Mapepada Panca Walikrama di Penataran Agung Besakih
Mapepada wewalungan Karya Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Anggara Pon Menail, Selasa (19/3) dipuput Ida Pedanda Gede Rai Pidada dari Geria Pidada, Lingkungan Sengguan, Kelurahan/Kecamatan Klungkung.
AMLAPURA, NusaBali
Mapepada menggunakan kurban empat kebo (kerbau) yos brana, kebo bang, kebo anggrek wulan, dan kebo hitam. Kurban lainnya seekor godel, dua kambing, ayam, bebek, angsa, dan lainnya. Seluruh kurban dihias kain putih kuning, diperciki tirtha, dan dipasang karawista. Seluruh kurban diikutkan dalam upacara mapurwa daksina, keliling tiga kali di mandala Pura Penataran Agung, sekaligus menyucikan seluruh kurban sebelum disembelih untuk pelengkap banten caru dan banten keperluan Dewa Yadnya. Usai mapurwadaksina, kurban disupat satu persatu menggunakan keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande yang dilakukan Jro Gede Sudarta.
Selama prosesi upacara disaksikan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Bendesa Pakraman Besakih yang juga Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh Jro Mangku Widiartha, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Panitia Seksi Sulinggih Jro Mangku Suyasa, Penasihat Karya I Gusti Mangku Jana, dan lainnya.
Jro Mangku Suyasa mengatakan, mapepada wewalungan bertujuan menyucikan seluruh kurban yang akan digunakan pelengkap upacara di puncak Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20/3) hari ini. “Wewalungan dihadirkan mulai dari isi laut, bintang berkaki dua, hingga berkaki empat,” jelasnya. Khusus untuk empat ekor kerbau nantinya digunakan tiga kerbau di ajeng linggih Padma Tiga, satu ekor di Bale Peselang, dan satu ekor dan sanggar tawang. “Kali ini menggunakan satu banten catur, karena merupakan rangkaian karya Ida Bhatara Turun Kabeh,” imbuhnya.
Setelah seluruh banten caru tuntas digelar, berlanjut melaksanakan upacara menben pada pukul 18.00 Wita. Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang mengatakan, berkaitan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh menggunakan satu banten catur di linggih sanggar tawang yakni banten catur niri. *k16
Mapepada menggunakan kurban empat kebo (kerbau) yos brana, kebo bang, kebo anggrek wulan, dan kebo hitam. Kurban lainnya seekor godel, dua kambing, ayam, bebek, angsa, dan lainnya. Seluruh kurban dihias kain putih kuning, diperciki tirtha, dan dipasang karawista. Seluruh kurban diikutkan dalam upacara mapurwa daksina, keliling tiga kali di mandala Pura Penataran Agung, sekaligus menyucikan seluruh kurban sebelum disembelih untuk pelengkap banten caru dan banten keperluan Dewa Yadnya. Usai mapurwadaksina, kurban disupat satu persatu menggunakan keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande yang dilakukan Jro Gede Sudarta.
Selama prosesi upacara disaksikan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Bendesa Pakraman Besakih yang juga Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh Jro Mangku Widiartha, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Panitia Seksi Sulinggih Jro Mangku Suyasa, Penasihat Karya I Gusti Mangku Jana, dan lainnya.
Jro Mangku Suyasa mengatakan, mapepada wewalungan bertujuan menyucikan seluruh kurban yang akan digunakan pelengkap upacara di puncak Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh, Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, Rabu (20/3) hari ini. “Wewalungan dihadirkan mulai dari isi laut, bintang berkaki dua, hingga berkaki empat,” jelasnya. Khusus untuk empat ekor kerbau nantinya digunakan tiga kerbau di ajeng linggih Padma Tiga, satu ekor di Bale Peselang, dan satu ekor dan sanggar tawang. “Kali ini menggunakan satu banten catur, karena merupakan rangkaian karya Ida Bhatara Turun Kabeh,” imbuhnya.
Setelah seluruh banten caru tuntas digelar, berlanjut melaksanakan upacara menben pada pukul 18.00 Wita. Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang mengatakan, berkaitan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh menggunakan satu banten catur di linggih sanggar tawang yakni banten catur niri. *k16
1
Komentar