Hiasan Mural Akan Sambut Jokowi di Pasar Badung
Pasar Badung akan diresmikan (grand opening) pada Jumat (22/3) oleh Presiden RI, Joko Widodo.
DENPASAR, NusaBali
Untuk menyambut kedatangan Jokowi, dinding yang berada di kawasan Pasar Badung akan dihiasi Giant Mural yakni yakni mural berukuran besar.
Pembuatan mural tersebut saat ini sudah mulai dikerjakan dengan mengerahkan 45 seniman dari Sekolah Tinggi Desain (STD) Bali yang beranggotakan 25 mahasiswa dan 20 orang dosen. Mural tersebut dibuat pada dinding luar Pasar Badung. Jadi mural itu akan menghiasi pertokoan yang tidak bersentuhan langsung dengan bangunan yang baru. Hal itu dilakukan agar membuat serasi pertokoan sehingga tidak terlihat kontras dengan kemegahan gedung pasar.
Gambar-gambar dinding berukuran setinggi gedung tersebut merupakan serangkaian gambar yang mengandung pesan mengenai revitalisasi pasar tradisional yang merupakan salah satu upaya untuk menjaga kearifan tradisional. Mural tersebut akan menjadi semacam ucapan selamat datang bagi Presiden Jokowi yang dikenal sangat peduli terhadap pemajuan industri kreatif berbasis kearifan lokal.
Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif Denpasar, I Putu Yuliartha, saat dikonfirmasi, Selasa (19/3) menjelaskan selain untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi, pembuatan mural tersebut dibuat untuk menyampaikan pesan-pesan dari kearifan tradisional dengan gaya kekinian. Menurutnya, pesan-pesan tersebut mencakup ajakan kepada masyarakat agar bangga berbelanja dan berjualan di pasar tradisional. “Arahan Bapak Walikota, mural ini diupayakan menjadi salah satu daya tarik yang mengubah image pasar tradisional sebagai tempat yang kumuh menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan untuk dikunjungi,” jelas Yuliartha.
Sementara Koordinator Mural STD Bali, I Kadek Widia Wirawan, 20, mengaku diminta oleh Pemkot Denpasar untuk membuat mural untuk Pasar Badung. Sebab sebelumnya pihaknya juga sudah pernah membuat mural di Youth Park Lumintang.
Kata dia, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mengerjakan mural di lingkungan Pasar Badung ini. Sebab, waktu pengerjaan hanya dua hari sampai tanggal 21 Maret 2019. Yang menjadi tantangan dalam pengerjaan mural, kata Wirawan, yakni luas dinding dan struktur dinding yang kurang rata, sehingga, pihaknya harus berupaya mengeluarkan imajinasi untuk menutupi lubang tersebut agar terlihat bagus. “Semoga bisa ya, soalnya kami juga terkendala waktu harusnya dikerjakan tanggal 14 Maret 2019 tapi, baru bisa sekarang karena terkendala dana yang belum ada sponsornya," jelasnya. “Sekarang (kemarin) kami baru bisa buat, itupun pakai dana talangan dari dosen Rp 2,5 juta. Dan sekarang tangga stager untuk melukis di atas juga belum maksimal soalnya pijakan bambunya gak ada. Kami kerjakan seadanya dulu," imbuhnya. *mi
Untuk menyambut kedatangan Jokowi, dinding yang berada di kawasan Pasar Badung akan dihiasi Giant Mural yakni yakni mural berukuran besar.
Pembuatan mural tersebut saat ini sudah mulai dikerjakan dengan mengerahkan 45 seniman dari Sekolah Tinggi Desain (STD) Bali yang beranggotakan 25 mahasiswa dan 20 orang dosen. Mural tersebut dibuat pada dinding luar Pasar Badung. Jadi mural itu akan menghiasi pertokoan yang tidak bersentuhan langsung dengan bangunan yang baru. Hal itu dilakukan agar membuat serasi pertokoan sehingga tidak terlihat kontras dengan kemegahan gedung pasar.
Gambar-gambar dinding berukuran setinggi gedung tersebut merupakan serangkaian gambar yang mengandung pesan mengenai revitalisasi pasar tradisional yang merupakan salah satu upaya untuk menjaga kearifan tradisional. Mural tersebut akan menjadi semacam ucapan selamat datang bagi Presiden Jokowi yang dikenal sangat peduli terhadap pemajuan industri kreatif berbasis kearifan lokal.
Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif Denpasar, I Putu Yuliartha, saat dikonfirmasi, Selasa (19/3) menjelaskan selain untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi, pembuatan mural tersebut dibuat untuk menyampaikan pesan-pesan dari kearifan tradisional dengan gaya kekinian. Menurutnya, pesan-pesan tersebut mencakup ajakan kepada masyarakat agar bangga berbelanja dan berjualan di pasar tradisional. “Arahan Bapak Walikota, mural ini diupayakan menjadi salah satu daya tarik yang mengubah image pasar tradisional sebagai tempat yang kumuh menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan untuk dikunjungi,” jelas Yuliartha.
Sementara Koordinator Mural STD Bali, I Kadek Widia Wirawan, 20, mengaku diminta oleh Pemkot Denpasar untuk membuat mural untuk Pasar Badung. Sebab sebelumnya pihaknya juga sudah pernah membuat mural di Youth Park Lumintang.
Kata dia, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mengerjakan mural di lingkungan Pasar Badung ini. Sebab, waktu pengerjaan hanya dua hari sampai tanggal 21 Maret 2019. Yang menjadi tantangan dalam pengerjaan mural, kata Wirawan, yakni luas dinding dan struktur dinding yang kurang rata, sehingga, pihaknya harus berupaya mengeluarkan imajinasi untuk menutupi lubang tersebut agar terlihat bagus. “Semoga bisa ya, soalnya kami juga terkendala waktu harusnya dikerjakan tanggal 14 Maret 2019 tapi, baru bisa sekarang karena terkendala dana yang belum ada sponsornya," jelasnya. “Sekarang (kemarin) kami baru bisa buat, itupun pakai dana talangan dari dosen Rp 2,5 juta. Dan sekarang tangga stager untuk melukis di atas juga belum maksimal soalnya pijakan bambunya gak ada. Kami kerjakan seadanya dulu," imbuhnya. *mi
1
Komentar