Sampah di Kusamba Pun Menumpuk
Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, kini didera tumpukan sampah warga di pinggir jalan desa sejak 1 Maret 2019.
SEMARAPURA, NusaBali
Karena desa ini tidak memiliki tempat pengolahan sampah (TPS), dan tak lagi bisa membuang sampah ke TPA (tempat penampungan akhir) di wilayah Gianyar,
Aparat desa setempat sempat menawarkan kepada warga yang memiliki lahan kosong untuk menampung sampah tersebut. Mereka akan diberikan dana Rp 50.000/truk. Perbekel Desa Kusamba Nengah Semadi Adnyana mengatakan sampah itu sudah tidak bisa diangkut sejak 1 Maret 2019, karena tempat biasa membuang sampah di wilayah Gianyar tidak lagi menerima sampah. “Informasinya karena belum ada alat untuk meratakan sampah di sana,” ujarnya didampingi Kaur Perencanaan Desa Kusamba Nengah Suryadi, saat ditemui Selasa (12/3).
Disebutkan, jumlah sampah di Desa Kusamba cukup banyak, rata-rata dalam sehari mencapai empat truk. Penduduk di Desa Kusamba 1.890 KK dengan per KK menghasilkan sampah satu kresek. Selama ini untuk sampah rumah tangga dipungut Rp 6.000/bulan dan sampah pedagang Rp 10.000/bulan.
Masalah ini juga sudah dikoordinasikan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung. Namun tidak boleh membuang sampah ke eks TPA Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, karena TPA ini sudah ditutup. Sehingga sampah itu untuk sementara diolah di rumah masing-masing, sampah organik bisa lewat lubang daur ulang sampah. ‘’Namun masalahnya satu pekarangan rumah bisa berisi 3 - 4 KK, ada juga tanahnya sudah diplester (dibeton),” ujarnya.
Solusinya, pihak desa menawarkan kepada warga yang memiliki lahan kosong agar bisa dipakai menampung sampah tersebut sementara. Pemilik lahan diberikan uang Rp 50 ribu/truk, namun belum ada yang mau. “Kami juga akan cek lagi ke tempat pembuangan sampah di Gianyar itu, apakah sudah bisa dibuang lagi ke sana atau tidak,” katanya. Rencananya di Desa Kusamba akan dibangun Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) namun lahan itu sekarang masih ditanami padi, sekitar sebulan lagi baru panen.
Berita sebelumnya, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, juga didera tumpukan sampah di pinggir jalan. Dikonfirmasi terpisah, Kepala DLHP Klungkung Anak Agung Kirana mengatakan sampah organik bisa diolah jadi pupuk organik. Sedangkan sampah plastik bisa koordinasikan dengan bank sampah terdekat. "Desa-desa kan banyak sekarang punya bank sampah, seperti Desa Tangkas, Desa Takmung, bahkan sampai membutuhkan sampah plastik yang banyak. Karena mereka bisa berdayakan," ujarnya. Di samping dipilah dirumah, sampah yang memang murni organik sekarang banyak yang siap menerima untuk kesuburan tegalan. *wan
Aparat desa setempat sempat menawarkan kepada warga yang memiliki lahan kosong untuk menampung sampah tersebut. Mereka akan diberikan dana Rp 50.000/truk. Perbekel Desa Kusamba Nengah Semadi Adnyana mengatakan sampah itu sudah tidak bisa diangkut sejak 1 Maret 2019, karena tempat biasa membuang sampah di wilayah Gianyar tidak lagi menerima sampah. “Informasinya karena belum ada alat untuk meratakan sampah di sana,” ujarnya didampingi Kaur Perencanaan Desa Kusamba Nengah Suryadi, saat ditemui Selasa (12/3).
Disebutkan, jumlah sampah di Desa Kusamba cukup banyak, rata-rata dalam sehari mencapai empat truk. Penduduk di Desa Kusamba 1.890 KK dengan per KK menghasilkan sampah satu kresek. Selama ini untuk sampah rumah tangga dipungut Rp 6.000/bulan dan sampah pedagang Rp 10.000/bulan.
Masalah ini juga sudah dikoordinasikan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung. Namun tidak boleh membuang sampah ke eks TPA Sente, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, karena TPA ini sudah ditutup. Sehingga sampah itu untuk sementara diolah di rumah masing-masing, sampah organik bisa lewat lubang daur ulang sampah. ‘’Namun masalahnya satu pekarangan rumah bisa berisi 3 - 4 KK, ada juga tanahnya sudah diplester (dibeton),” ujarnya.
Solusinya, pihak desa menawarkan kepada warga yang memiliki lahan kosong agar bisa dipakai menampung sampah tersebut sementara. Pemilik lahan diberikan uang Rp 50 ribu/truk, namun belum ada yang mau. “Kami juga akan cek lagi ke tempat pembuangan sampah di Gianyar itu, apakah sudah bisa dibuang lagi ke sana atau tidak,” katanya. Rencananya di Desa Kusamba akan dibangun Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) namun lahan itu sekarang masih ditanami padi, sekitar sebulan lagi baru panen.
Berita sebelumnya, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, juga didera tumpukan sampah di pinggir jalan. Dikonfirmasi terpisah, Kepala DLHP Klungkung Anak Agung Kirana mengatakan sampah organik bisa diolah jadi pupuk organik. Sedangkan sampah plastik bisa koordinasikan dengan bank sampah terdekat. "Desa-desa kan banyak sekarang punya bank sampah, seperti Desa Tangkas, Desa Takmung, bahkan sampai membutuhkan sampah plastik yang banyak. Karena mereka bisa berdayakan," ujarnya. Di samping dipilah dirumah, sampah yang memang murni organik sekarang banyak yang siap menerima untuk kesuburan tegalan. *wan
Komentar