Bentrok Saat Arak Ogoh-ogoh, 4 Luka
Kasusnya sempat dilaporkan ke polisi, keduabelah pihak akhirnya sepakat berdamai lewat mediasi saat Ngembak Gni Nyepi
Pemuda Sudirman vs Tegal Sari Bentrok di Simpang Suci Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Dua kelompok pemuda terlibat bentrok ketika parade pengarakan ogoh-ogoh di Simpang Suci Jalan Hasanuddin Denpasar Barat, saat Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1941, Rabu (6/3) malam pukul 21.00 Wita. Bentrok yang melibatkan kelompok pemuda Asrama Sudirman vs Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat ini mengakibatkan 4 korban luka-luka.
Dari 4 korban luka, 2 orang di antaranya asal kelompok pemuda Asrama Sudirman, ma-sing-masing Heru Prasetyo, 27 (mengalami luka robek di pelipis kanan, luka robek di bibir) dan Francisco Dacosta, 34 (luka robek kepala belakang). Sedangkan 2 korban terluka lainnya dari kelompok STT Tegal Sari, Desa Tegal Harum, yakni Indra Yuli Pranata, 24 (luka robek di pipi kiri) dan Muhammad IH, 15 (luka lebam di mata kiri).
Bentrokan antara dua kelompok pemuda ini ditangani Polsek Denpasar Barat, setelah salah satu korban dari STT Tegal Sari membuat laporan resmi ke SPKT Poslek Denbar sesaat setelah bentrok, Rabu malam. Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aji Yoga Sekar, membenarkan adanya laporan terkait bentrok saat malam Pangrupukan Nyepi tersebut. Namun, Iptu Aji Yoga enggan berkometar banyak, karena kasus ini masih dalam proses lidik. “Masih ditangani penyidik,” elak Iptu Aji Yoga saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Jumat (8/3).
Informasi di lapangan, bentrokan dua kelompok pemuda dalam parada pengarakan ogoh-ogoh malam itu berawal saat ogoh-ogoh dari Asrama Sudirman melintas di Simpang Empat Suci Jalan Hasanuddin Denpasar Barat, sekitar pukul 21.00 Wita. Pada saat bersamaan, ogoh-ogoh dari STT Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum juga melintas di lokasi. “Ogoh-ogoh STT Tegal Sari ini berada di depan ogoh-ogoh Asrama Sudirman,” je-las sumber NusaBali di kepolisian, Jumat (8/3).
Disebutkan, saat itu ada sekitar 5 pemuda Asrama Sudirman yang berada di depan dan mendekat ke ogoh-ogoh STT Banjar Tegal Sari yang berada di depannya. Saat itulah terjadi kericuhan, karena salah seorang pemuda Asrama Sudirman menginjak kaki pemuda Banjar Tegal Sari. Tanpa dikomando, beberapa pemuda Tegal Sari dan pemuda Asrama Sudirman langsung terlibat baku hantam, disaksikan ratusan warga yang nonton Parade Ogoh-ogoh malam itu.
Bentrokan yang berlangsung selama hampir 10 menit ini akhirnya berhasil dilerai personel TNI dan kepolisian yang sedang berjaga di sekitar lokasi. Ratusan pemuda Asrama Sudir-man yang hendak menyerang pun berhasil dihalau petugas, sehingga bentrokan tidak sampau meluas.
“Jadi, waktu kelompok pemuda Asrama Sudirman yang berada di belakang mau nyerang ke depan, langsung dihalau oleh tentara. Temannya yang berada di depan juga langsung diamankan tentara yang di depan,” beber sumber tadi.
Seusai bentrok sekitar pukul 22.00 Wita, pemuda dari STT Banjar Tegal Sari dikawal aparat TNI dan kepolisian kembali ke banjarnya. Begitu juga ratusan pemuda Asrama Sudirman, digiring kembali ke markasnya di Jalan PB Sudirman Denpasar Timur.
