Kementerian Pertanian Beri Bimtek ke Petani Milenial Bali
Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian RI menggelar bimbingan teknis (bimtek) dalam rangka Pencanangan Gerakan Petani Milenial Provinsi Bali Menuju Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Selasa (12/3).
MANGUPURA, NusaBali
Bimtek akan berlangsung hingga Jumat (15/3). Pada gerakan petani milenial ini, petani dibimbing cara memilih bibit, berkebun, hingga panen. Selain itu, mengolah hasil panen, mengemas produk hasil pertanian di era milenial, dan melakukan promosi secara online.
“Ini awal pertemuan, kami akan memberikan bimbingan teknis dasar seperti bagaimana menjadi petani yang modern dan mampu meningkatkan produktivitas lebih tinggi,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Syukur Iwantoro.
Menjadi petani modern, lanjutnya, berarti petani yang diharapkan mudah dalam mengakses permodalan, pasar maupun informasi. “Intinya bergerak dalam teknologi,” katanya.
Saat ini, ungkap Syukur Iwantoro, di Bali dicanangkan 514 kelompok tani milenial. Dia berharap gerakan petani milenial ini mampu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan di 2045 mendatang.
Disinggung terkait adanya alih fungsi lahan, pihaknya mengaku tidak akan menjadi masalah jika lahan akan dikembangkan untuk daerah pariwisata. Asalkan, petani bisa memanfaatkan agro tekno (konsep wisata agro). “Dulu kita menjual hasil petani kita ke pasar. Kalau konsep wisata agro, mendatangkan pasar ke tempat atau lahan pertanian kita,” tuturnya.
“Inilah yang akan kita kembangkan ke kelompok petani. Tidak hanya perkebunan, juga akan diterapkan dalam tanaman pangan yang ada di Bali,” imbuh Syukur Iwantoro. *asa
“Ini awal pertemuan, kami akan memberikan bimbingan teknis dasar seperti bagaimana menjadi petani yang modern dan mampu meningkatkan produktivitas lebih tinggi,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI Syukur Iwantoro.
Menjadi petani modern, lanjutnya, berarti petani yang diharapkan mudah dalam mengakses permodalan, pasar maupun informasi. “Intinya bergerak dalam teknologi,” katanya.
Saat ini, ungkap Syukur Iwantoro, di Bali dicanangkan 514 kelompok tani milenial. Dia berharap gerakan petani milenial ini mampu menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan di 2045 mendatang.
Disinggung terkait adanya alih fungsi lahan, pihaknya mengaku tidak akan menjadi masalah jika lahan akan dikembangkan untuk daerah pariwisata. Asalkan, petani bisa memanfaatkan agro tekno (konsep wisata agro). “Dulu kita menjual hasil petani kita ke pasar. Kalau konsep wisata agro, mendatangkan pasar ke tempat atau lahan pertanian kita,” tuturnya.
“Inilah yang akan kita kembangkan ke kelompok petani. Tidak hanya perkebunan, juga akan diterapkan dalam tanaman pangan yang ada di Bali,” imbuh Syukur Iwantoro. *asa
Komentar