Andi Arief 'Undur Diri' Dari Wasekjen Demokrat
Hari Ini Jalani Rehabilitasi di BNN
DENPASAR, NusaBali
Dua hari pasca ditangkap polisi karena kasus penggunaan narkoba, Wakil Sekjen DPP Demokrat Andi Arief mengajukan pengunduran diri dari jabatannya, Selasa (5/3). Andi Arief sendiri telah keluar dari sel tahanan tadi malam, untuk selanjutnya akan menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai Rabu (6/3) ini.
Rencana pengunduran diri Andi Arief tersebut disampaikan Wasekjen DPP Demokrat lainnya, Rachland Nashidik, dalam keterangan persnya yang dilansir detikcom di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Timur, Selasa sore. "Andi Arief telah meminta saya untuk sampaikan kepada DPP Demokrat permohonan pengunduran dirinya dari kepengurusan DPP," ujar Rachland Nashidik.
Rachland pun mengaku akan menyampaikan pengunduran diri Andi Arief tersebut kepada Ketua Umum DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Saya akan segera sampaikan kepada ketua umum. Nanti akan ada mekanisme yang berjalan untuk memutuskan permohonan ini," tandas Rachland.
Menurut Rachland, Andi Arief juga menyampaikan permohonan maaf karena terjerat kasus narkoba. "Beliau (Andi Arief) meminta kepada saya untuk menyampaikan permintaan untuk disampaikan kepada publik, yang pertama adalah permintaan maaf," katanya. "Mohon maaf karena telah membuat begitu banyak kawan-kawan di luar kecewa atas terjadinya peristiwa ini."
Sementara, Ketua Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Hari-murti Yudhoyono (AHY), meminta agar tidak ada yang memperkeruh kasus narkoba yang menjerat Andi Arief. AHY ingin segenap jajaran Demokrat berempati, mengingat Andi Arief merupakan petarung politik andalan partainya.
"Kita doakan semoga AA kuat menjalani ini semua, begitu pula dengan keluar-ganya. Mari berempati. Karena sekali lagi, kejadian seperti ini bisa menimpa siapa pun," ujar putra sulung SBY ini.
AHY mengungkit karakter Andi Arief, yang menurutnya unik, sehingga jadi petarung andalan. Andi Arief disebutnya berdiri di atas akal sehat dan loyal. "AA dengan segala keunikan karakternya, selama ini telah menjadi petarung yang sangat kita andalkan. Dia berani bersuara lantang, tidak takut dengan siapa pun. Dia berdiri di atas akal sehat dan kebenaran. Dan, di luar itu semua, dia adalah kawan yang baik, yang setia, yang tidak pamrih," tandas AHY.
Dalam pers rilisnya yang diterima NusaBali di Denpasar, Selasa kemarin, AHY mengatakan kasus Andi Arief yang dikenal vokal dan berani bersuara lantang adalah kasus pribadi. “Saat menerima berita ini, saya berada dalam perjalanan dari Jakarta menuju Aceh, untuk bertemu dengan masyarakat Kawasan Aceh Barat dan Selatan (Barsela). Tadi pagi (kemarin) saya juga baru menjelaskan tentang 14 Prioritas Partai Demokrat untuk rakyat, kepada ribuan masyarakat dari 8 kabupaten di Barsela,” ujar AHY.
AHY melihat kejadian yang dialami Andi Arief bisa menimpa siapa saja. Menurut AHY, Andi Arief selaku politisi adalah kawan setia dalam perjuangan. Sosoknya berani, sekaligus kontroversial. Yang bersangkutan berani bersuara lantang dan tidak takut dengan siapa pun. “Apa yang menimpa Bung Andi Arief merupakan sisi pribadi kehidupan yang bersangkutan. Kita doakan semoga Bung Andi Arief kuat menjalani ini semua, begitu pula dengan keluarganya,” tegas AHY.
Merujuk keterangan polisi, kata AHY, Andi Arief adalah korban narkoba. Polisi tidak menemukan barang bukti dan tidak benar ada kehadiran perempuan. Semua yang diedarkan di medsos berasal dari sumber yang tidak diketahui. “Polisi sudah memutuskan tidak ada tindakan pro-justitia. Bung Andi Arief akan menjalani rehabilitasi,” katanya.
AHY mengaku sudah berkomunikasi dengan Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan, mengingat sejak 1 Maret 2019 lalu tugas Harian DPP Demokray dihandle Sekjen. Karena itu, kebijakan dan tindakan partai lebih lanjut terkait masalah Andi Arief sepenuhnya menjadi kewenangan DPP Demokrat.
