Kamar Jenazah BRSUD Tabanan Masih Overload
Pasca Imbauan PHDI Agar Jenazah Tak Dititip di RS
TABANAN, NusaBali
Meskipun ada imbauan dari PHDI bahwa masyarakat diminta segera mengambil jenazah, nyatanya kamar jenazah di BRSUD Tabanan masih overload. Dari kuota maksimal 20 jenazah saat ini ada 23 jenazah yang masih dititip oleh masyarakat. Kasubbid Rawat Darurat dan Tindakan Medis BRSUD Tabanan, dr Anak Agung Ngurah Putra Wiradana mengatakan meski overload, namun pihaknya masih bisa menangani penitipan jenazah. Karena jenazah yang dititip tidak sampai diletakkan di luar ruangan.
"Kami masih bisa menampung tidak sampai ke luar ruangan," katanya, Rabu (19/3). Dikatakan, dari 23 jenazah tersebut, 12 jenazah disimpan di freezer, 11 jenazah diletakkan di luar freezer di mana tiga diantaranya disimpan dalam peti dan sembilan di atas brankas. Dua jenazah dititip hanya beberapa hari sementara sisanya dititip hingga karya Panca Wali Krama di Pura Besakih usai. "Paling lama ada dititip sudah selama sebulan," terang dr Wiradana.
Untuk saat ini BRSUD Tabanan memiliki enam freezer yang idealnya diisi satu jenazah per freezer. Namun karena kondisi, satu freezer masih bisa diisi maksimal dua jenazah per freezer. Sementara untuk di luar freezer diawetkan dengan menggunakan formalin.
Sementara itu, salah satu warga, I Made Suardana menitip jenazah karena, Rabu (19/3) bertepatan dengan rahina Purnama ada upacara di desanya. Akan tetapi jenazah yang tiada lain adalah ibu kandungnya, Ni Ketut Sipi seorang pemangku akan diambil pada, Minggu (22/3) nanti dan segera akan dilakukan upacara makinsan ring Geni tidak sampai menunggu Karya Panca Wali Krama di Besakih selesai.
"Saya titip jenazah karena sekarang (kemarin) ada upacara, di samping kondisi jenazah ibu saya ada luka sehingga lebih baik dititip sementara waktu," jelas Suardana.
Namun Suardana tetap saja mengikuti imbaun PHDI terkait proses upacara makinsan ring Geni pada Minggu lusa itu dilakukan pukul 18.00 Wita. "Tata caranya tetap saya mematuhi aturan PHDI tetapi untuk penitipan jenazah tidak sampai menunggu karya di Besakih selesai," imbuh Suardana warga dari Banjar Antap Delod Sema, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan ini.
Hal senada juga disampaikan oleh I Made Wirana. Menurutnya, ia menitipkan jenazah saudaranya karena di banjarnya ada upacara agama. Dan jenazah saudaranya itu akan diambil pada, Sabtu (21/3) lusa.
"Kami akan lakukan upacara makingsan ring Geni Sabtu nanti, jenazah hanya kami titip sementara tidak sampai menunggu karya di Besakih selesai," kata Wirana warga dari Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan ini. Seperti diberitakan sebenarnya jenazah yang meninggal saat upacara Panca Wali Krama bisa dikuburkan seperti biasa (makingsang ring pertiwi) atau makingsang ring geni. *de
"Kami masih bisa menampung tidak sampai ke luar ruangan," katanya, Rabu (19/3). Dikatakan, dari 23 jenazah tersebut, 12 jenazah disimpan di freezer, 11 jenazah diletakkan di luar freezer di mana tiga diantaranya disimpan dalam peti dan sembilan di atas brankas. Dua jenazah dititip hanya beberapa hari sementara sisanya dititip hingga karya Panca Wali Krama di Pura Besakih usai. "Paling lama ada dititip sudah selama sebulan," terang dr Wiradana.
Untuk saat ini BRSUD Tabanan memiliki enam freezer yang idealnya diisi satu jenazah per freezer. Namun karena kondisi, satu freezer masih bisa diisi maksimal dua jenazah per freezer. Sementara untuk di luar freezer diawetkan dengan menggunakan formalin.
Sementara itu, salah satu warga, I Made Suardana menitip jenazah karena, Rabu (19/3) bertepatan dengan rahina Purnama ada upacara di desanya. Akan tetapi jenazah yang tiada lain adalah ibu kandungnya, Ni Ketut Sipi seorang pemangku akan diambil pada, Minggu (22/3) nanti dan segera akan dilakukan upacara makinsan ring Geni tidak sampai menunggu Karya Panca Wali Krama di Besakih selesai.
"Saya titip jenazah karena sekarang (kemarin) ada upacara, di samping kondisi jenazah ibu saya ada luka sehingga lebih baik dititip sementara waktu," jelas Suardana.
Namun Suardana tetap saja mengikuti imbaun PHDI terkait proses upacara makinsan ring Geni pada Minggu lusa itu dilakukan pukul 18.00 Wita. "Tata caranya tetap saya mematuhi aturan PHDI tetapi untuk penitipan jenazah tidak sampai menunggu karya di Besakih selesai," imbuh Suardana warga dari Banjar Antap Delod Sema, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan ini.
Hal senada juga disampaikan oleh I Made Wirana. Menurutnya, ia menitipkan jenazah saudaranya karena di banjarnya ada upacara agama. Dan jenazah saudaranya itu akan diambil pada, Sabtu (21/3) lusa.
"Kami akan lakukan upacara makingsan ring Geni Sabtu nanti, jenazah hanya kami titip sementara tidak sampai menunggu karya di Besakih selesai," kata Wirana warga dari Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan ini. Seperti diberitakan sebenarnya jenazah yang meninggal saat upacara Panca Wali Krama bisa dikuburkan seperti biasa (makingsang ring pertiwi) atau makingsang ring geni. *de
Komentar