“Dua korban luka dari kelompok pemuda Tegal Sari malam itu dibawa ke RSUD Wa-ngaya, Denpasar untuk mendapatkan perawatan. Selanjutnya, mereka membuat laporan resmi ke Polsek Denpasar Barat,” katanya. Sebaliknya, dua korban luka dari Asrama Sudirman malam itu dibawa ke RSAD/Udayana di Jalan PB Sudirman Denpasar, untuk mendapatkan perawatan.
Sempat tersiar kabar akan ada penyerangan dari kelompok pemuda Asrama Sudirman ke Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum. Namun, hingga Kamis (7/3) dinihari jelang hari suci Nyepi Tahun Baru Saka 1941, tidak ada pergerakan massa dari kedua kelompok pemuda yang terlibat bentrok ini. Terbetik informasi, kedua kelompok pemuda sudah berkomunikasi lewat telepon untuk menyelesaikan masalah ini secara damai.
Sehari pasca Nyepi (Ngembak Gni Nyepi), Jumat kemarin, dilakukan pertemuan mediasi antara perwakilan pemuda Asrama Sudirman dan pemuda dari STT Banjar Tegal Sari. Pertemuan mediasi ini digelar di Kantor Perbekel Tegal Harum, Denpasar Barat. Selain 4 korban luka akibat bentrok, hadir pula perwakilan tokoh dari Asrama Sudirman dan tokoh Banjar Tegal Sari.
Perbekel Tegal Harum, Wayan Sunarta, yang dihubungi NusaBali, Jumat sore, me-ngatakan kedua kelompok pemuda yang sempat terlibat bentrok sudah sepakat berdamai. Keduabelah pihak mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melanjutkan masalah ini ke depannya.
Menurut Perbekel Wayan Sunarta, kedua kelompok pemuda juga berjanji akan menjaga kondusivitas wilayahnya masing-masing, agar permasalahan bentrok saat malam Pangrupukan Nyepi ini tidak meluas. “Tadi (kemarin) seluruh perwakilan sudah menandatangani surat perdamaian di atas materai,” tandas Wayan Sunarta sembari mengaku akan menembuskan surat perdamaian ini ke Polsek Denpasar Barat. *rez
DENPASAR, NusaBali
Dua kelompok pemuda terlibat bentrok ketika parade pengarakan ogoh-ogoh di Simpang Suci Jalan Hasanuddin Denpasar Barat, saat Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1941, Rabu (6/3) malam pukul 21.00 Wita. Bentrok yang melibatkan kelompok pemuda Asrama Sudirman vs Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat ini mengakibatkan 4 korban luka-luka.
Dari 4 korban luka, 2 orang di antaranya asal kelompok pemuda Asrama Sudirman, ma-sing-masing Heru Prasetyo, 27 (mengalami luka robek di pelipis kanan, luka robek di bibir) dan Francisco Dacosta, 34 (luka robek kepala belakang). Sedangkan 2 korban terluka lainnya dari kelompok STT Tegal Sari, Desa Tegal Harum, yakni Indra Yuli Pranata, 24 (luka robek di pipi kiri) dan Muhammad IH, 15 (luka lebam di mata kiri).
Bentrokan antara dua kelompok pemuda ini ditangani Polsek Denpasar Barat, setelah salah satu korban dari STT Tegal Sari membuat laporan resmi ke SPKT Poslek Denbar sesaat setelah bentrok, Rabu malam. Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aji Yoga Sekar, membenarkan adanya laporan terkait bentrok saat malam Pangrupukan Nyepi tersebut. Namun, Iptu Aji Yoga enggan berkometar banyak, karena kasus ini masih dalam proses lidik. “Masih ditangani penyidik,” elak Iptu Aji Yoga saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Jumat (8/3).
Informasi di lapangan, bentrokan dua kelompok pemuda dalam parada pengarakan ogoh-ogoh malam itu berawal saat ogoh-ogoh dari Asrama Sudirman melintas di Simpang Empat Suci Jalan Hasanuddin Denpasar Barat, sekitar pukul 21.00 Wita. Pada saat bersamaan, ogoh-ogoh dari STT Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum juga melintas di lokasi. “Ogoh-ogoh STT Tegal Sari ini berada di depan ogoh-ogoh Asrama Sudirman,” je-las sumber NusaBali di kepolisian, Jumat (8/3).
