Syuting Drama Klasik Bulan Semara di Alas Kedaton
Sejumlah aktris peran kenamaan di Bali syuting drama klasik ‘Bulan Semara’ di Desa Kukuh, Marga, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Pengambilan gambar dilakukan di dua tempat yakni Puri Kukuh dan Daya Tarik Wisata Alas Kedaton. Syuting drama klasik ‘Bulan Semara’ direncanakan berlangsung selama empat hari. Mereka yang ikut syuting di antaranya Gung Ocha Dianti yang juga presenter Dedalu dan Yuni Barata, pemeran balian di Film ‘Leak Penangkeb’.
Sutradara I Wayan Sukandia mengatakan, Bulan Semara merupakan naskah drama karya Ida Bagus Anom Ranuara. Naskah ini dimainkan oleh Sanggar Teater Mini Bali pimpinan Ida Bagus Purwa. Sukandia menceritakan Desa Kukuh punya keunikan dan tempatnya bagus untuk syuting. Syuting di Alas Kedaton dengan cerita raksasa menculik Bulan Kuning yang diperankan Agung Ocha Dianti. Raksasa itu adalah jelmaan bidadara yang dikutuk oleh Mahadewa. Setelah bertemu Bulan Kuning, raksasa itu kemudian berubah wujud menjadi pemuda rupawan. Keduanya akhirnya membina rumah tangga dan hidup bahagia.
Sementara di Puri Kukuh, pengambilan gambar untuk cerita kehidupan di desa yakni rumah kelian adat dan keluarga pan Buda dan Men Buda yang memungut Bulan Kuning. Puri Kukuh dengan bangunan lama sangat kuat untuk penggambaran suasana desa. “Drama klasik ini untuk pelestarian budaya,” ungkap Sukandia. Produser Anak Agung Istri Suryani mengatakan, TVRI Bali menggarap cerira rakyat dan cerita legenda untuk pelestarian seni budaya. Misi lainnya memberikan tontonan yang sarat tuntunan. Ia mengaku terkesan syuting di Alas Kedaton dan Puri Kukuh.
Bagi Gung Ocha yang memerankan Bulan Kuning mengaku tidak asing dengan Desa Kukuh. Sebab sewaktu kecil kerap diajak rekreasi oleh orangtuanya ke Alas Kedaton. “Banyak yang berubah, namun keindahannya tetap terjaga,” ungkapnya. Gung Ocha tiba paling awal di Alas Kedaton dibandingkan pemeran lainnya. Ia pun kaget karena pada pagi hari melihat ibu-ibu menyapu di Alas Kedaton. Kebersihan di Alas Kedaton benar-benar terjaga. “Seperti pulang kampung rasanya bisa syuting di Alas Kedaton. Keindahannya masih dijaga seperti dulu. Tetap berinovasi,” pintanya.
Terpisah, Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto menyambut baik berbagai pihak yang syuting di Desa Kukuh. Diakui, sawah Uma Nalun sering dijadikan tempat syuting untuk produk iklan. Demikian pula Puri Kukuh sering dijadikan tempat syuting film, terbaru syuting film Korea. Sugianto berharap para pembuat film dan film tetap memilih Desa Kukuh untuk lokasi syuting karena membantu mengenalkan potensi desa lebih luas lagi. *k21
Sutradara I Wayan Sukandia mengatakan, Bulan Semara merupakan naskah drama karya Ida Bagus Anom Ranuara. Naskah ini dimainkan oleh Sanggar Teater Mini Bali pimpinan Ida Bagus Purwa. Sukandia menceritakan Desa Kukuh punya keunikan dan tempatnya bagus untuk syuting. Syuting di Alas Kedaton dengan cerita raksasa menculik Bulan Kuning yang diperankan Agung Ocha Dianti. Raksasa itu adalah jelmaan bidadara yang dikutuk oleh Mahadewa. Setelah bertemu Bulan Kuning, raksasa itu kemudian berubah wujud menjadi pemuda rupawan. Keduanya akhirnya membina rumah tangga dan hidup bahagia.
Sementara di Puri Kukuh, pengambilan gambar untuk cerita kehidupan di desa yakni rumah kelian adat dan keluarga pan Buda dan Men Buda yang memungut Bulan Kuning. Puri Kukuh dengan bangunan lama sangat kuat untuk penggambaran suasana desa. “Drama klasik ini untuk pelestarian budaya,” ungkap Sukandia. Produser Anak Agung Istri Suryani mengatakan, TVRI Bali menggarap cerira rakyat dan cerita legenda untuk pelestarian seni budaya. Misi lainnya memberikan tontonan yang sarat tuntunan. Ia mengaku terkesan syuting di Alas Kedaton dan Puri Kukuh.
Bagi Gung Ocha yang memerankan Bulan Kuning mengaku tidak asing dengan Desa Kukuh. Sebab sewaktu kecil kerap diajak rekreasi oleh orangtuanya ke Alas Kedaton. “Banyak yang berubah, namun keindahannya tetap terjaga,” ungkapnya. Gung Ocha tiba paling awal di Alas Kedaton dibandingkan pemeran lainnya. Ia pun kaget karena pada pagi hari melihat ibu-ibu menyapu di Alas Kedaton. Kebersihan di Alas Kedaton benar-benar terjaga. “Seperti pulang kampung rasanya bisa syuting di Alas Kedaton. Keindahannya masih dijaga seperti dulu. Tetap berinovasi,” pintanya.
Terpisah, Perbekel Desa Kukuh I Made Sugianto menyambut baik berbagai pihak yang syuting di Desa Kukuh. Diakui, sawah Uma Nalun sering dijadikan tempat syuting untuk produk iklan. Demikian pula Puri Kukuh sering dijadikan tempat syuting film, terbaru syuting film Korea. Sugianto berharap para pembuat film dan film tetap memilih Desa Kukuh untuk lokasi syuting karena membantu mengenalkan potensi desa lebih luas lagi. *k21
1
Komentar