Tawur Agung Gunakan 6 Banten Catur
Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh akan diawali dengan Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh di Bencingah Agung, Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem Tilem Kesanga, Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3).
AMLAPURA, NusaBali
Tawur ini menggunakan enam banten Catur Niri. Lima banten catur di areal Karya Tawur Agung dan satu banten catur di linggih Bale Pedanan.
Ketua I Panitia Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Karya Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, I Gusti Mangku Jana mengungkapkan hal itu di Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (3/3).
Disebutkan, lima banten catur di areal Karya Tawur Agung yang kalinggihang (distanakan) di sanggar tawang itu, yakni catur di bagian sisi kauh (barat) dengan kurban kebo (kerbau) Yos Brana linggih Ida Bhatara Mahadewa, kaja (utara) dengan kurban Kebo Cemeng linggih Ida Bhatara Wisnu, kangin (timur) dengan kurban Kebo Anggrek Wulan linggih Ida Bhatara Iswara, kelod (selatan) dengan kurban Kebo Bang linggih Ida Bhatara Brahma dan tengah dengan kurban Kebo Yos Brana linggih Ida Bhatara Siwa.
Disebutkan, banten catur posisi di tengah, dengan palinggih sanggar tawang paling istimewa. Di mana juga dilengkapi palinggih sanggar luhuring akasa. "Semua kurban kebo digunakan, merupakan pilihan. Misalnya Kebo Yos Brana, dengan induknya kerbau tetapi anaknya kebo berbulu putih," jelas I Gusti Mangku Jana.
Dibangunnya enam palinggih sanggar tawang untuk linggih banten catur, katanya, bertujuan untuk menyucikan seluruh penjuru semesta, yang nantinya di akhir acara seluruh banten dipersatukan jadi nasi tawur. Nasi tawur itulah untuk kasuburan semesta, dengan harapan agar kembali dikaruniai kemakmuran.
Panitia Seksi Sulinggih Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Suyasa mengatakan, pentingnya menggunakan banten catur di segala penjuru, esensinya untuk menghadirkan empat unsur kemahakuasaan Tuhan, dalam bentuk Cadu Sakti, yakni Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Kerja, Tuhan Yang Maha Ada, dan Tuhan Yang Maha Tahu. "Adanya banten catur, diyakini Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh dilaksanakan, telah disaksikan Ida Sang Hyang Widhi," kata Jro Mangku Suyasa, pamangku di Pura Mrajan Kanginan Besakih.
Banten catur itu pula katanya sebagai lambang hadirnya Ida Sang Hyang Widhi, di mana masing-masing banten catur dilengkapi empat kemasan dengan warna berbeda. Ditambahkan, warna putih sebagai lambang manifestasi Tuhan sebagai Dewa Iswara, warna merah sebagai lambang Dewa Brahman, hitam sebagai lambang Dewa Wisnu, dan gabungan keempatnya sebagai lambang Dewa Siwa. *k16
Ketua I Panitia Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Karya Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, I Gusti Mangku Jana mengungkapkan hal itu di Pura Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (3/3).
Disebutkan, lima banten catur di areal Karya Tawur Agung yang kalinggihang (distanakan) di sanggar tawang itu, yakni catur di bagian sisi kauh (barat) dengan kurban kebo (kerbau) Yos Brana linggih Ida Bhatara Mahadewa, kaja (utara) dengan kurban Kebo Cemeng linggih Ida Bhatara Wisnu, kangin (timur) dengan kurban Kebo Anggrek Wulan linggih Ida Bhatara Iswara, kelod (selatan) dengan kurban Kebo Bang linggih Ida Bhatara Brahma dan tengah dengan kurban Kebo Yos Brana linggih Ida Bhatara Siwa.
Disebutkan, banten catur posisi di tengah, dengan palinggih sanggar tawang paling istimewa. Di mana juga dilengkapi palinggih sanggar luhuring akasa. "Semua kurban kebo digunakan, merupakan pilihan. Misalnya Kebo Yos Brana, dengan induknya kerbau tetapi anaknya kebo berbulu putih," jelas I Gusti Mangku Jana.
Dibangunnya enam palinggih sanggar tawang untuk linggih banten catur, katanya, bertujuan untuk menyucikan seluruh penjuru semesta, yang nantinya di akhir acara seluruh banten dipersatukan jadi nasi tawur. Nasi tawur itulah untuk kasuburan semesta, dengan harapan agar kembali dikaruniai kemakmuran.
Panitia Seksi Sulinggih Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh, Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, Jro Mangku Suyasa mengatakan, pentingnya menggunakan banten catur di segala penjuru, esensinya untuk menghadirkan empat unsur kemahakuasaan Tuhan, dalam bentuk Cadu Sakti, yakni Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Kerja, Tuhan Yang Maha Ada, dan Tuhan Yang Maha Tahu. "Adanya banten catur, diyakini Karya Tawur Agung Tabuh Gentuh dilaksanakan, telah disaksikan Ida Sang Hyang Widhi," kata Jro Mangku Suyasa, pamangku di Pura Mrajan Kanginan Besakih.
Banten catur itu pula katanya sebagai lambang hadirnya Ida Sang Hyang Widhi, di mana masing-masing banten catur dilengkapi empat kemasan dengan warna berbeda. Ditambahkan, warna putih sebagai lambang manifestasi Tuhan sebagai Dewa Iswara, warna merah sebagai lambang Dewa Brahman, hitam sebagai lambang Dewa Wisnu, dan gabungan keempatnya sebagai lambang Dewa Siwa. *k16
1
Komentar