Mantan Perbekel dan Sekretaris LPD Duda Madwijati
Mantan Sekretaris LPD Desa Pakraman Duda, Kecamatan Selat, Ida Bagus Gede Suyasa, 54, dan istri Ida Ayu Putu Sugianti, 52, madwijati untuk menjadi sulinggih di Pura Merajan, Geria Taman Sari Manuaba, Banjar Bencingah, Desa Duda, Kecamatan Selat, Buda Wage Menail, Rabu (20/3).
AMLAPURA, NusaBali
Dwijati dipuput guru nabe Ida Pedanda Gede Wayan Taman dari Gria Anyar, Banjar Bambang Biaung, Desa Duda dan Ida Pedanda Gede Ketut Buruan dari Geria Carik, Banjar Apityeh, Desa/Kecamatan Manggis.
Setelah didwijati, Ida Bagus Gede Suyasa berganti nama menjadi Ida Pedanda Gede Suyasa. Sedangkan istrinya yang mantan Perbekel Duda, Ida Ayu Putu Sugianti berganti nama menjadi Ida Pedanda Istri Jelantik. Upacara dwijati berlangsung dari pukul 04.00 Wita hingga 06.00 Wita juga disaksikan guru watra Ida Pedanda Istri Ngurah dari Gria Pekarangan, Banjar/Desa Duda, dan guru saksi Ida Pedanda Istri Rai Taman dari Gria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda. Upacara dwijati dilangsungkan di tengah cuaca gerimis.
Pangrajeg Karya, Ida Bagus Ngurah dari Geria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, dalam dharma wacananya menyebutkan, tugas sulinggih di antaranya ngeloka palasraya (muput upacara), penadahan upadesa (memberikan pencerahan kepada umat), dan nyurya sewana (menyucikan diri setiap pagi). Sesuai Lontar Sarasamuscaya, sulinggih diberi predikat satya wadi yakni selalu menyuarakan kebenaran, satya apta yakni patut dihormati dan diteladani, sang patirthan sebagai tempat mendapatkan penyucian.
Dalam Lontar Ekapratama disebutkan sulinggih sebagai katrini katon atau wakil Tuhan. Sedangkan dalam kitab Taiteria Upanisad disebutkan sebagai acharya dewa bhawa atau perwujudan dewa. “Tugas sulinggih kelihatan sederhana, tetapi sangat berat. Selain muput upacara juga sedapat mungkin menyempatkan diri memberikan pencerahan terkait yadnya yang tengah dilaksanakan,” jelas Ida Bagus Ngurah. Diingatkan pula, tahapan selanjutnya seorang sulinggih bisa menjadi guru nabe apabila telah ngelinggang Weda, melaksanakan lokapalasraya dan tidak kasepungan (masalah). Ratusan krama sajebag Desa Pakraman Duda menyaksikan prosesi upacara dwijati di Geria Taman Sari Manuaba. *k16
Setelah didwijati, Ida Bagus Gede Suyasa berganti nama menjadi Ida Pedanda Gede Suyasa. Sedangkan istrinya yang mantan Perbekel Duda, Ida Ayu Putu Sugianti berganti nama menjadi Ida Pedanda Istri Jelantik. Upacara dwijati berlangsung dari pukul 04.00 Wita hingga 06.00 Wita juga disaksikan guru watra Ida Pedanda Istri Ngurah dari Gria Pekarangan, Banjar/Desa Duda, dan guru saksi Ida Pedanda Istri Rai Taman dari Gria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda. Upacara dwijati dilangsungkan di tengah cuaca gerimis.
Pangrajeg Karya, Ida Bagus Ngurah dari Geria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, dalam dharma wacananya menyebutkan, tugas sulinggih di antaranya ngeloka palasraya (muput upacara), penadahan upadesa (memberikan pencerahan kepada umat), dan nyurya sewana (menyucikan diri setiap pagi). Sesuai Lontar Sarasamuscaya, sulinggih diberi predikat satya wadi yakni selalu menyuarakan kebenaran, satya apta yakni patut dihormati dan diteladani, sang patirthan sebagai tempat mendapatkan penyucian.
Dalam Lontar Ekapratama disebutkan sulinggih sebagai katrini katon atau wakil Tuhan. Sedangkan dalam kitab Taiteria Upanisad disebutkan sebagai acharya dewa bhawa atau perwujudan dewa. “Tugas sulinggih kelihatan sederhana, tetapi sangat berat. Selain muput upacara juga sedapat mungkin menyempatkan diri memberikan pencerahan terkait yadnya yang tengah dilaksanakan,” jelas Ida Bagus Ngurah. Diingatkan pula, tahapan selanjutnya seorang sulinggih bisa menjadi guru nabe apabila telah ngelinggang Weda, melaksanakan lokapalasraya dan tidak kasepungan (masalah). Ratusan krama sajebag Desa Pakraman Duda menyaksikan prosesi upacara dwijati di Geria Taman Sari Manuaba. *k16
1
Komentar