Setelah 31 Tahun, Karya Agung di Pura Cempaga Digelar
Berselang dalam kurun waktu 31 tahun, akhirnya Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Pedudusan Agung di Pura Dang Kahyangan Cempaga, Desa Pakraman Cempaga, Bangli kembali digelar.
Dipuput Oleh 5 Sulinggih
BANGLI, NusaBali
Karya Agung yang puncaknya jatuh pada Rabu (28/10) lalu, dengan dewasa ayu Buda Kliwon, Wuku Ugu itu dipuput oleh 5 orang Pedanda.
Adapun kelima Pedanda tersebut, diantaranya Ida Pedanda Made Rai (Gria Losan), Ida Pedanda Gede Manuaba Taung, Ida Pedanda Buda (Gria Nongan). Ida Pedanda Nyoman Dangin Ida Bagus Parwata dan Ida Pedanda Buda, (Gria Wanasari).
“Kami berharap dengan digelarnya Karya ini, bisa memberikan kesejahteraan dan keselamatan bagi alam semesta beserta isinya,” harap Kelian Adat I Dewa Nyoman Oka Astawa, saat ditemui Jumat (30/10).
Kata dia, dudonan Karya pada Jumat, Rahina Sukra Paing, Wuku Ugu ini, digelar Upcara Ngayarin dengan diiri prosesi Ngeed (Mepeed) yang dilakukan dari Banjar Adat Pande, Kelurahan Cempaga. Dimana ritual yang dilakukan setidaknya oleh 250 wanita tersebut, menempuh rute sejauh sekitar 1 kilomter untuk tiba di Pura Cempaga.
”Ritual Ngeed ini, dilakukan secara bergiliran dari 5 banjar di kelurahan cempaga, diantaranya Banjar Pakuwon, Puri Bukit, Gunaksa, Pande, Brahmana Pande dan Banjar Nyalian dari Kelurahan Kawan,” katanya.
Pura yang diempon sebanyak 99 Kepala Keluraga (KK) dari Desa Pakraman Cempaga tersebut, sejatinya dudonan Karya Agung ini, sudah dimulai sejak 1 Juli, tepatnya pada rahina Buda Umanis, Wuku Julungwani, dengan menggelar upacara Mapiuning Karya, yang dipuput oleh Ida Pedanda Made Rai. Sementara penyinepan Karya bakal dilakukan 8 November nanti, tepatnya pada Radite Umanis, Wuku Kelawu, dipuput oleh Ida Pedanda Made Rai dan Ida Pedanda Buda Gria Nongan.
“Selama berlangsungnya Karya ini, memang diisi oleh berbagai ilen-ilen karya, seperti tari-tarian, seka tabuh dan sebagainya,” ujarnya, seraya mengatakan Karya ini digelar berselang 31 tahun sekali.
1
Komentar