aktif membesarkan partai, sehingga direshuffle dengan kader-kader yang aktif. Yang saya pilih duduk di kepengurusan baru ya orang-orang yang kompeten,” tegas anggota Fraksi Golkar DPR RI tiga periode ini.
Demer yakin Akbar Tanjung tidak akan terpengaruh dan bisa memilah dengan jernih kondisi di Bali. Apalagi Akbar Tanjung sudah sempat datang ke Bali. “Saya yakin Pak Akbar tidak terpengaruh. Beliau politisi senior, politisi kawakan,” kata Demer. *nat
1
Komentar