Disebutkan, saat itu ada sekitar 5 pemuda Asrama Sudirman yang berada di depan dan mendekat ke ogoh-ogoh STT Banjar Tegal Sari yang berada di depannya. Saat itulah terjadi kericuhan, karena salah seorang pemuda Asrama Sudirman menginjak kaki pemuda Banjar Tegal Sari. Tanpa dikomando, beberapa pemuda Tegal Sari dan pemuda Asrama Sudirman langsung terlibat baku hantam, disaksikan ratusan warga yang nonton Parade Ogoh-ogoh malam itu.
Bentrokan yang berlangsung selama hampir 10 menit ini akhirnya berhasil dilerai personel TNI dan kepolisian yang sedang berjaga di sekitar lokasi. Ratusan pemuda Asrama Sudir-man yang hendak menyerang pun berhasil dihalau petugas, sehingga bentrokan tidak sampau meluas.
“Jadi, waktu kelompok pemuda Asrama Sudirman yang berada di belakang mau nyerang ke depan, langsung dihalau oleh tentara. Temannya yang berada di depan juga langsung diamankan tentara yang di depan,” beber sumber tadi.
Seusai bentrok sekitar pukul 22.00 Wita, pemuda dari STT Banjar Tegal Sari dikawal aparat TNI dan kepolisian kembali ke banjarnya. Begitu juga ratusan pemuda Asrama Sudirman, digiring kembali ke markasnya di Jalan PB Sudirman Denpasar Timur.
“Dua korban luka dari kelompok pemuda Tegal Sari malam itu dibawa ke RSUD Wa-ngaya, Denpasar untuk mendapatkan perawatan. Selanjutnya, mereka membuat laporan resmi ke Polsek Denpasar Barat,” katanya. Sebaliknya, dua korban luka dari Asrama Sudirman malam itu dibawa ke RSAD/Udayana di Jalan PB Sudirman Denpasar, untuk mendapatkan perawatan.
Sempat tersiar kabar akan ada penyerangan dari kelompok pemuda Asrama Sudirman ke Banjar Tegal Sari, Desa Tegal Harum. Namun, hingga Kamis (7/3) dinihari jelang hari suci Nyepi Tahun Baru Saka 1941, tidak ada pergerakan massa dari kedua kelompok pemuda yang terlibat bentrok ini. Terbetik informasi, kedua kelompok pemuda sudah berkomunikasi lewat telepon untuk menyelesaikan masalah ini secara damai.
Sehari pasca Nyepi (Ngembak Gni Nyepi), Jumat kemarin, dilakukan pertemuan mediasi antara perwakilan pemuda Asrama Sudirman dan pemuda dari STT Banjar Tegal Sari. Pertemuan mediasi ini digelar di Kantor Perbekel Tegal Harum, Denpasar Barat. Selain 4 korban luka akibat bentrok, hadir pula perwakilan tokoh dari Asrama Sudirman dan tokoh Banjar Tegal Sari.
Perbekel Tegal Harum, Wayan Sunarta, yang dihubungi NusaBali, Jumat sore, me-ngatakan kedua kelompok pemuda yang sempat terlibat bentrok sudah sepakat berdamai. Keduabelah pihak mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melanjutkan masalah ini ke depannya.
Menurut Perbekel Wayan Sunarta, kedua kelompok pemuda juga berjanji akan menjaga kondusivitas wilayahnya masing-masing, agar permasalahan bentrok saat malam Pangrupukan Nyepi ini tidak meluas. “Tadi (kemarin) seluruh perwakilan sudah menandatangani surat perdamaian di atas materai,” tandas Wayan Sunarta sembari mengaku akan menembuskan surat perdamaian ini ke Polsek Denpasar Barat. *rez
1
Komentar