Senderan Tukad Buleleng Jebol
Tembok Dapur dan Kamar Mandi Warga Banyuning Ikut Tergerus
SINGARAJA, NusaBali
Senderan sepanjang 10meter dan tinggi 15 meter di aliran Tukad Buleleng, tepatnya di sebelah Selatan Jembatan Gempol Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, bagian sisi Timur Jebol. Tembok dapur dan kamar mandi Made Tirtayasa, 59, yang tinggal di sana juga ikut tergerus terbawa derasnya arus air sungai.
Menurut korban, Tirtayasa, bencana jebolnya senderan tukad Buleleng yang berlokasi tepat di sebelah Selatan rumahnya terjadi pada saat Kamis (7/3) bertepatan dengan puncak Hari Raya Nyepi. Senderan itu jebol sekitar pukul 20.00 WITA. Jebolnya senderan Tukad Buleleng itu diakibatkan besarnya debit air sungai pasca hujan deras mengguyur dua malam. Bahkan debit air sungai disebut naik sekitar tiga meter dari kondisi biasanya.
Tirtayasa dan istrinya Ketut Pinarti, 67, saat itu mengaku sedang berada di ruang tengah. Tiba-tiba saja mereka merasakan rumahnya bergetar dan seketika tembok dapur dan kamar mandi beserta sejumlah peralatan memasak ikut tertarik ke bawah dan jebol. “Tembok dapur dan kamar mandinya tergerus karena senderan disampingnya amblas. Waktu itu memang aliran air sungainya besar sekali, pas hujan deras juga saat Nyepi itu, rasanya rumah ini bergetar karena saking derasnya,” ujar Tirtayasa yang ditemui di rumahnya Rabu (13/3) siang kemarin.
Pasutri itu kini tak berani tidur di kamar yang bersebelahan dengan dapur dan kamar mandi yang temboknya sudah jebol. “Lantai sama tembok kamar juga sudah retak-retak jadi tidak berani tidur di kamar, sementara di ruang tengah dulu,” katanya.
Tirtayasa dan istrinya pun mengaku belum memiliki rencana untuk mengungsi sementara ke rumah keluarga, sebab hanya rumah sederhana itu yang mereka miliki satu-satunya.
Sementara itu dengan bencana itu Tirtayasa mengkhawatirkan jebol susulan kembali terjadi saat hujan deras dan debit air sungai meningkat. Bahkan ia pun mengkhawatirkan rumahnya ikut tergerus saat hal itu terjadi. Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengaku belum menerima laporan jebolnya senderan tukad Buleleng meski sudah terjadi hampir seminggu.
“Sampai saat ini belum ada laporan yang di Tukad Buleleng, coba besok pagi kami cek ke lapangan,” kata Suadnyana. Pihaknya pun mengaku setelah meninjau lokasi bencana akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, mengingat bencana itu ada di daliran sungai. *k23
Menurut korban, Tirtayasa, bencana jebolnya senderan tukad Buleleng yang berlokasi tepat di sebelah Selatan rumahnya terjadi pada saat Kamis (7/3) bertepatan dengan puncak Hari Raya Nyepi. Senderan itu jebol sekitar pukul 20.00 WITA. Jebolnya senderan Tukad Buleleng itu diakibatkan besarnya debit air sungai pasca hujan deras mengguyur dua malam. Bahkan debit air sungai disebut naik sekitar tiga meter dari kondisi biasanya.
Tirtayasa dan istrinya Ketut Pinarti, 67, saat itu mengaku sedang berada di ruang tengah. Tiba-tiba saja mereka merasakan rumahnya bergetar dan seketika tembok dapur dan kamar mandi beserta sejumlah peralatan memasak ikut tertarik ke bawah dan jebol. “Tembok dapur dan kamar mandinya tergerus karena senderan disampingnya amblas. Waktu itu memang aliran air sungainya besar sekali, pas hujan deras juga saat Nyepi itu, rasanya rumah ini bergetar karena saking derasnya,” ujar Tirtayasa yang ditemui di rumahnya Rabu (13/3) siang kemarin.
Pasutri itu kini tak berani tidur di kamar yang bersebelahan dengan dapur dan kamar mandi yang temboknya sudah jebol. “Lantai sama tembok kamar juga sudah retak-retak jadi tidak berani tidur di kamar, sementara di ruang tengah dulu,” katanya.
Tirtayasa dan istrinya pun mengaku belum memiliki rencana untuk mengungsi sementara ke rumah keluarga, sebab hanya rumah sederhana itu yang mereka miliki satu-satunya.
Sementara itu dengan bencana itu Tirtayasa mengkhawatirkan jebol susulan kembali terjadi saat hujan deras dan debit air sungai meningkat. Bahkan ia pun mengkhawatirkan rumahnya ikut tergerus saat hal itu terjadi. Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengaku belum menerima laporan jebolnya senderan tukad Buleleng meski sudah terjadi hampir seminggu.
“Sampai saat ini belum ada laporan yang di Tukad Buleleng, coba besok pagi kami cek ke lapangan,” kata Suadnyana. Pihaknya pun mengaku setelah meninjau lokasi bencana akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, mengingat bencana itu ada di daliran sungai. *k23
1
Komentar