DLHK Kewalahan Tangani Bekas Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh yang masih berada di jalan atau di depan banjar masing-masing, diingatkan untuk segera dipralina atau dibongkar
DENPASAR, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar kewalahan menangani sampah bekas Ogoh-ogoh yang ditinggal di jalan raya pasca arak-arakan pada malam pangrupukan, Rabu (6/3). Selain banyak Ogoh-ogoh yang ditinggal, juga karena pawai hingga pukul 02.00 Wita dinihari, sementara pembersihan hanya bisa maksimal dilakukan hingga pukul 04.00 Wita.
Kabid Persampahan dan Limbah DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wiguna, saat dikonfirmasi, Jumat (8/3) mengaku tidak bisa menangani sampah tersebut sekaligus pada malam pangrupukan. Sebab, pemuda Denpasar masih banyak yang tidak mematuhi imbauan Walikota Denpasar berupa surat edaran untuk membawa kembali Ogoh-ogoh mereka ke masing-masing banjar.
Namun, kenyataannya masih ada belasan ogoh-ogoh yang ditinggal menyebabkan petugas mereka harus mengangkut bangkai Ogoh-ogoh yang tercecer. "Kami jujur saja kewalahan kalau harus mengangkut malam itu juga. Sebab kami harus mengangkut belasan. Ogoh-ogoh yang sengaja ditinggal, ditambah waktu kami sangat mepet. Karena banyak yang masih melakukan arak-arakan hingga pukul 02.00 Wita sedangkan waktu kami hanya pukul 04.00 Wita," jelas Wiguna.
Dengan kendala itu, pihaknya terpaksa menunda pengangkutan hingga satu hari setelah Nyepi. Pihaknya hanya bisa menaruh di pinggir jalan untuk sementara agar tidak mengganggu lalulintas. "Baru tadi kami angkut ada 5 (Ogoh-ogoh) yang berada di pinggir jalan dan dipralina di Setra Badung. Masih ada yang menaruh di pinggir jalan, hampir sebagian besar ruas jalan," imbuhnya.
Yang masih berada di jalan atau di depan banjar masing-masing, pihaknya mengingatkan untuk segera dilakukan pralina atau dibongkar, termasuk Ogoh-ogoh besar yang ada di Banjar Tainsiat. Pihaknya memperingatkan paling lambat harus dibongkar hari Minggu untuk menghindari terjadinya kemaceta pada jam kerja di hari Senin nanti.
"Itu sudah kami jajaki, katanya mau bongkar sendiri, ada yang sudah mulai sore ini dibongkar. Kalau tidak kami akan angkut, soalnya bisa mengganggu arus lalulintas. Tolonglah juga bagi pemuda patuhi imbauan Walikota. Malah semakin banyak yang sengaja meninggalkan Ogoh-ogoh mereka," keluhnya. *mi
Kabid Persampahan dan Limbah DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wiguna, saat dikonfirmasi, Jumat (8/3) mengaku tidak bisa menangani sampah tersebut sekaligus pada malam pangrupukan. Sebab, pemuda Denpasar masih banyak yang tidak mematuhi imbauan Walikota Denpasar berupa surat edaran untuk membawa kembali Ogoh-ogoh mereka ke masing-masing banjar.
Namun, kenyataannya masih ada belasan ogoh-ogoh yang ditinggal menyebabkan petugas mereka harus mengangkut bangkai Ogoh-ogoh yang tercecer. "Kami jujur saja kewalahan kalau harus mengangkut malam itu juga. Sebab kami harus mengangkut belasan. Ogoh-ogoh yang sengaja ditinggal, ditambah waktu kami sangat mepet. Karena banyak yang masih melakukan arak-arakan hingga pukul 02.00 Wita sedangkan waktu kami hanya pukul 04.00 Wita," jelas Wiguna.
Dengan kendala itu, pihaknya terpaksa menunda pengangkutan hingga satu hari setelah Nyepi. Pihaknya hanya bisa menaruh di pinggir jalan untuk sementara agar tidak mengganggu lalulintas. "Baru tadi kami angkut ada 5 (Ogoh-ogoh) yang berada di pinggir jalan dan dipralina di Setra Badung. Masih ada yang menaruh di pinggir jalan, hampir sebagian besar ruas jalan," imbuhnya.
Yang masih berada di jalan atau di depan banjar masing-masing, pihaknya mengingatkan untuk segera dilakukan pralina atau dibongkar, termasuk Ogoh-ogoh besar yang ada di Banjar Tainsiat. Pihaknya memperingatkan paling lambat harus dibongkar hari Minggu untuk menghindari terjadinya kemaceta pada jam kerja di hari Senin nanti.
"Itu sudah kami jajaki, katanya mau bongkar sendiri, ada yang sudah mulai sore ini dibongkar. Kalau tidak kami akan angkut, soalnya bisa mengganggu arus lalulintas. Tolonglah juga bagi pemuda patuhi imbauan Walikota. Malah semakin banyak yang sengaja meninggalkan Ogoh-ogoh mereka," keluhnya. *mi
1
Komentar