20 Maret, Pasar Seni Sukawati Dibongkar
Pasar sementara sempat dipakai penampungan ratusan pengungsi korban erupsi Gunung Agung.
GIANYAR, NusaBali
Setelah sempat gabeng (tak jelas) sejak tahun 2017, akhirnya Pemkab Gianyar memastikan Pasar Seni Sukawati, di Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, akan direvitalisasi mulai Mei 2019. Proyek ini akan ditandai dengan ngingsirang lingga (memindahkan stana) Ida Bhatara, Pura Melanting Pasar Seni, lanjut nuwasen atau upacara memulai pekerjaan fisik, Buda Wage Menail, Rabu (20/3), bertepatan Purnama Kadasa.
Hal itu disampaikan Bupati Gianyar I Made Mahayastra didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Gianyar I Gde Widarma Suharta, usai menghadiri sidang di DPRD Gianyar, Selasa (12/3). Widarma menjelaskan, sesuai skedul proyek, akhir Maret 2019 pasar tersebut telah dikosongkan pedagang. 778 pedagang di pasar seni induk atau Blok A dan 24 pedagang kios/toko di Blok B akan dipindahkan selama setahun di pasar sementara di Lapangan Sutasoma, Desa Batuan, Sukawati. Sebagian lagi pedagang akan dipindahkan ke jaba Pura Dalem Sukawati. ‘’Untuk pasar sementara di jaba pura ini, khusus pedagang di pasar senggol, akan dikoordinasikan dengan pihak Desa Pakraman Sukawati,’’ ujarnya.
Jelas Widarma, akhir April 2019, bangunan pasar lama sudah rata tanah, lanjut pertengahan Mei 2019 mulai penggarapan fisik. Kini, proyek revitalisasi pasar seni terbesar di Bali ini masih proses lelang tender. Nilai proyek Rp 77 miliar, bersumber dari Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR. ‘’Penggarap proyek dari Dirjen Cipta Karya. Pemkab Gianyar hanya menerima bantuan berupa bangunan,’’ jelasnya.
Widarma menambahkan, sesuai perencanaan, pasar ini akan memakai areal parkir baseman berkapasitas 77 mobil non bos.
Sementara itu, sejumlah pedagang di pasar seni setempat mengaku sudah mendengar informasi tentang revitalisasi pasar ini. Dalam waktu dekat, perwakilan pedagang tiap blok akan diajak rapat oleh pihak Pemkab Gianyar. Dihubungi terpisah, kemarin, Kepala Pasar Seni Sukawati AA Raka menjelaskan, Kamis (14/3), akan ada rapat sosialisasi kepada perwakilan pedagang. Namun waktu dan tempat rapatnya masih akan dibicarakan dengan pedagang. "Kami sudah mohon petunjuk kepada sulinggih, dipastikan Ngingsirang lingga Ida Bhatara pada Purnama, 20 Maret ini," jelasnya.
Terkait prosesi itu, segala banten upakara disiapkan oleh Pemkab Gianyar. Ia mengaku, seluruh pedagang pasar ini (788 pedagang di los dan 24 toko/kios) menyambut antusias revitalisasi ini. Karena kondisi bangunan pasar makin rusak dan bocor saat hujan. Jelas dia, teknis relokasi para pedagang nanti, akan dilakukan pengundian tempat secara adil. Ia berharap, nanti Pemkab Gianyar gencar memromosikan pasar seni sementara. Tujuannya, agar wisatawan bisa berbelanja ke lokasi relokasi.
Sebelumnya, revitalisasi pasar seni teramai di Bali ini tertunda-tunda sejak tahun 2017. Karena ketakjelasan turunnya anggaran dari Pusat ke Gianyar. Padahal, Pemkab Gianyar telah membangun pasar relokasi pedagang di Lapangan Sutasoma, Desa Batuan, Sukawati, tahun 2017. Bangunan pasar sementara dengan menelan dana sekitar Rp 800 juta ini sempat dipakai penampungan ratusan pengungsi korban erupsi Gunung Agung. *lsa,nvi
Hal itu disampaikan Bupati Gianyar I Made Mahayastra didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Gianyar I Gde Widarma Suharta, usai menghadiri sidang di DPRD Gianyar, Selasa (12/3). Widarma menjelaskan, sesuai skedul proyek, akhir Maret 2019 pasar tersebut telah dikosongkan pedagang. 778 pedagang di pasar seni induk atau Blok A dan 24 pedagang kios/toko di Blok B akan dipindahkan selama setahun di pasar sementara di Lapangan Sutasoma, Desa Batuan, Sukawati. Sebagian lagi pedagang akan dipindahkan ke jaba Pura Dalem Sukawati. ‘’Untuk pasar sementara di jaba pura ini, khusus pedagang di pasar senggol, akan dikoordinasikan dengan pihak Desa Pakraman Sukawati,’’ ujarnya.
Jelas Widarma, akhir April 2019, bangunan pasar lama sudah rata tanah, lanjut pertengahan Mei 2019 mulai penggarapan fisik. Kini, proyek revitalisasi pasar seni terbesar di Bali ini masih proses lelang tender. Nilai proyek Rp 77 miliar, bersumber dari Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR. ‘’Penggarap proyek dari Dirjen Cipta Karya. Pemkab Gianyar hanya menerima bantuan berupa bangunan,’’ jelasnya.
Widarma menambahkan, sesuai perencanaan, pasar ini akan memakai areal parkir baseman berkapasitas 77 mobil non bos.
Sementara itu, sejumlah pedagang di pasar seni setempat mengaku sudah mendengar informasi tentang revitalisasi pasar ini. Dalam waktu dekat, perwakilan pedagang tiap blok akan diajak rapat oleh pihak Pemkab Gianyar. Dihubungi terpisah, kemarin, Kepala Pasar Seni Sukawati AA Raka menjelaskan, Kamis (14/3), akan ada rapat sosialisasi kepada perwakilan pedagang. Namun waktu dan tempat rapatnya masih akan dibicarakan dengan pedagang. "Kami sudah mohon petunjuk kepada sulinggih, dipastikan Ngingsirang lingga Ida Bhatara pada Purnama, 20 Maret ini," jelasnya.
Terkait prosesi itu, segala banten upakara disiapkan oleh Pemkab Gianyar. Ia mengaku, seluruh pedagang pasar ini (788 pedagang di los dan 24 toko/kios) menyambut antusias revitalisasi ini. Karena kondisi bangunan pasar makin rusak dan bocor saat hujan. Jelas dia, teknis relokasi para pedagang nanti, akan dilakukan pengundian tempat secara adil. Ia berharap, nanti Pemkab Gianyar gencar memromosikan pasar seni sementara. Tujuannya, agar wisatawan bisa berbelanja ke lokasi relokasi.
Sebelumnya, revitalisasi pasar seni teramai di Bali ini tertunda-tunda sejak tahun 2017. Karena ketakjelasan turunnya anggaran dari Pusat ke Gianyar. Padahal, Pemkab Gianyar telah membangun pasar relokasi pedagang di Lapangan Sutasoma, Desa Batuan, Sukawati, tahun 2017. Bangunan pasar sementara dengan menelan dana sekitar Rp 800 juta ini sempat dipakai penampungan ratusan pengungsi korban erupsi Gunung Agung. *lsa,nvi
1
Komentar