Nyepi, Hotel Siapkan Layanan Optimal Wisatawan
Pihak hotel atau penyedia akomodasi di Bali menyatakan siap memberi layanan seoptimal mungkin kepada tamu atau wisatawan pada saat hari Raya Nyepi, Kamis (7/3).
DENPASAR, NusaBali-
Hal tersebut terkait pelaksanaan catur brata penyepian, yang salah satunya amati lelungan (atau tidak boleh bepergian). Pihak hotel mengaku sudah menerima surat edaran baik dari Pemerintah (Pemprov, Pemkab/Pemkot) dan juga lingkungan terdekat, sehubungan dengan perayaan Nyepi tersebut.
Pengelola atau manajemen hotel mengaku sudah menginformasikan hal tersebut kepada klien atau baik sedang menginap maupun yang akan booking. “Jauh-hari hal itu sudah disampaikan. Umumnya wisatawan sudah paham, karena dari tahun ke tahun hal itu sudah rutin,” jelas Ketua Bali Hotel Assosiation, Ricky Putra, Minggu (3/3).
Dikatakan Ricky Putra, wisatawan maupun tamu hotel yang menginap pada saat Nyepi, sudah juga mendapatkan informasi dari berbagai sumber. “Bukan hanya dari hotel saja,” ujarnya.
Namun tandas Ricky Putra, tetap saja dan wajib ketentuan soal pelaksanaan Nyepi, seperti menyangkut tidak boleh berpergian maupun aktivitas yang menyebabkan kebisingan disampaikan kepada tamu. “Misalnya wisatawan tak boleh berpergian ke pantai,” kata Ricky Putra.
Intinya selama pelaksanaan Nyepi, wisatawan seharian penuh tinggal di lingkungan hotel. Pihak hotel sudah mengantisipasinya dengan standar layanan yang optimal, sehingga wisatawan tidak jenuh dan betah tinggal seharian di hotel. “Mulai dari dinner, lunch dan seterusnya,” papar Ricky Putra.
Tingkat hunian hotel jelang Nyepi berkisar antara 50 – 60 persen. Tingkat hunian ini menurun dari Desember akhir 2018, yang berkisar di atas 80 -90 persen lebih. “Sekarang ini memang low season,” kata Ricky Putra, yang sehari-hari GM The Royal Santrian Luxury Villa Beach di Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung. Diharapkan lepas Maret nanti kunjungan wisatawan akan meningkat. “Biasanya seperti itu polanya setiap tahun,” ujarnya. *k17
Hal tersebut terkait pelaksanaan catur brata penyepian, yang salah satunya amati lelungan (atau tidak boleh bepergian). Pihak hotel mengaku sudah menerima surat edaran baik dari Pemerintah (Pemprov, Pemkab/Pemkot) dan juga lingkungan terdekat, sehubungan dengan perayaan Nyepi tersebut.
Pengelola atau manajemen hotel mengaku sudah menginformasikan hal tersebut kepada klien atau baik sedang menginap maupun yang akan booking. “Jauh-hari hal itu sudah disampaikan. Umumnya wisatawan sudah paham, karena dari tahun ke tahun hal itu sudah rutin,” jelas Ketua Bali Hotel Assosiation, Ricky Putra, Minggu (3/3).
Dikatakan Ricky Putra, wisatawan maupun tamu hotel yang menginap pada saat Nyepi, sudah juga mendapatkan informasi dari berbagai sumber. “Bukan hanya dari hotel saja,” ujarnya.
Namun tandas Ricky Putra, tetap saja dan wajib ketentuan soal pelaksanaan Nyepi, seperti menyangkut tidak boleh berpergian maupun aktivitas yang menyebabkan kebisingan disampaikan kepada tamu. “Misalnya wisatawan tak boleh berpergian ke pantai,” kata Ricky Putra.
Intinya selama pelaksanaan Nyepi, wisatawan seharian penuh tinggal di lingkungan hotel. Pihak hotel sudah mengantisipasinya dengan standar layanan yang optimal, sehingga wisatawan tidak jenuh dan betah tinggal seharian di hotel. “Mulai dari dinner, lunch dan seterusnya,” papar Ricky Putra.
Tingkat hunian hotel jelang Nyepi berkisar antara 50 – 60 persen. Tingkat hunian ini menurun dari Desember akhir 2018, yang berkisar di atas 80 -90 persen lebih. “Sekarang ini memang low season,” kata Ricky Putra, yang sehari-hari GM The Royal Santrian Luxury Villa Beach di Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung. Diharapkan lepas Maret nanti kunjungan wisatawan akan meningkat. “Biasanya seperti itu polanya setiap tahun,” ujarnya. *k17
1
Komentar