Pasca Nyepi, Tangkapan Ikan Menurun
Pasca Nyepi tahun baru saka 1941, hasil tangkapan ikan para nelayan di Pantai Lebih, Desa Lebih, Gianyar, mengalami penurunan.
GIANYAR, NusaBali
Kondisi ini diyakini karena pengaruh sasih Kadasa. Seperti diungkapkan kelompok nelayan Putra Samudra Pantai Lebih ‘’Sejak tiga hari terakhir, minim tangkapan ikan,’’ jelas salah seorang nelayan, I Nyoman Warupa di Pantai Lebih, Gianyar, Minggu (10/3). Jelas dia, karena hasil tangkapan minim, maka sebagian besar anggota kelompok nelayan pilih istirahat melaut. Dari 200 nelayan, hanya sebagian yang tetap melaut meski diketahui sepi tangkapan. “Sasih Kadasa ini diyakini lautnya kedas (bersih, Red) atau tanpa ikan. Makanya banyak nelayan yang menunda menangkap ikan. Walaupun ada nelayan melaut, itu hanya sebentar, mulai pukul 11.00 Wita dan 13.00 Wita,” paparnya.
Sedangkan sebelum sasih Kadasa ini, pria yang asli dari Desa Lebih ini mengaku biasanya mendapatkan ikan rata-rata 30 kilogram. Sehingga saat kembali ke darat langsung ia jual di pesisir, jika masih tersisa ia jual di pasar-pasar pada langganannya. Namun saat ini mencari 5 kilogram sangat sulit, karena ikannya tidak ada berdatangan.
Ikan yang paling sering ia dapatkan berjenis ikan lemuru, jenis ikan kucing atau ikan dasar. “Saat ini cuaca mendukung, tetapi hasil tangkapan tidak mendukung. Kadang hasil tangkapan mendukung, tapi cuaca yang belum tentu mendukung. Tetapi yang pasti banyak dapat hasil tangkapan yaitu tepat sehari setelah hujan itu pasti lumayan dapat ikan,” tandas Warupa.
Pria yang kerja nelayan sejak 28 tahun ini juga mengatakan jika tidak melaut, penangkapan ikan hanya menggunakan jaring dan pancing di dekat bibir pantai.
Itu pun tidak sampai ke tengah lautan, hanya beberapa meter dari bibir pantai. Hal itu dilakukan karena ada jenis ikan yang berlindung di muara sungai.
“Setelah pertengahan sasih Kadasa ini kondisi ikan agar normal. Karena ikannya juga mengikuti arah angin dengan bergerombolan, kalau pas banyak dapat bisa sampai pukul 15.00 Wita baru balik dan menjualnya langsung ke pedagang,” imbuhnya.*nvi
Sedangkan sebelum sasih Kadasa ini, pria yang asli dari Desa Lebih ini mengaku biasanya mendapatkan ikan rata-rata 30 kilogram. Sehingga saat kembali ke darat langsung ia jual di pesisir, jika masih tersisa ia jual di pasar-pasar pada langganannya. Namun saat ini mencari 5 kilogram sangat sulit, karena ikannya tidak ada berdatangan.
Ikan yang paling sering ia dapatkan berjenis ikan lemuru, jenis ikan kucing atau ikan dasar. “Saat ini cuaca mendukung, tetapi hasil tangkapan tidak mendukung. Kadang hasil tangkapan mendukung, tapi cuaca yang belum tentu mendukung. Tetapi yang pasti banyak dapat hasil tangkapan yaitu tepat sehari setelah hujan itu pasti lumayan dapat ikan,” tandas Warupa.
Pria yang kerja nelayan sejak 28 tahun ini juga mengatakan jika tidak melaut, penangkapan ikan hanya menggunakan jaring dan pancing di dekat bibir pantai.
Itu pun tidak sampai ke tengah lautan, hanya beberapa meter dari bibir pantai. Hal itu dilakukan karena ada jenis ikan yang berlindung di muara sungai.
“Setelah pertengahan sasih Kadasa ini kondisi ikan agar normal. Karena ikannya juga mengikuti arah angin dengan bergerombolan, kalau pas banyak dapat bisa sampai pukul 15.00 Wita baru balik dan menjualnya langsung ke pedagang,” imbuhnya.*nvi
Komentar