Pada bagian lain, AHY menyatakan DPP Demokrat mendukung upaya pemberantasan narkoba untuk generasi masa depan yang kuat. “Kepada seluruh kader Partai Demokrat, saya menyerukan untuk tetap semangat dan meneruskan perjuangan kita. Semoga ujian demi ujian yang sedang dihadapi bisa kita lalui dengan baik dan membuat kita lebih tangguh.”
Di sisi lain, Wasekjen DPP Demokrat yang sekaligus Korwil Bali, Putu Supad-ma Rudana, mengatakan cobaan demi cobaan yang dihadapi partainya akan membuat partai besutan SBY ini semakin waspada dan memperkuat internal. “Cobaan dan badai ini merupakan ujian. Kita tentu makin waspada, evaluasi diri dan makin kuat dengan berbagai pengalaman ini,” ujar Supadma Rudana yang dikonfirmasi NusaBali di sela-sela mendampingi AHY road show ke beberapa daerah di Indonesia, Selasa kemarin.
Supadma mengatakan, kasus Andi Arief menandakan narkoba menjadi masalah serius di Indonesia yang belum tertangani dengan baik. “Andi Arief merupakan korban dan ini berarti masalah narkoba di Indonesia yang masih terus terjadi. Ini harus segera dituntaskan,” jelas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali ini.
Supadma menyebutkan, kasus Andi Arief adalah masalah pribadi. Karenanya, kader Demokrat harus fokus dengan pertarungan Pileg 2019. “Kader-kader di bawah sudah pasti bisa menjelaskan bahwa persoalan pribadi tidak ada kaitan dengan partai. Kalau terkait dengan Andi Arief sebagai kader Demokrat, DPP akan memutuskannya bersama Dewan Kehormatan Partai. DPP Demokrat komitmen menjaga martabat partai dan bersih dari seluruh tingkatan,” tegas Supadma.
Sementara itu, Andi Arief sudah dibolehkan pulang dari sel tahanan, Selasa malam. Rencananya, Andi Arief akan menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN), mulai Rabu (6/3) ini. "Besok (hari ini) AA akan datang kembali untuk menjalni proses rehab di BNN," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, tadi malam.
Brigjen Dedi menerangkan, penanganan orang yang tertangkap tangan tanpa barang bukti narkoba yang ditemukan, namun positif narkoba dari urine, tidak harus ditingkatkan ke penyidikan. "Tapi, bisa langsung dirujuk untuk dapat direhabilitasi, tentunya melalui asesmen tim terpadu yang diketahui oleh BNN," katanya. *at
Rencana pengunduran diri Andi Arief tersebut disampaikan Wasekjen DPP Demokrat lainnya, Rachland Nashidik, dalam keterangan persnya yang dilansir detikcom di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Timur, Selasa sore. "Andi Arief telah meminta saya untuk sampaikan kepada DPP Demokrat permohonan pengunduran dirinya dari kepengurusan DPP," ujar Rachland Nashidik.
Rachland pun mengaku akan menyampaikan pengunduran diri Andi Arief tersebut kepada Ketua Umum DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Saya akan segera sampaikan kepada ketua umum. Nanti akan ada mekanisme yang berjalan untuk memutuskan permohonan ini," tandas Rachland.
Menurut Rachland, Andi Arief juga menyampaikan permohonan maaf karena terjerat kasus narkoba. "Beliau (Andi Arief) meminta kepada saya untuk menyampaikan permintaan untuk disampaikan kepada publik, yang pertama adalah permintaan maaf," katanya. "Mohon maaf karena telah membuat begitu banyak kawan-kawan di luar kecewa atas terjadinya peristiwa ini."
Sementara, Ketua Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Hari-murti Yudhoyono (AHY), meminta agar tidak ada yang memperkeruh kasus narkoba yang menjerat Andi Arief. AHY ingin segenap jajaran Demokrat berempati, mengingat Andi Arief merupakan petarung politik andalan partainya.
"Kita doakan semoga AA kuat menjalani ini semua, begitu pula dengan keluar-ganya. Mari berempati. Karena sekali lagi, kejadian seperti ini bisa menimpa siapa pun," ujar putra sulung SBY ini.
AHY mengungkit karakter Andi Arief, yang menurutnya unik, sehingga jadi petarung andalan. Andi Arief disebutnya berdiri di atas akal sehat dan loyal. "AA dengan segala keunikan karakternya, selama ini telah menjadi petarung yang sangat kita andalkan. Dia berani bersuara lantang, tidak takut dengan siapa pun. Dia berdiri di atas akal sehat dan kebenaran. Dan, di luar itu semua, dia adalah kawan yang baik, yang setia, yang tidak pamrih," tandas AHY.
