RSBM Paling Banyak Tangani Kasus Bedah dan Kulit
Dalam perjalanan satu tahun Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) banyak menangani kasus bedah dan kulit.
DENPASAR, NusaBali
Hal ini karena berdasarkan data terbanyak kunjungan adalah ke bagian bedah terutama karena menangani kasus kecelakaan dan patah tulang. Sedangkan kasus penyakit kulit juga banyak ditangani karena RSBM memiliki alat spektra yang tercanggih.
Direktur RSBM, dr Bagus Darmayasa, MRepro mengatakan, kasus bedah yang tertinggi adalah bedah tulang. Paling sering karena kasus kecelakaan. “Kebanyakan kita dapat dari rujukan rumah sakit lain. Terbanyak kasus bedah. Kalau emergensi itu paling sering ke sini karena lokasinya di daerah jalur utama,” ungkapnya, baru-baru ini.
Selain bedah, terbanyak kedua yang datang ke RSBM adalah kasus penyakit kulit. RSBM memiliki alat spektra yang tercanggih. Alat spektra ini khusus untuk menangani kulit yang belang akibat kebakaran atau kelainan kulit. Tujuan penggunaan alat ini untuk menyamakan warna kulit pasien. Menurutnya karena adanya alat ini jumlah kunjungan penyakit kulit tinggi.
Lebih lanjut dijelaskan, rata-rata kunjungan per hari ke RSBM sekitar 200 orang. Dengan jumlah rata-rata kunjungan itu, pada 2018, RSBM memperoleh laba bersih Rp 38 miliar, padahal targetnya hanya Rp 20 miliar. “Per Januari kemarin kita sudah dapat laba Rp 4,5 miliar. Belum lagi kita akan buka layanan VIP nantinya, sehingga akan meningkatkan pendapatan rumah sakit. Capaian kita hampir 200% dari target” katanya.
RSBM merupakan RS tipe B yang menjadi pusat rujukan rumah sakit tipe C dan D, sehingga kasus-kasus yang ditangani adalah kasus level 3. Sampai saat ini jumlah kamar yang dimiliki sebanyak 235 kamar rawat inap. Telah dibuka juga layanan kamar VIP dan suite.
Sementara itu sebanyak 80% pasien RSBM merupakan peserta BPJS. Sehingga yang datang ke RSBM harus sesuai dengan sistem rujukan. Oleh karena sebagian besar pasien yang datang merupakan pasien BPJS Kesehatan, pihaknya berupaya untuk melakukan efisiensi namun tanpa mengurangi kualitas. *ind
Direktur RSBM, dr Bagus Darmayasa, MRepro mengatakan, kasus bedah yang tertinggi adalah bedah tulang. Paling sering karena kasus kecelakaan. “Kebanyakan kita dapat dari rujukan rumah sakit lain. Terbanyak kasus bedah. Kalau emergensi itu paling sering ke sini karena lokasinya di daerah jalur utama,” ungkapnya, baru-baru ini.
Selain bedah, terbanyak kedua yang datang ke RSBM adalah kasus penyakit kulit. RSBM memiliki alat spektra yang tercanggih. Alat spektra ini khusus untuk menangani kulit yang belang akibat kebakaran atau kelainan kulit. Tujuan penggunaan alat ini untuk menyamakan warna kulit pasien. Menurutnya karena adanya alat ini jumlah kunjungan penyakit kulit tinggi.
Lebih lanjut dijelaskan, rata-rata kunjungan per hari ke RSBM sekitar 200 orang. Dengan jumlah rata-rata kunjungan itu, pada 2018, RSBM memperoleh laba bersih Rp 38 miliar, padahal targetnya hanya Rp 20 miliar. “Per Januari kemarin kita sudah dapat laba Rp 4,5 miliar. Belum lagi kita akan buka layanan VIP nantinya, sehingga akan meningkatkan pendapatan rumah sakit. Capaian kita hampir 200% dari target” katanya.
RSBM merupakan RS tipe B yang menjadi pusat rujukan rumah sakit tipe C dan D, sehingga kasus-kasus yang ditangani adalah kasus level 3. Sampai saat ini jumlah kamar yang dimiliki sebanyak 235 kamar rawat inap. Telah dibuka juga layanan kamar VIP dan suite.
Sementara itu sebanyak 80% pasien RSBM merupakan peserta BPJS. Sehingga yang datang ke RSBM harus sesuai dengan sistem rujukan. Oleh karena sebagian besar pasien yang datang merupakan pasien BPJS Kesehatan, pihaknya berupaya untuk melakukan efisiensi namun tanpa mengurangi kualitas. *ind
1
Komentar