Sambut Tahun Baru Saka, warga di Jembrana Serbu Pantai
Berakhirnya Nyepi Tahun Saka 1941 atau memasuki Ngembak Gni, Jumat (8/3) pagi, dirayakan ribuan warga di Kabupaten Jembrana dengan mendatangi sejumlah segara (pantai).
NEGARA, NusaBali
Disamping telah melaksanakan Catur Brata Penyepian, warga yang didominasi para kalangan remaja itu, juga mengunjungi pantai untuk menyucikan diri memasuki awal tahun saka ini. Seperti terlihat di Pantai Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Jembrana. Sejumlah teruna-teruni termasuk para orang tua yang mengajak para anak-anaknya, tampak memadati pantai yang juga menjadi tempat pamelastian sebagian besar krama di wilayah Kecamatan Jembrana ini. Meski terjadi hujan gerimis, namun warga tetap semangat berdatangan. Tidak hanya warga dari seputaran Kecamatan Jembrana, sejumlah warga dari Kecamatan Mendoyo juga memilih datang ke Pantai Yeh Kuning.
Ramainya pengunjung di Pantai Yeh Kuning itu membuat areal lapangan Desa Yeh Kuning yang dijadikan tempat parkir sesak dengan kendaraan pengunjung. Bahkan, pengunjung yang lebih banyak datang secara bergerombolan dan hampir dalam waktu bersamaan, itu membuat sejumlah Pecalang dari Desa Pakraman Yeh Kuning yang memungut karcis parkir mengaku kewalahan untuk melayani pengunjung. “Pengunjung sudah mulai datang begitu lewat pukul 06.00 Wita. Karena terlalu ramai, ya tidak sedikit yang akhirnya tidak bisa kami pungut karcisnya. Keadaan begini, ya kami maklumi,” ujar salah satu Pecalang
Dari perkiraannya, jumlah pengunjung yang memadati Pantai Yeh Kuning, mencapai lebih dari 1.000 orang. Mereka yang berkunjung ke pantai ini, juga didominasi gerombolan STT (sekaa teruna teruni). Beberapa diantaranya, memilih sekedar bercengkrama dengan sesama STT maupun para teman-temannya dari luar STT yang kebetulan juga ditemui berkunjung ke pantai, dan ada juga memilih menyucikan diri dengan membasuh muka hingga sekalian mandi. Kehadiran pengunjung di Pantai Yehkuning ini juga disuguhi musik akustik yang dibawakan oleh musisi lokal setempat.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana I Komang Arsana mengatakan, Ngembak Geni merupakan awal lembaran baru setelah melaksanakan Catur Berata Penyepian. Selain menjadi ajang silaturahmi, saat memasuki Ngembak Geni ini, juga menjadi moment yang tepat untuk menyucikan diri ke pantai. “Filosofinya, pantai adalah tempat peleburan, termasuk melebur hal-hal yang bersifat negatif. Jadi ke pantai itu, termasuk bertujuan menyucikan diri kembali agar lebih baik lagi menjalani kehidupan kedepannya,” tuturnya. *ode
Ramainya pengunjung di Pantai Yeh Kuning itu membuat areal lapangan Desa Yeh Kuning yang dijadikan tempat parkir sesak dengan kendaraan pengunjung. Bahkan, pengunjung yang lebih banyak datang secara bergerombolan dan hampir dalam waktu bersamaan, itu membuat sejumlah Pecalang dari Desa Pakraman Yeh Kuning yang memungut karcis parkir mengaku kewalahan untuk melayani pengunjung. “Pengunjung sudah mulai datang begitu lewat pukul 06.00 Wita. Karena terlalu ramai, ya tidak sedikit yang akhirnya tidak bisa kami pungut karcisnya. Keadaan begini, ya kami maklumi,” ujar salah satu Pecalang
Dari perkiraannya, jumlah pengunjung yang memadati Pantai Yeh Kuning, mencapai lebih dari 1.000 orang. Mereka yang berkunjung ke pantai ini, juga didominasi gerombolan STT (sekaa teruna teruni). Beberapa diantaranya, memilih sekedar bercengkrama dengan sesama STT maupun para teman-temannya dari luar STT yang kebetulan juga ditemui berkunjung ke pantai, dan ada juga memilih menyucikan diri dengan membasuh muka hingga sekalian mandi. Kehadiran pengunjung di Pantai Yehkuning ini juga disuguhi musik akustik yang dibawakan oleh musisi lokal setempat.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana I Komang Arsana mengatakan, Ngembak Geni merupakan awal lembaran baru setelah melaksanakan Catur Berata Penyepian. Selain menjadi ajang silaturahmi, saat memasuki Ngembak Geni ini, juga menjadi moment yang tepat untuk menyucikan diri ke pantai. “Filosofinya, pantai adalah tempat peleburan, termasuk melebur hal-hal yang bersifat negatif. Jadi ke pantai itu, termasuk bertujuan menyucikan diri kembali agar lebih baik lagi menjalani kehidupan kedepannya,” tuturnya. *ode
1
Komentar