Dalam pers rilisnya yang diterima NusaBali di Denpasar, Selasa kemarin, AHY mengatakan kasus Andi Arief yang dikenal vokal dan berani bersuara lantang adalah kasus pribadi. “Saat menerima berita ini, saya berada dalam perjalanan dari Jakarta menuju Aceh, untuk bertemu dengan masyarakat Kawasan Aceh Barat dan Selatan (Barsela). Tadi pagi (kemarin) saya juga baru menjelaskan tentang 14 Prioritas Partai Demokrat untuk rakyat, kepada ribuan masyarakat dari 8 kabupaten di Barsela,” ujar AHY.
AHY melihat kejadian yang dialami Andi Arief bisa menimpa siapa saja. Menurut AHY, Andi Arief selaku politisi adalah kawan setia dalam perjuangan. Sosoknya berani, sekaligus kontroversial. Yang bersangkutan berani bersuara lantang dan tidak takut dengan siapa pun. “Apa yang menimpa Bung Andi Arief merupakan sisi pribadi kehidupan yang bersangkutan. Kita doakan semoga Bung Andi Arief kuat menjalani ini semua, begitu pula dengan keluarganya,” tegas AHY.
Merujuk keterangan polisi, kata AHY, Andi Arief adalah korban narkoba. Polisi tidak menemukan barang bukti dan tidak benar ada kehadiran perempuan. Semua yang diedarkan di medsos berasal dari sumber yang tidak diketahui. “Polisi sudah memutuskan tidak ada tindakan pro-justitia. Bung Andi Arief akan menjalani rehabilitasi,” katanya.
AHY mengaku sudah berkomunikasi dengan Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan, mengingat sejak 1 Maret 2019 lalu tugas Harian DPP Demokray dihandle Sekjen. Karena itu, kebijakan dan tindakan partai lebih lanjut terkait masalah Andi Arief sepenuhnya menjadi kewenangan DPP Demokrat.
Pada bagian lain, AHY menyatakan DPP Demokrat mendukung upaya pemberantasan narkoba untuk generasi masa depan yang kuat. “Kepada seluruh kader Partai Demokrat, saya menyerukan untuk tetap semangat dan meneruskan perjuangan kita. Semoga ujian demi ujian yang sedang dihadapi bisa kita lalui dengan baik dan membuat kita lebih tangguh.”
Di sisi lain, Wasekjen DPP Demokrat yang sekaligus Korwil Bali, Putu Supad-ma Rudana, mengatakan cobaan demi cobaan yang dihadapi partainya akan membuat partai besutan SBY ini semakin waspada dan memperkuat internal. “Cobaan dan badai ini merupakan ujian. Kita tentu makin waspada, evaluasi diri dan makin kuat dengan berbagai pengalaman ini,” ujar Supadma Rudana yang dikonfirmasi NusaBali di sela-sela mendampingi AHY road show ke beberapa daerah di Indonesia, Selasa kemarin.
Supadma mengatakan, kasus Andi Arief menandakan narkoba menjadi masalah serius di Indonesia yang belum tertangani dengan baik. “Andi Arief merupakan korban dan ini berarti masalah narkoba di Indonesia yang masih terus terjadi. Ini harus segera dituntaskan,” jelas politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali ini.
Supadma menyebutkan, kasus Andi Arief adalah masalah pribadi. Karenanya, kader Demokrat harus fokus dengan pertarungan Pileg 2019. “Kader-kader di bawah sudah pasti bisa menjelaskan bahwa persoalan pribadi tidak ada kaitan dengan partai. Kalau terkait dengan Andi Arief sebagai kader Demokrat, DPP akan memutuskannya bersama Dewan Kehormatan Partai. DPP Demokrat komitmen menjaga martabat partai dan bersih dari seluruh tingkatan,” tegas Supadma.
Sementara itu, Andi Arief sudah dibolehkan pulang dari sel tahanan, Selasa malam. Rencananya, Andi Arief akan menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN), mulai Rabu (6/3) ini. "Besok (hari ini) AA akan datang kembali untuk menjalni proses rehab di BNN," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, tadi malam.
Brigjen Dedi menerangkan, penanganan orang yang tertangkap tangan tanpa barang bukti narkoba yang ditemukan, namun positif narkoba dari urine, tidak harus ditingkatkan ke penyidikan. "Tapi, bisa langsung dirujuk untuk dapat direhabilitasi, tentunya melalui asesmen tim terpadu yang diketahui oleh BNN," katanya. *at
Komentar