Dari Jenderal Kardus hingga 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Pernyataan-pernyataan Kontroversial Andi Arief
JAKARTA, NusaBali
Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial. Dari jenderal kardus dan isu mahar Sandiaga Uno hingga soal 7 kontainer surat suara tercoblos.
Berikut ini pernyataan-pernyataan kontroversial politikus yang ditangkap pada, Minggu (3/3) karena kasus narkoba itu:
1. Jenderal Kardus dan Isu Mahar Rp 500 Miliar
Pernyataan soal jenderal kardus berawal dari isu mahar Rp 500 miliar yang digulirkan Andi Arief pada Agustus 2018. Andi menuding Sandiaga membagi-bagikan masing-masing Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS untuk memilih eks Wagub DKI Jakarta itu sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Andi pada last minute pendaftaran Pilpres 2019. Andi mencuit soal kekecewaannya terhadap Prabowo, yang lebih memilih Sandiaga sebagai pasangannya. Dia pun lantas menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. "Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," kata Andi Arief, Rabu (8/8/2018) lalu.
"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," imbuhnya.
2. Analogi 'Istri Setia' dan 'Istri Muda'
Analogi 'istri setia' dan 'istri muda' merupakan buntut dari isu mahar yang diembuskan Andi Arief. Andi menganalogikan keputusan Demokrat untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti 'istri setia' yang meneruskan hubungan dengan suami yang berselingkuh.
"Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat ibarat istri setia meneruskan bahtera rumah tangga, di mana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yang mata duitan," cuit Andi Arief di akun Twitter @andiarief, yang dilansir detikcom, Rabu (15/8/2018).
Andi tak bicara gamblang soal siapa itu para istri muda. Namun dia mengaitkan para istri muda ini dengan gerakan #2019GantiPresiden. "Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja. Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," ujarnya.
3. Prabowo Tak Serius Nyapres
Andi Arief juga pernah melontarkan kritik kepada Prabowo Subianto, yang dia anggap kurang serius bertarung dalam Pilpres 2019 lantaran tidak aktif berkampanye ke daerah. Sementara calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih sering berkeliling daerah.
"Ini otokritik: kalau dilihat cara berkampanyenya, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," demikian tulis Andi, melalui akun Twitter-nya, Jumat (12/10/2018).
4. Minta Jokowi Berikan Matanya untuk Novel Baswedan
Pernyataan lainnya yang juga tak kalah kontroversi adalah saat Andi Arief meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan matanya ke Novel Baswedan. Andi Arief mengkritik Jokowi terkait lambatnya penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
"Kalau masih ada yang yang berkoar soal penculikan atau pembunuhan masa lalu, sebaiknya besok pagi lihat mata Novel Baswedan. Tanyakan pada sebelah matanya, Jokowi ngapain aja?" kicaunya lewat akun Twitter @AndiArief_, Minggu (30/12/2018).
Andi menyebut Jokowi seharusnya memberikan satu matanya kepada Novel. Menurut Andi, itu juga sekaligus bentuk sindiran karena Jokowi dianggap tidak bisa melihat persoalan ini dengan saksama. "Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan," tambah Andi.
5. Rumahnya di Lampung Digeruduk
Andi Arief pernah mengaku rumahnya yang berada di Lampung digeruduk. Andi meminta Presiden Joko Widodo menghentikannya. Andi menyebut rumahnya yang digeruduk berlokasi di Kedaton, Bandar Lampung. Andi mengaku diberi kabar soal penggerudukan rumahnya oleh seorang kerabat.
"Rumah saya di Lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan," kata Andi via Twitter.
