Toleransi Harus Dialami dan Dirasakan
Dalam rangkaian Rakernas, Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradah Indonesia menggelar seminar.
JAKARTA, NusaBali
Mereka menghadirkan sejumlah narasumber untuk menjadi pembicara terkait Pancasila, Digital Market dan Toleransi. Terkait toleransi disampaikan oleh Co Founder Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi. Menurut Ayu Kartika, toleransi bukan hanya untuk dipelajari.
"Melainkan harus dialami dan dirasakan," ujarnya saat mengisi seminar Peradah di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Kemang, Jumat (15/3).
Ia pun, mendirikan Sabang Merauke sebagai ajang pertukaran pelajar di tanah air. Lewat wadah ini, para pelajar tinggal di kediaman orang yang berbeda agama, suku dan budaya. Darisana mereka akan mengenal agama, suku dan budaya lainnya.
"Semua orang tentu memiliki prasangka kepada orang lain. Prasangka merupakan cermin ketakutan terhadap teman-teman yang berbeda agama, suku dan budaya. Jika ini dibiarkan akan menjadi pembenaran bagi anak-anak bila kelak dewasa," katanya.
Untuk itu, mereka harus berinteraksi dengan orang dari agama, suku dan budaya lain. Terlebih dalam kondisi Indonesia saat ini, masing-masing jangan menutup diri. Justru harus membuka ruang komunikasi agar interaksi dapat berjalan baik. Tak ketinggalan mengedepankan filosofi "bubur ayam".
"Filosofi "bubur ayam" adalah kita bisa berbeda pilihan baik dari agama, politik maupun hal lainnya. Namun bukan masalah, karena dengan perbedaan itu kita dapat bekerjasama membangun Indonesia," jelas Ayu Kartika.
Sementara I Gusti Agung Rai Wirajaya yang menjadi keynote speaker sekaligus membuka Rakernas menyatakan, Pancasila sampai saat ini masih relevan. Terlebih sejarah munculnya Pancasila sangat panjang. Oleh karenanya, Pancasila menjadi ciri khas dari Indonesia.
Sebagai kalangan muda, Peradah Indonesia harus menjaganya. "Keanekaragaman adat, suku, bangsa dan agama harus kita jaga. Jika bukan kita, siapa lagi. Mari kita jaga NKRI, karena itu harga mati," tegas Rai Wirajaya. Selain Rai Wirajaya dan Ayu Kartika Dewi, Peradah menampilkan pula pembicara lain.
Yakni perwakilan dari Bukalapak Bima Laga yang memaparkan tentang digital marketing. Lalu Prof. Dr. Ir. I Made Kartika Dhiputra, Dilp.ing yang menyampaikan peran agama Hindu dalam mewujudkan dharma agama dan dharma negara di era milenial serta salah satu personil band Navicula, Gede Robi yang menjelaskan mengenai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. *k22
"Melainkan harus dialami dan dirasakan," ujarnya saat mengisi seminar Peradah di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Kemang, Jumat (15/3).
Ia pun, mendirikan Sabang Merauke sebagai ajang pertukaran pelajar di tanah air. Lewat wadah ini, para pelajar tinggal di kediaman orang yang berbeda agama, suku dan budaya. Darisana mereka akan mengenal agama, suku dan budaya lainnya.
"Semua orang tentu memiliki prasangka kepada orang lain. Prasangka merupakan cermin ketakutan terhadap teman-teman yang berbeda agama, suku dan budaya. Jika ini dibiarkan akan menjadi pembenaran bagi anak-anak bila kelak dewasa," katanya.
Untuk itu, mereka harus berinteraksi dengan orang dari agama, suku dan budaya lain. Terlebih dalam kondisi Indonesia saat ini, masing-masing jangan menutup diri. Justru harus membuka ruang komunikasi agar interaksi dapat berjalan baik. Tak ketinggalan mengedepankan filosofi "bubur ayam".
"Filosofi "bubur ayam" adalah kita bisa berbeda pilihan baik dari agama, politik maupun hal lainnya. Namun bukan masalah, karena dengan perbedaan itu kita dapat bekerjasama membangun Indonesia," jelas Ayu Kartika.
Sementara I Gusti Agung Rai Wirajaya yang menjadi keynote speaker sekaligus membuka Rakernas menyatakan, Pancasila sampai saat ini masih relevan. Terlebih sejarah munculnya Pancasila sangat panjang. Oleh karenanya, Pancasila menjadi ciri khas dari Indonesia.
Sebagai kalangan muda, Peradah Indonesia harus menjaganya. "Keanekaragaman adat, suku, bangsa dan agama harus kita jaga. Jika bukan kita, siapa lagi. Mari kita jaga NKRI, karena itu harga mati," tegas Rai Wirajaya. Selain Rai Wirajaya dan Ayu Kartika Dewi, Peradah menampilkan pula pembicara lain.
Yakni perwakilan dari Bukalapak Bima Laga yang memaparkan tentang digital marketing. Lalu Prof. Dr. Ir. I Made Kartika Dhiputra, Dilp.ing yang menyampaikan peran agama Hindu dalam mewujudkan dharma agama dan dharma negara di era milenial serta salah satu personil band Navicula, Gede Robi yang menjelaskan mengenai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. *k22
1
Komentar