Bangun Tenda untuk Tampung Jenazah
Kendati jenazah ada yang berada di bawah tenda, pihak rumah sakit memastikan jenazah ditempatkan dengan baik sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP)
Kamar Jenazah RSUD Mangusada Overload
MANGUPURA, NusaBali
Kamar jenazah di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Kabupaten Badung, mengalami overload. Saat ini, kamar jenazah menampung sebanyak 76 jenazah. Padahal rumah sakit milik pemerintah ini hanya memiliki 12 freezer atau lemari pendingin. Tak ayal, banyak jenazah ditempatkan dalam peti dengan cara diformalin.
Saking melebihi kapasitas daya tampung, tempat yang menjadi persemayaman jenazah juga penuh sesak. Alhasil, pihak rumah sakit terpaksa mendirikan tenda darurat untuk menampung jenazah. Tenda darurat dipinjam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung.
Dirut RSD Mangusada Kabupaten Badung dr Nyoman Gunarta, mengatakan kelebihan kapasitas kamar jenazah tidak saja karena Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941. Namun, lantaran terkait dengan Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih dimana ada larangan untuk melakukan upacara pengabenan, sehingga banyak jenazah dititipkan. “Sebetulnya ada tempat di sebelah kamar jenazah, tapi sudah penuh. Karena sudah tidak ada tempat, jadi kami pinjam tenda. Terima kasih BPBD bisa membantu,” katanya, Selasa (5/3) kemarin.
Pemasangan dua unit tenda darurat di depan kamar jenazah sudah dilakukan Senin (4/3) sore. “Sekarang sudah ada enam jenazah di tenda. Kalau dua tenda yang sekarang juga penuh, kami akan pasang tenda satu lagi,” ungkap dr Gunarta.
Kendati jenazah ada yang berada di bawah tenda, tetapi dr Gunarta memastikan jenazah ditempatkan dengan baik sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP). “Saya sudah berkoordinasi dengan tim ahli, dibilang tidak masalah, yang penting menggunakan peti. Jenazah diformalin dengan dosis tinggi,” terangnya.
Lanjut dikatakan, sebagian besar jenazah yang dititipkan adalah warga Badung. “Ada beberapa dari luar Badung, tapi sebelumnya adalah pasien di sini (RSD Mangusada, red),” ungkapnya. Dokter Gunarta memperkirakan kondisi ini akan berangsur-angsur normal pada April 2019 mendatang.
Disinggung, adalah rencana pengembangan kamar jenazah, dr Gunarta menegaskan pengembangan kamar jenazah tahun ini sudah masuk tahap studi kelayakan atau feasibility study (FS). Bila, FS selesai tahun ini, maka pada tahun depan akan masuk tahap berikutnya yakni pembebasan lahan.
“Jadi, selain pembangunan kamar jenazah, akan dibangun juga rumah singgah mengantisipasi kebutuhan akan ruang perawatan kanker, sama untuk tempat perawatan geriatri (lanjut usia),” terangnya.
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung Ni Nyoman Ermy Setiari, membenarkan telah mendirikan tenda untuk keperluan persemayaman jenazah yang dititipkan di kamar jenasah RSD Mangusada. Pendirian tenda ini, tegasnya, akan berlangsung selama pihak rumah sakit membutuhkan. “Tenda itu aset daerah, jadi tidak ada istilah bayar. Sepanjang dibutuhkan kami akan pinjamkan sampai selesai di Besakih (Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih, red),” tegasnya. *asa
MANGUPURA, NusaBali
Kamar jenazah di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Kabupaten Badung, mengalami overload. Saat ini, kamar jenazah menampung sebanyak 76 jenazah. Padahal rumah sakit milik pemerintah ini hanya memiliki 12 freezer atau lemari pendingin. Tak ayal, banyak jenazah ditempatkan dalam peti dengan cara diformalin.
Saking melebihi kapasitas daya tampung, tempat yang menjadi persemayaman jenazah juga penuh sesak. Alhasil, pihak rumah sakit terpaksa mendirikan tenda darurat untuk menampung jenazah. Tenda darurat dipinjam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung.
Dirut RSD Mangusada Kabupaten Badung dr Nyoman Gunarta, mengatakan kelebihan kapasitas kamar jenazah tidak saja karena Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941. Namun, lantaran terkait dengan Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih dimana ada larangan untuk melakukan upacara pengabenan, sehingga banyak jenazah dititipkan. “Sebetulnya ada tempat di sebelah kamar jenazah, tapi sudah penuh. Karena sudah tidak ada tempat, jadi kami pinjam tenda. Terima kasih BPBD bisa membantu,” katanya, Selasa (5/3) kemarin.
Pemasangan dua unit tenda darurat di depan kamar jenazah sudah dilakukan Senin (4/3) sore. “Sekarang sudah ada enam jenazah di tenda. Kalau dua tenda yang sekarang juga penuh, kami akan pasang tenda satu lagi,” ungkap dr Gunarta.
Kendati jenazah ada yang berada di bawah tenda, tetapi dr Gunarta memastikan jenazah ditempatkan dengan baik sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP). “Saya sudah berkoordinasi dengan tim ahli, dibilang tidak masalah, yang penting menggunakan peti. Jenazah diformalin dengan dosis tinggi,” terangnya.
Lanjut dikatakan, sebagian besar jenazah yang dititipkan adalah warga Badung. “Ada beberapa dari luar Badung, tapi sebelumnya adalah pasien di sini (RSD Mangusada, red),” ungkapnya. Dokter Gunarta memperkirakan kondisi ini akan berangsur-angsur normal pada April 2019 mendatang.
Disinggung, adalah rencana pengembangan kamar jenazah, dr Gunarta menegaskan pengembangan kamar jenazah tahun ini sudah masuk tahap studi kelayakan atau feasibility study (FS). Bila, FS selesai tahun ini, maka pada tahun depan akan masuk tahap berikutnya yakni pembebasan lahan.
“Jadi, selain pembangunan kamar jenazah, akan dibangun juga rumah singgah mengantisipasi kebutuhan akan ruang perawatan kanker, sama untuk tempat perawatan geriatri (lanjut usia),” terangnya.
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung Ni Nyoman Ermy Setiari, membenarkan telah mendirikan tenda untuk keperluan persemayaman jenazah yang dititipkan di kamar jenasah RSD Mangusada. Pendirian tenda ini, tegasnya, akan berlangsung selama pihak rumah sakit membutuhkan. “Tenda itu aset daerah, jadi tidak ada istilah bayar. Sepanjang dibutuhkan kami akan pinjamkan sampai selesai di Besakih (Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih, red),” tegasnya. *asa
Komentar