BNN Bali Gelar Rapat Sinergitas Advokasi
Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali menggelar rapat sinergitas advokasi pembangunan berwawasan anti narkoba di Kantor BNN Provinsi Bali, Jalan Kamboja, Denpasar, Selasa (19/3).
DENPASAR, NusaBali
Rapat ini untuk menyamakan persepsi antara instansi dan swasta termasuk Harian Umum NusaBali dalam memberikan sosialisasi di luar komunitas.
Kepala BNN Kepala BNN Provinsi Bali Brigjenpol Drs I Putu Gede Suastawa SH, mengatakan, pihaknya mengumpulkan beberapa instansi dan swasta untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
Brigjenpol Suastawa mengatakan, pihaknya melibatkan 9 instansi dengan 15 orang peserta. Ada beberapa instansi yang sengaja diundang seperti Camat Penebel, Tabanan, dan Camat Bebandem, Karangasem karena wilayah tersebut selama ini menjadi sasaran yang lumayan banyak penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Hingga kini pihaknya masih mewarning wilayah tersebut, sehingga perlu adanya sinergitas instansi dalam melakukan sosialisasi, tes urine, maupun pembentukan kader anti narkoba. "Kami rapat hari ini untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 6 Tahun 2018. Jadi itu harus segera kami laksanakan. Sebab, data kami di Bali cukup banyak warga kita yang menjadi pecandu terutama pelajar," ungkapnya.
Dipaparkannya, kondisi saat ini di Bali dari survey prevalensi penyalahgunaan narkoba di Provinsi Bali tahun 2018 dari 31.178 pekerja dan 5.318 pelajar ada 0,75 persen pekerja yang dalam kategori coba pakai atau setara dengan 18.083 orang. 0,5 persen teratur pakai atau 13.095 orang, dan pecandu kebanyakan dari kalangan pelajar yakni 0,02 persen atau sebanyak 355 orang.
Hal itu membuat pihaknya harus segera melaksanakan Inpres tersebut untuk menekan angka pemakai dan pengedar di Bali. "Kami bekerjasama dengan instansi non komunitas untuk ikut bekerjasama penerapan Inpres ini. Bahkan kami juga sudah siapkan untuk desa adat agar membuat pararem. Sampai saat ini sudah ada 40 persen yang siap dengan Pararem Anti Narkoba di setiap kabupaten/kota. Di Buleleng kemarin saya dengar sudah siap 25 pararem, dan kabupaten lainnya masing-masing ada 5 dan ada 6. Tapi di Gianyar katanya sudah ada 20 pararem yang siap," ungkapnya. *mi
Kepala BNN Kepala BNN Provinsi Bali Brigjenpol Drs I Putu Gede Suastawa SH, mengatakan, pihaknya mengumpulkan beberapa instansi dan swasta untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
Brigjenpol Suastawa mengatakan, pihaknya melibatkan 9 instansi dengan 15 orang peserta. Ada beberapa instansi yang sengaja diundang seperti Camat Penebel, Tabanan, dan Camat Bebandem, Karangasem karena wilayah tersebut selama ini menjadi sasaran yang lumayan banyak penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Hingga kini pihaknya masih mewarning wilayah tersebut, sehingga perlu adanya sinergitas instansi dalam melakukan sosialisasi, tes urine, maupun pembentukan kader anti narkoba. "Kami rapat hari ini untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 6 Tahun 2018. Jadi itu harus segera kami laksanakan. Sebab, data kami di Bali cukup banyak warga kita yang menjadi pecandu terutama pelajar," ungkapnya.
Dipaparkannya, kondisi saat ini di Bali dari survey prevalensi penyalahgunaan narkoba di Provinsi Bali tahun 2018 dari 31.178 pekerja dan 5.318 pelajar ada 0,75 persen pekerja yang dalam kategori coba pakai atau setara dengan 18.083 orang. 0,5 persen teratur pakai atau 13.095 orang, dan pecandu kebanyakan dari kalangan pelajar yakni 0,02 persen atau sebanyak 355 orang.
Hal itu membuat pihaknya harus segera melaksanakan Inpres tersebut untuk menekan angka pemakai dan pengedar di Bali. "Kami bekerjasama dengan instansi non komunitas untuk ikut bekerjasama penerapan Inpres ini. Bahkan kami juga sudah siapkan untuk desa adat agar membuat pararem. Sampai saat ini sudah ada 40 persen yang siap dengan Pararem Anti Narkoba di setiap kabupaten/kota. Di Buleleng kemarin saya dengar sudah siap 25 pararem, dan kabupaten lainnya masing-masing ada 5 dan ada 6. Tapi di Gianyar katanya sudah ada 20 pararem yang siap," ungkapnya. *mi
Komentar