Joged Pingit di Jungut Batal Direkonstruksi
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Klungkung batal merekonstruksi tarian sakral Joged Gandangan Pingit Alas Angker di Desa Pakraman Jungut, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) 2019.
SEMARAPURA, NusaBali
Penyebabnya, waktunya cukup mepet dan belum ada perangkat gamelan dan penari. Kendati demikian Disbudpora akan berusaha merekonstruksi tarian sakral yang sudah punah atau tidak pernah dipentaskan sejak tahun 1960-an atau sejak 59 tahun silam tersebut. “Berdasarkan sangkep krama (rapat warga) setempat, karena banyak kegiatan, terutama upacara keagamaan, di samping itu perangkat gamelan dan penarinya belum ada, sehingga belum bisa merekonstruksi tahun ini,” ujar Kabid Kesenian Disbudpora Klungkung, Komang Sukarya, Selasa (12/3).
Meskipun demikian, Disbudpora tetap akan berupaya merekonstruksi tarian tersebut tahun depan. Di samping itu prajuru dan krama Desa Pakraman Jungut bisa mempersiapkan diri untuk mengadakan gamelannya, mencari penari dan lainnya. Namun dananya tidak bisa dibantu lewat anggaran PKB tahun ini, Rp 50 juta. “Kami dorong untuk mengajukan bantuan lewat bansos/hibah,” ujarnya. Sedangkan anggaran itu akan digunakan untuk merekonstruksi Joged Pingitan di Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Kota Semarapura, Klungkung.
Kendatipun lama tidak dipentaskan (masolah), Gelungan Joged Gandangan Pingit masih disakralkan dan dilinggihkan di Balai Piyasan, Pura Griya Sakti Alas Angker, Desa Pakraman Jungut, Desa Bungbungan. Sedangkan instrumen gamelan sudah rusak, sisa-sisa gamelan itu masih ada di areal Pura Griya Sakti Alas Angker.
Pementasan Joged Gandangan Pingit memetik cerita Calonarang. Di mana Joged Gandangan diawali pentas dengan cerita Calonarang yang ceritanya ditarikan dalam bentuk aras-arasan, adalah tarian yang merupakan ekspresi cinta. Kemudian dipentaskan pergulatan Calonarang sebagai simbolik kemenangan dharma melawan adharma. Sehingga Joged gandangan adalah tarian pergaulan muda-mudi yang sedang bersukaria atas kemenangan dharma melawan adharma. Setelah pergulatan Calonarang itu selesai, Joged Gandangan Pingit ini akan mencari ngibing. Pengibingnya menggunakan pakain adat madya, 1-2 pengibing.*wan
Meskipun demikian, Disbudpora tetap akan berupaya merekonstruksi tarian tersebut tahun depan. Di samping itu prajuru dan krama Desa Pakraman Jungut bisa mempersiapkan diri untuk mengadakan gamelannya, mencari penari dan lainnya. Namun dananya tidak bisa dibantu lewat anggaran PKB tahun ini, Rp 50 juta. “Kami dorong untuk mengajukan bantuan lewat bansos/hibah,” ujarnya. Sedangkan anggaran itu akan digunakan untuk merekonstruksi Joged Pingitan di Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Kota Semarapura, Klungkung.
Kendatipun lama tidak dipentaskan (masolah), Gelungan Joged Gandangan Pingit masih disakralkan dan dilinggihkan di Balai Piyasan, Pura Griya Sakti Alas Angker, Desa Pakraman Jungut, Desa Bungbungan. Sedangkan instrumen gamelan sudah rusak, sisa-sisa gamelan itu masih ada di areal Pura Griya Sakti Alas Angker.
Pementasan Joged Gandangan Pingit memetik cerita Calonarang. Di mana Joged Gandangan diawali pentas dengan cerita Calonarang yang ceritanya ditarikan dalam bentuk aras-arasan, adalah tarian yang merupakan ekspresi cinta. Kemudian dipentaskan pergulatan Calonarang sebagai simbolik kemenangan dharma melawan adharma. Sehingga Joged gandangan adalah tarian pergaulan muda-mudi yang sedang bersukaria atas kemenangan dharma melawan adharma. Setelah pergulatan Calonarang itu selesai, Joged Gandangan Pingit ini akan mencari ngibing. Pengibingnya menggunakan pakain adat madya, 1-2 pengibing.*wan
1
Komentar