'Petarung' Unggulan DPD RI Show of Force
Gde Agung dan Pastika Sama-sama Optimis Lolos Senayan
DENPASAR, NusaBali
Sejak pendaftaran calon di KPU Bali tidak kelihatan gerakannya, namun kini calon DPD RI yang akan tarung di Pileg 17 April 2019 mendatang mulai menunjukkan kekuatan. Seperti kandidat DPD RI yang diunggulkan macam Anak Agung Gede Agung dan Made Mangku Pastika mulai show of force. Gede Agung mendapatkan dukungan mengalir dari relawan dan komunitas dengan deklarasi di Puri Agung Mengwi, Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/3). Sementara Mangku Pastika juga mendapatkan dukungan maju mengawal program Bali Mandara secara berkelanjutan melalui tarung DPD RI.
Walaupun tidak deklarasi, namun aroma dukungan itu jelas di sela-sela acara berbalut Dharma Santhi Nyepi Tahun Saka 1941 di Sekretariat Forbara (Forum Bali Mandara) di Jalan Gatot Soebroto Timur, Desa Kesiman Kerthalangu Denpasar Timur, Minggu (17/3) siang.
Ribuan masyarakat se Kecamatan Mengwi Badung menggelar deklarasi dukungan buat Gde Agung, mantan Bupati Badung 2005-2010 dan 2010-2015. Hadir juga tokoh muslim dari Nahdatul Ulama (NU) Haji Agus Bambang Priyono atau yang akrab disapa Haji Bambang. Tokoh yang namanya makin dikenal sejak kasus Bom Bali 2002 (membantu evakuasi korban saat itu), memberikan testimoni bagaimana sosok Gde Agung sebagai tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama Badung berkomunikasi dengan tokoh umat sehingga tidak terjadi gesekan di masyarakat.
Haji Bambang juga mengatakan masyarakat Badung tidak salah pilih ketika mempercayakan kepemimpinan Badung dua periode kepada panglingsir Puri Mengwi ini. Selain Haji Bambang, Ketua Forum Pekaseh Se Kabupaten Badung, I Made Suka juga hadir dan menyampaikan dukungan dalam deklarasi tersebut. Made Suka membeber sosok Gde Agung ketika memimpin Badung selama 2 periode. Selain itu dukungan juga disampaikan Forum Bendesa Mangu Kertha Mandala Kecamatan Mengwi, Badung, Made Widiada yang membeber ketokohan Gde Agung memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Apa yang disampaikan Pak Haji Bambang dan Ketua Forum Pekaseh itulah faktanya, beliau (Gde Agung) telah terbukti komitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat,” ujar Widiada seraya menyebutkan hasil survei posisi Gde Agung ada di posisi aman.
Gde Agung secara terpisah menyebutkan deklarasi dukungan dilakukan spontan oleh tokoh masyarakat dan tokoh umat. Gde Agung menyebutkan komitmennya untuk mewujudkan kepentingan masyarakat Bali melalui perjuangan di Senayan. Salah satu prioritasnya adalah mewujudkan UU Provinsi Bali yang tengah disusun konsepnya. “RUU Provinsi Bali ini penting untuk dikawal, supaya tidak bertentangan dengan otonomi daerah, serta terkait dengan UU Perpajakan, UU Tata Ruang dan lainnya,” ujar Gde Agung.
Gde Agung mengatakan siapapun yang menjadi anggota DPD nanti harus memikirkan pengawalan UU Provinsi Bali ini. Karena ini kepentingan Bali. Menurutnya pengalaman 10 tahun di pemerintahan dalam menjalankan konstitusi perundang-undangan baik itu pusat dan didaerah kelemahannya ketika dihadapkan masalah regulasi. “Selama kita masih dengan UU lama bergabung dengan NTB dan NTT maka kita sulit dalam melakukan sesuatu perjuangan, karena UU yang lama tidak sesuai dengan karakter daerah dan potensi yang kita miliki,” tegas Gde Agung.
Sementara kandidat yang juga diunggulkan, Komjen Pol (Pur) Made Mangku Pastika yang juga Gubernur Bali dua periode di STC mengatakan optimis bisa lolos ke DPD RI. Pastika mengatakan masyarakat Bali yakin akan mengarahkan pilihan kepada kandidat Calon DPD RI yang punya kualitas, kapasitas dari sisi sumber daya manusia. “Di luar Bali itu calon DPD RI-nya hebat-hebat dan punya kualitas. Jadi Bali juga harus begitu, masyarakat harus memilih yang punya kemampuan. Ini menyangkut perjuangan di tingkat nasional,” beber mantan Kapolda Bali ini.
Pastika mengatakan optimis bisa lolos ke Senayan. “Sekarang tergantung masyarakat. Saya sih optimis saja. Kalau masyarakat ingin daerahnya maju ya pilih yang berkualitas. Prof Dr Jimly Asshiddiqie mantan Ketua MK itu maju DPD RI itu. Tokoh-tokoh besar banyak lagi yang lainnya maju ke Senayan. Jangan lah asal-asalan pilih,” ujar Pastika. Soal simakrama dan sosialisasi yang dilakukan Pastika seperti silent, menurut dia pengadian 10 tahun sebagau Gubernur Bali diharapkan masyarakat bisa merasakan kualitasnya mewakili Bali.
