Festival Rujak Ulek Raih 2 Rekor MURI
Ribuan warga Surabaya tumpah ruah memenuhi Jalan Kembang Jepun untuk mengikuti acara Festival Rujak Ulek 2019.
SURABAYA, NusaBali
Acara yang digelar Pemkot Surabaya berhasil mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat dan Museum Rekor Indonesia (MURI).
"Perlu jelaskan sekalian, rujak ini mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena gizinya yang sudah lengkap. Jadi ada sayur, ada daging, ada kacang-kacangan, sehingga rujak ini termasuk makanan yang gizinya sudah lengkap," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutan pembukaan Festival Rujak Ulek, Minggu (17/3) seperti dilansir detik.
"Dan bapak ibu sekalian, rujak ini sudah masuk dalam hak paten, hak merk di Kota Surabaya. Jadi sudah tidak ada yang ngambil," lanjut Risma.
Menurut Risma, dari laporan panitia, ada sekitar 1.900 peserta yang mengikuti festival tahunan tersebut. Untuk itu pihaknya memilih tempat yang mempunyai daya tampung banyak seperti di Jalan Kembang Jepun.
"Sengaja tahun ini saya minta diselenggarakan di perempatan ini karena jumlahnya 1.900 peserta. Kalau dibuat dua arah pasti macet mungkin sampai perempatan Kapasari sana. Jadi karena itu dibuat 4 supaya sana juga bisa melihat semua," terang wali kota perempuan pertama Surabaya itu.
Dalam kesempatan itu juga, Risma tak lupa mengajak warga Surabaya untuk saling menghormati dan mengesampingkan perbedaan. Hal itu karena pada festival tahun lalu, Kota Surabaya mendapat musibah bom yang terjadi tepat beberapa jam sebelum festival.
"Surabaya diselimuti oleh duka karena kita mendapat cobaan dari Yang Maha Kuasa karena itu saya berharap di kesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada warga Surabaya mari kita semua ini bersaudara kita tidak boleh saling bermusuhan, kita tidak boleh selalu membenci, dendam. Tidak ada agama yang mengajarkan kita benci dan dendam," tandas Risma.
Festival Rujak Ulek Surabaya memecahkan dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Yakni untuk kategori cobek terbesar dan peserta terbanyak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, dalam Festival Rujak Uleg kali ini Pemkot Surabaya menggunakan cobek raksasa. Cobek tersebut terbuat dari batu gunung dengan diameter 250 cm, berat 1,5 ton, tinggi cobek 30 cm dan tinggi dudukan cobek 140 cm. Cobek ini dapat digunakan oleh 20-25 orang sekaligus.
"Rekor cobek terbesar itu baru pertama yang didapatkan oleh Pemkot Surabaya," kata Antiek usai acara kepada awak media di lokasi, Minggu (17/3).
Antiek menambahkan, rekor kedua yakni soal jumlah peserta. Festival tersebut memecahkan rekor dengan peserta mencapai 1800 orang. Padahal awalnya panitia hanya menerima pendaftaran sekitar 1.692 peserta saja.
"Kalau kita tidak tutup, pesertanya pasti lebih banyak lagi. Rekor peserta terbanyak ini. Kami memecahkan Rekor MURI sebelumnya. Yang mana dulu tahun 2013 kami sudah mendapatkan Rekor MURI dengan peserta 1.300, tapi kali ini 1.800 lebih," imbuhnya.
Menurut Antiek, 1800 peserta itu kemudian disaring menjadi 60 besar. Lalu 60 besar dari perwakilan grup itu dipilih lagi menjadi 12 grup pemenang. Para pemenang berhak atas piagam dan sejumlah uang pembinaan. *
"Perlu jelaskan sekalian, rujak ini mendapat penghargaan dari pemerintah pusat karena gizinya yang sudah lengkap. Jadi ada sayur, ada daging, ada kacang-kacangan, sehingga rujak ini termasuk makanan yang gizinya sudah lengkap," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutan pembukaan Festival Rujak Ulek, Minggu (17/3) seperti dilansir detik.
"Dan bapak ibu sekalian, rujak ini sudah masuk dalam hak paten, hak merk di Kota Surabaya. Jadi sudah tidak ada yang ngambil," lanjut Risma.
Menurut Risma, dari laporan panitia, ada sekitar 1.900 peserta yang mengikuti festival tahunan tersebut. Untuk itu pihaknya memilih tempat yang mempunyai daya tampung banyak seperti di Jalan Kembang Jepun.
"Sengaja tahun ini saya minta diselenggarakan di perempatan ini karena jumlahnya 1.900 peserta. Kalau dibuat dua arah pasti macet mungkin sampai perempatan Kapasari sana. Jadi karena itu dibuat 4 supaya sana juga bisa melihat semua," terang wali kota perempuan pertama Surabaya itu.
Dalam kesempatan itu juga, Risma tak lupa mengajak warga Surabaya untuk saling menghormati dan mengesampingkan perbedaan. Hal itu karena pada festival tahun lalu, Kota Surabaya mendapat musibah bom yang terjadi tepat beberapa jam sebelum festival.
"Surabaya diselimuti oleh duka karena kita mendapat cobaan dari Yang Maha Kuasa karena itu saya berharap di kesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada warga Surabaya mari kita semua ini bersaudara kita tidak boleh saling bermusuhan, kita tidak boleh selalu membenci, dendam. Tidak ada agama yang mengajarkan kita benci dan dendam," tandas Risma.
Festival Rujak Ulek Surabaya memecahkan dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Yakni untuk kategori cobek terbesar dan peserta terbanyak.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, dalam Festival Rujak Uleg kali ini Pemkot Surabaya menggunakan cobek raksasa. Cobek tersebut terbuat dari batu gunung dengan diameter 250 cm, berat 1,5 ton, tinggi cobek 30 cm dan tinggi dudukan cobek 140 cm. Cobek ini dapat digunakan oleh 20-25 orang sekaligus.
"Rekor cobek terbesar itu baru pertama yang didapatkan oleh Pemkot Surabaya," kata Antiek usai acara kepada awak media di lokasi, Minggu (17/3).
Antiek menambahkan, rekor kedua yakni soal jumlah peserta. Festival tersebut memecahkan rekor dengan peserta mencapai 1800 orang. Padahal awalnya panitia hanya menerima pendaftaran sekitar 1.692 peserta saja.
"Kalau kita tidak tutup, pesertanya pasti lebih banyak lagi. Rekor peserta terbanyak ini. Kami memecahkan Rekor MURI sebelumnya. Yang mana dulu tahun 2013 kami sudah mendapatkan Rekor MURI dengan peserta 1.300, tapi kali ini 1.800 lebih," imbuhnya.
Menurut Antiek, 1800 peserta itu kemudian disaring menjadi 60 besar. Lalu 60 besar dari perwakilan grup itu dipilih lagi menjadi 12 grup pemenang. Para pemenang berhak atas piagam dan sejumlah uang pembinaan. *
1
Komentar