6. 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Pernyataan Andi Arief yang sempat menggegerkan jagat perpolitikan Indonesia adalah soal 7 kontainer surat suara tercoblos. Andi saat itu sempat mencuitkan isu 7 kontainer surat suara telah tercoblos. Dalam cuitannya, Andi meminta KPU mengecek kebenaran kabar tersebut. Andi menolak disebut menyebarkan hoax karena, menurutnya, dia dalam posisi meminta KPU mengecek kabar liar tersebut. "Masak, dihapus, nggak tahu aku," kata Andi Arief. "Masak, itu disebut hoax. Tweet saya terhapus, saya memang men-tweet," sebut Andi. *
Berikut ini pernyataan-pernyataan kontroversial politikus yang ditangkap pada, Minggu (3/3) karena kasus narkoba itu:
1. Jenderal Kardus dan Isu Mahar Rp 500 Miliar
Pernyataan soal jenderal kardus berawal dari isu mahar Rp 500 miliar yang digulirkan Andi Arief pada Agustus 2018. Andi menuding Sandiaga membagi-bagikan masing-masing Rp 500 miliar kepada PAN dan PKS untuk memilih eks Wagub DKI Jakarta itu sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Andi pada last minute pendaftaran Pilpres 2019. Andi mencuit soal kekecewaannya terhadap Prabowo, yang lebih memilih Sandiaga sebagai pasangannya. Dia pun lantas menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus. "Prabowo ternyata kardus. Malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," kata Andi Arief, Rabu (8/8/2018) lalu.
"Di luar dugaan kami, ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres," imbuhnya.
2. Analogi 'Istri Setia' dan 'Istri Muda'
Analogi 'istri setia' dan 'istri muda' merupakan buntut dari isu mahar yang diembuskan Andi Arief. Andi menganalogikan keputusan Demokrat untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti 'istri setia' yang meneruskan hubungan dengan suami yang berselingkuh.
"Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat ibarat istri setia meneruskan bahtera rumah tangga, di mana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yang mata duitan," cuit Andi Arief di akun Twitter @andiarief, yang dilansir detikcom, Rabu (15/8/2018).
Andi tak bicara gamblang soal siapa itu para istri muda. Namun dia mengaitkan para istri muda ini dengan gerakan #2019GantiPresiden. "Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja. Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," ujarnya.
3. Prabowo Tak Serius Nyapres
Andi Arief juga pernah melontarkan kritik kepada Prabowo Subianto, yang dia anggap kurang serius bertarung dalam Pilpres 2019 lantaran tidak aktif berkampanye ke daerah. Sementara calon wakil presiden Sandiaga Uno lebih sering berkeliling daerah.
"Ini otokritik: kalau dilihat cara berkampanyenya, sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," demikian tulis Andi, melalui akun Twitter-nya, Jumat (12/10/2018).
4. Minta Jokowi Berikan Matanya untuk Novel Baswedan
Pernyataan lainnya yang juga tak kalah kontroversi adalah saat Andi Arief meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan matanya ke Novel Baswedan. Andi Arief mengkritik Jokowi terkait lambatnya penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
"Kalau masih ada yang yang berkoar soal penculikan atau pembunuhan masa lalu, sebaiknya besok pagi lihat mata Novel Baswedan. Tanyakan pada sebelah matanya, Jokowi ngapain aja?" kicaunya lewat akun Twitter @AndiArief_, Minggu (30/12/2018).
Andi menyebut Jokowi seharusnya memberikan satu matanya kepada Novel. Menurut Andi, itu juga sekaligus bentuk sindiran karena Jokowi dianggap tidak bisa melihat persoalan ini dengan saksama. "Kenapa mata Pak Jokowi? Karena percuma punya mata tapi tau mau melihat persoalan yg mudah ini untuk diselesaikan," tambah Andi.
5. Rumahnya di Lampung Digeruduk
Andi Arief pernah mengaku rumahnya yang berada di Lampung digeruduk. Andi meminta Presiden Joko Widodo menghentikannya. Andi menyebut rumahnya yang digeruduk berlokasi di Kedaton, Bandar Lampung. Andi mengaku diberi kabar soal penggerudukan rumahnya oleh seorang kerabat.
"Rumah saya di Lampung digeruduk dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik-baik kalau saya diperlukan," kata Andi via Twitter.
6. 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Pernyataan Andi Arief yang sempat menggegerkan jagat perpolitikan Indonesia adalah soal 7 kontainer surat suara tercoblos. Andi saat itu sempat mencuitkan isu 7 kontainer surat suara telah tercoblos. Dalam cuitannya, Andi meminta KPU mengecek kebenaran kabar tersebut. Andi menolak disebut menyebarkan hoax karena, menurutnya, dia dalam posisi meminta KPU mengecek kabar liar tersebut. "Masak, dihapus, nggak tahu aku," kata Andi Arief. "Masak, itu disebut hoax. Tweet saya terhapus, saya memang men-tweet," sebut Andi. *
Komentar