“Ya saya memang selama ini belum gencar sosialisasi dan turun ke bawah. Ya kan sudah 10 tahun sosialisasi dengan Program Bali Mandara. Masak mau terus-terusan sosialisasi. Sekarang tergantung wartawan saja. Apakah mau sosialisasikan apa tidak. Kan terserah kalian (wartawan),” kelakar alumni Akpol 1974 ini. *nat
Walaupun tidak deklarasi, namun aroma dukungan itu jelas di sela-sela acara berbalut Dharma Santhi Nyepi Tahun Saka 1941 di Sekretariat Forbara (Forum Bali Mandara) di Jalan Gatot Soebroto Timur, Desa Kesiman Kerthalangu Denpasar Timur, Minggu (17/3) siang.
Ribuan masyarakat se Kecamatan Mengwi Badung menggelar deklarasi dukungan buat Gde Agung, mantan Bupati Badung 2005-2010 dan 2010-2015. Hadir juga tokoh muslim dari Nahdatul Ulama (NU) Haji Agus Bambang Priyono atau yang akrab disapa Haji Bambang. Tokoh yang namanya makin dikenal sejak kasus Bom Bali 2002 (membantu evakuasi korban saat itu), memberikan testimoni bagaimana sosok Gde Agung sebagai tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama Badung berkomunikasi dengan tokoh umat sehingga tidak terjadi gesekan di masyarakat.
Haji Bambang juga mengatakan masyarakat Badung tidak salah pilih ketika mempercayakan kepemimpinan Badung dua periode kepada panglingsir Puri Mengwi ini. Selain Haji Bambang, Ketua Forum Pekaseh Se Kabupaten Badung, I Made Suka juga hadir dan menyampaikan dukungan dalam deklarasi tersebut. Made Suka membeber sosok Gde Agung ketika memimpin Badung selama 2 periode. Selain itu dukungan juga disampaikan Forum Bendesa Mangu Kertha Mandala Kecamatan Mengwi, Badung, Made Widiada yang membeber ketokohan Gde Agung memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Apa yang disampaikan Pak Haji Bambang dan Ketua Forum Pekaseh itulah faktanya, beliau (Gde Agung) telah terbukti komitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat,” ujar Widiada seraya menyebutkan hasil survei posisi Gde Agung ada di posisi aman.
Gde Agung secara terpisah menyebutkan deklarasi dukungan dilakukan spontan oleh tokoh masyarakat dan tokoh umat. Gde Agung menyebutkan komitmennya untuk mewujudkan kepentingan masyarakat Bali melalui perjuangan di Senayan. Salah satu prioritasnya adalah mewujudkan UU Provinsi Bali yang tengah disusun konsepnya. “RUU Provinsi Bali ini penting untuk dikawal, supaya tidak bertentangan dengan otonomi daerah, serta terkait dengan UU Perpajakan, UU Tata Ruang dan lainnya,” ujar Gde Agung.
Gde Agung mengatakan siapapun yang menjadi anggota DPD nanti harus memikirkan pengawalan UU Provinsi Bali ini. Karena ini kepentingan Bali. Menurutnya pengalaman 10 tahun di pemerintahan dalam menjalankan konstitusi perundang-undangan baik itu pusat dan didaerah kelemahannya ketika dihadapkan masalah regulasi. “Selama kita masih dengan UU lama bergabung dengan NTB dan NTT maka kita sulit dalam melakukan sesuatu perjuangan, karena UU yang lama tidak sesuai dengan karakter daerah dan potensi yang kita miliki,” tegas Gde Agung.
Sementara kandidat yang juga diunggulkan, Komjen Pol (Pur) Made Mangku Pastika yang juga Gubernur Bali dua periode di STC mengatakan optimis bisa lolos ke DPD RI. Pastika mengatakan masyarakat Bali yakin akan mengarahkan pilihan kepada kandidat Calon DPD RI yang punya kualitas, kapasitas dari sisi sumber daya manusia. “Di luar Bali itu calon DPD RI-nya hebat-hebat dan punya kualitas. Jadi Bali juga harus begitu, masyarakat harus memilih yang punya kemampuan. Ini menyangkut perjuangan di tingkat nasional,” beber mantan Kapolda Bali ini.
Pastika mengatakan optimis bisa lolos ke Senayan. “Sekarang tergantung masyarakat. Saya sih optimis saja. Kalau masyarakat ingin daerahnya maju ya pilih yang berkualitas. Prof Dr Jimly Asshiddiqie mantan Ketua MK itu maju DPD RI itu. Tokoh-tokoh besar banyak lagi yang lainnya maju ke Senayan. Jangan lah asal-asalan pilih,” ujar Pastika. Soal simakrama dan sosialisasi yang dilakukan Pastika seperti silent, menurut dia pengadian 10 tahun sebagau Gubernur Bali diharapkan masyarakat bisa merasakan kualitasnya mewakili Bali.
“Ya saya memang selama ini belum gencar sosialisasi dan turun ke bawah. Ya kan sudah 10 tahun sosialisasi dengan Program Bali Mandara. Masak mau terus-terusan sosialisasi. Sekarang tergantung wartawan saja. Apakah mau sosialisasikan apa tidak. Kan terserah kalian (wartawan),” kelakar alumni Akpol 1974 ini. *nat
Komentar