Populasi Kera di Alas Kedaton Bertambah Tiap Tahun
Setiap Hari Perlu 2 Kwintal Ketela dan Jagung
TABANAN, NusaBali
Populasi kera di DTW Alas Kedaton Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan setiap tahun meningkat. Peningkatan diestimasi sekitar 100 ekor tiap tahun, hingga ada kera yang hidup di luar hutan sampai masuk rumah warga. Hal itu karena kera duwe di Alas Kedaton belum dikebiri. Pihak desa sudah menjajaki kerja sama ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk membantu melakukan kebiri tembak.
Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto mengatakan karena belum dikebiri, otomatis populasi kera bertambah. Penambahan tiap tahun diestimasi 100 ekor. Bahkan ada pula kera yang hidup diluar hutan dengan jumlah sekitar 80-an ekor. “Kera duwe belum dikebiri, kalau sekarang jumlahnya total ada sekitar 1.500-an karena pastinya kami tidak bisa hitung,” kata Sugianto, Senin (11/3).
Dikatakan dengan kondisi tersebut, pihak desa telah menjajaki kerja sama dengan LSM Pusat Penyelamat Satwa (PPS) di Tabanan untuk melakukan kebiri kera jantan dan betina. Namun saat ini pihaknya masih menunggu karena PPS harus berkoordinasi dengan dokter di Jakarta.
Sugianto juga akan melakukan koordinasi atau kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Koordinasi dilakukan untuk mendapatkan informasi seputar biaya proses kebiri agar bisa dirancang anggarannya di APBDes 2020. “Karena sekarang APBDes atau dana desa untuk kegiatan fisik sudah digenjot, jadi untuk kegiatan non fisik seperti kebiri kera duwe kami juga akan pikirkan,” imbuh Sugianto.
Mengenai makanan, kera di Alas Kedaton setiap harinya diberi makan dua kali berupa ubi dan jagung. Dengan jumlah kera sekitar 1.500-an ekor, diperlukan sebanyak 2 kwintal ubi/ketela dan atau jagung. Petugas akan memberikan makan sekitar pukul 09.30 Wita berupa ketela, kemudian sekitar pukul 14.00 Wita diberikan jagung. *de
Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto mengatakan karena belum dikebiri, otomatis populasi kera bertambah. Penambahan tiap tahun diestimasi 100 ekor. Bahkan ada pula kera yang hidup diluar hutan dengan jumlah sekitar 80-an ekor. “Kera duwe belum dikebiri, kalau sekarang jumlahnya total ada sekitar 1.500-an karena pastinya kami tidak bisa hitung,” kata Sugianto, Senin (11/3).
Dikatakan dengan kondisi tersebut, pihak desa telah menjajaki kerja sama dengan LSM Pusat Penyelamat Satwa (PPS) di Tabanan untuk melakukan kebiri kera jantan dan betina. Namun saat ini pihaknya masih menunggu karena PPS harus berkoordinasi dengan dokter di Jakarta.
Sugianto juga akan melakukan koordinasi atau kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Koordinasi dilakukan untuk mendapatkan informasi seputar biaya proses kebiri agar bisa dirancang anggarannya di APBDes 2020. “Karena sekarang APBDes atau dana desa untuk kegiatan fisik sudah digenjot, jadi untuk kegiatan non fisik seperti kebiri kera duwe kami juga akan pikirkan,” imbuh Sugianto.
Mengenai makanan, kera di Alas Kedaton setiap harinya diberi makan dua kali berupa ubi dan jagung. Dengan jumlah kera sekitar 1.500-an ekor, diperlukan sebanyak 2 kwintal ubi/ketela dan atau jagung. Petugas akan memberikan makan sekitar pukul 09.30 Wita berupa ketela, kemudian sekitar pukul 14.00 Wita diberikan jagung. *de
1
Komentar